~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#614 Efek Jera


Dio, seorang remaja berumur 19 tahun. Sehari-hari dia menyambung hidup dengan menjual DVD bajakan di dekat kampus ternama di Jakarta. Dio tamatan SMA, dan memilih meninggalkan rumah setelah ayahnya ditangkap karena kasus korupsi. Kini, Dio berhadapan dengan salah seorang pria dari masa lalunya yang mengajaknya beralih profesi.

Om Jon, demikian Dio memanggilnya. Dulu Om Jon adalah tetangga di depan rumah Dio yang mengajarinya membaca, mengaji dan sedikit bela diri. Namun kemudian Om Jon yang adalah seorang tentara ditugaskan ke luar negeri. Om Jon mengajak Dion untuk bergabung dalam bisnis start-up yang sedang dirintisnya. Om Jon membutuhkan pemuda untuk bertugas di lapangan, dan Om Jon yakin Dio bisa melaksanakan tugas itu. Setelah melalui pelatihan singkat di Cisarua, Dio diutus untuk tugas perdananya. 

Dio diminta ke Semarang untuk menyelidiki sebuah kasus yang melibatkan kematian seorang pilot muda dari Penida Airways bernama Angga Hudaya. Angga ditemukan tergantung di kamar kostnya. Menurut pemberitaan di media, Angga bunuh diri karena masalah pribadi. Tapi Om Jon dan rekannya, Pak Makarim tidak percaya itu. Ada kejanggalan dari kasus ini. Terutama setelah beberapa pilot yang pernah bekerja di Penida Airways mengungkapkan pelanggaran terkait hak-hak tenaga kerja di Penida Airways. Dio harus mengumpulkan informasi dan bukti-bukti yang berhubungan dengan pelanggaran tersebut. 

Efek Jera adalah novel ketiga Tsugaeda setelah Rencana Besar dan Sudut Mati. Ada rentang waktu yang cukup lama dari novel kedua hingga terbitnya novel ketiga ini. Selain itu, novel ketiga ini diterbitkan oleh penerbit yang berbeda dengan dua novel sebelumnya. Masih mendukung tema misteri dan investigasi, Efek Jera juga menghadirkan tokoh Makarim Ghanim, seorang ekonom yang tertarik memecahkan permasalahan ala detektif. Dio, tokoh utama dalam novel ini disebut sebagai asisten Makarim, meski yang menjadi tentor Dio sesungguhnya adalah Sarjono atau Om Jon. 

Penida Airways di dalam novel ini mengingatkan saya pada dua maskapai penerbangan di Indonesia. Penida Airways menerapkan konsep penerbangan bertarif rendah (Low Cost Carrier) yang menyebabkan Penida Airways banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Sayangnya, pelayanan dan manajemen Penida Airways sangat mengecewakan. Sering terlambat plus angka kecelakaan yang tinggi. Di kepala saya yang terbayang adalah maskapai berlogo singa itu. Tetapi persoalan ketenaga kerjaan di Penida Airways mengingatkan saya pada maskapai berlogo burung biru yang kasusnya sempat booming di twitter. Sayangnya, wabah Corona membuat kasus itu seperti terlupakan. 

Nuansa misteri pada novel Efek Jera ini tidak sekuat dua novel sebelumnya. Tapi investigasinya lumayan. Hanya saja saya sulit membayangkan Dio dengan segala kemampuan dan kalimat-kalimat yang dia ucapkan adalah seorang pemuda belasan tahun. Meski kasus yang harus diselidiki Dio ini masih dalam tahapan ujicoba buatnya, tapi hampir membuat nyawa Dio melayang. Sepertinya Om Jon memang menaruh harapan sangat besar untuk Dio.

Hal kedua yang cukup mengganggu adalah tentang kematian Angga. Pada bab 10, ketika Dio datang mengunjungi kos tempat tinggal Angga, disebutkan bahwa mayat Angga baru ditemukan setelah dua hari sejak kematiannya. Itupun karena aroma busuk yang membuat penjaga kos curiga. Namun dalam jurnal milik seorang wartawati yang meliput kematian Angga disebutkan bahwa sehari sebelum kematiannya, Angga masih sempat janjian dengan wartawati tersebut untuk bertemu di sebuah kafe. 

Terlepas dari itu, novel ini memberikan penyegaran pada novel misteri di Indonesia. Saya mengapresiasi riset yang dilakukan penulis sehingga bisa meramu permasalahan aktual yang terjadi di Indonesia menjadi novel yang menarik dan page turner.. Saya pasti menantikan aksi Makarim selanjutnya.

Efek Jera
Tsugaeda
344 halaman
One Peach Media
Maret, 2020






#613 Lethal White



Sebelum membaca buku Cormoran Strike #4 ada baiknya membaca buku sebelumnya khususnya buku #3 yang berjudul Career of Evil. Sejujurnya, kisah antara Strike dan Robin yang membuat saya penasaran membaca buku #4 ini.

Robin menikah dengan pacarnya, Matthew. Keputusan itu diambil Robin setelah dirinya dipecat oleh Strike. Yang belakangan Robin ketahui, Strike menghubunginya kembali namun pesan-pesan itu telah dihapus oleh Matthew. Robin sangat marah dan hampir saja meninggalkan pernikahannya. Namun bayangan pengorbanan biaya yang telah dikeluarkan oleh kedua orangtuanya membuatnya mengurungkan niat itu. Kepada Strike, Robin berjanji akan segera kembali ke kantor setelah urusan bulan madunya selesai.

Kasus yang dihadapi oleh Strike dan Robin kali ini diawali oleh kedatangan seorang pemuda gila ke kantor mereka yang meminta bantuan Strike untuk mencari pembunuh seorang anak. Billy, pemuda itu mengaku telah melihat seorang pemuda mencekik seorang anak di sebuah tempat kuda. Namun Billy menghilang seketika sebelum Strike mengorek keterangan lebih lanjut. Kemudian datanglah permintaan dari seorang Mentri Kebudayaan untuk mengusut pemerasan atas dirinya yang dilakukan oleh seorang Mentri lainnya. Ternyata kedua kasus ini berhubungan karena orang-orang yang terlibat di dalamnya saling beririsan.

Jujur saja, saya tidak begitu tertarik dengan kasus di dalam buku #4 ini. Ada banyak zona abu-abu yang baru mulai kelihatan kejelasannya setelah masuk ke bagian kedua buku ini. Yang mana sudah hampir setengah buku yang setebal 700an halaman ini. Itupun setelah orang yang mengajukan kasus kedua kepada Strike meninggal dalam keadaan mengenaskan. Kepiawaian Robert Galbraith menghubungkan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya (meskipun ada banyak sekali tokoh yang terlibat) membuat kasusnya mudah dicerna.

Saya justru tertarik dengan hubungan antara Strike dan Robin (yang sejak series ini diawali, relasi kedua tokoh utama ini membuat saya penasaran). Robin harus menjalani terapi karena serangan panik akibat kecelakaan di kasus terakhir yang membuat dirinya dipecat oleh Strike. Di samping itu dia berusaha meyakinkan dirinya untuk percaya bahwa pernikahannya dengan Matthew layak dipertahankan, hanya untuk mendapati suaminya belum bisa melupakan kekasihnya yang lama. Sementara itu Strike juga harus mengalami putus hubungan dengan kekasih sepuluh bulannya, sampai bertemu kembali dengan Charlotte, mantan tunangannya. Lantas bagaimana dengan hubungan antara Strike dan Robin sendiri? Di balik sikap profesionalisme antar partner yang harus mereka jaga, ada rasa yang terus terpendam. Dan membuat sebagian pembaca penasaran akan kelanjutannya di buku ke#5 yang akan terbit tidak lama lagi. 


Lethal White - Kuda Putih
Robert Galbraith
704 halaman
Gramedia Pustaka Utama
Juli, 2019



#612 Satu Hari Bersamamu


Dua hari yang lalu, tepatnya 20 Mei 2020 adalah tepat dua tahun sejak kepergian papaku. Saat membaca sinopsisnya saya langsung memutuskan harus membacanya sekarang, setelah menyimpan buku ini selama 7 tahun di rak buku.

Apa yang akan kau lakukan seandainya kau diberi satu hari lagi bersama orang yang kau sayangi, yang telah tiada?

Nggak, saya nggak seputus asa Charley, tokoh dalam novel ini, yang ingin menghabisi hidupnya setelah serangkaian kegagalan yang dihadapinya. Berpisah dengan istrinya, pekerjaan berantakan, dan tidak diundang saat pernikahan putri satu-satunya. Charley memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di kota tempatnya lahir. Saat dalam perjalanan ke kota itu, dia mengalami kecelakaan. Namun Charley masih bisa bangkit dan berjalan sampai ke rumahnya. Dan di sana dia bertemu dengan ibunya. Hal yang tidak mungkin, karena ibunya sudah meninggal beberapa tahun sebelumnya. Meski merasa tidak mungkin, Charley melewati satu hari penuh bersama ibunya. Mengunjungi beberapa orang yang juga akan berakhir hidupnya.

Di sela-sela perjalanan bersama ibunya, Charley mengulas balik kehidupannya. Sejak ayahnya meninggalkan keluarga mereka, saat-saat dia dibela oleh ibunya, saat-saat dia tidak membela ibunya, atau ketika sampai akhir hidup ibunya, yang Charley selalu pikirikan adalah membuat ayahnya bangga. Membuat dirinya menjadi anak ayah, bukan anak ibu.

Ada banyak rahasia terungkap, hal-hal yang tidak diketahui oleh Charley sebelumnya. Hal yang kemudian mengubah cara pandangnya terhadap ibunya dan juga ayahnya. Terlebih lagi cara dia menghadapi hidup yang harus dijalaninya

Novel ini menyentuh saya sedemikian rupa. Saya merasa saya juga ingin punya satu hari lagi untuk bercakap-cakap secara pribadi, heart to heart , dengan Papa. Hal yang tidak sering saya lakukan semasa beliau masih hidup. Mungkin kesempatan itu akan datang, mungkin juga tidak. Di akhir kisah ini, ada satu kata yang diucapkan oleh seorang wanita untuk Charley. "Perdonare" yang berarti "maafkan". Kata yang sama yang saya bisikkan di telinga Papa menjelang nafas terakhirnya. "Maafkan saya, Pa."

In memoriam of Papa, May 20th 2018.

Satu Hari Bersamamu
Mitch Albom
248  halaman
Gramedia Pustaka Utama
Desember, 2010

#611 Angel In The Rain



Ayu adalah seorang pencinta buku yang melakukan perjalanan ke London untuk menghindari pertunangan kakaknya, Luh dengan pria yang pernah dicintainya, Em. Di London, dia bertemu dengan seorang pemuda yang juga menyukai buku, bernama Gilang. Gilang berkunjung ke London untuk mengejar seorang wanita yang dicintainya. Ning, nama gadis itu, adalah sahabatnya. Sayang cinta Gilang tidak berbalas. Ning hanya menganggapnya sebagai sahabat dan Ning mencintai pria lainnya. 

Ayu dan Gilang beberapa kali bertemu secara kebetulan, dan setiap kali mereka bertemu selalu ada hujan yang menyertai. Saat kembali ke Indonesia, Ayu menawarkan buku Burmese Days cetakan pertama karya George Orwell yang sudah lama dicari oleh Gilang. Sayangnya, sampai tiba di bandara Soekarno-Hatta buku itu tidak juga berpindah tangan. Buku itulah yang kemudian akan mengawali pertemuan kembali antara Ayu dan Gilang.

Profesi Ayu sebenarnya adalah penulis novel. Novel kelimanya sudah dinantikan oleh editornya, namun tertunda karena kepergian Ayu ke London. Ayu kemudian menulis sebuah novel dengan judul Angel in The Rain. Gilang pernah mengatakan bahwa ada malaikat yang ikut turun bersama hujan dan membawa keajaiban. Ayu tidak percaya dengan perkataan itu, tapi kemudian menjadi inspirasinya dalam menulis novel yang laris manis. 

Sementara itu, Gilang berusaha melupakan cintanya yang kandas. Pertemuannya kembali dengan Ayu di Indonesia membawa sesuatu yang baru di hatinya. Ketika perasaannya pada Ayu mulai bertumbuh, Ning kembali ke Indonesia. Gilang merasa ada yang berbeda dengan sahabatnya, dan berusaha menghibur sahabatnya. Usaha yang membuat Ayu menjadi tidak percaya pada Gilang.

Novel ini unik, karena yang bercerita bukan Ayu atau Gilang sebagai tokoh utama. Yang bercerita adalah Goldilocks, sosok malaikat yang membawa payung merah untuk sepasang kekasih. Goldilocks menampakkan diri kepada Gilang di London, yang membuat Gilang sangat penasaran. 

Selain legenda di London dan beberapa tempat-tempat menarik tentang London, novel ini juga banyak bercerita tentang novel dan penulis klasik. Sebut saja Wuthering Heights, novel yang "dikejar" oleh Ayu, atau The Gatsby yang menjadi inspirasi Gilang dalam membuat blog. Keberadaan novel klasik dan beberapa novel lainnya membuat karakter Ayu sebagai pencinta buku (saya tidak ingin menyebutnya gila buku) lebih kuat. Bahkan Gilang yang disebut-sebut sebagai pemuda lucu oleh Goldilocks juga terimbas karakter pencinta buku. Saya malah tidak merasakan lucunya Gilang. Menariknya lagi, seperti  Ayu yang menulis novel berjudul sama dengan novel ini, Gilang juga akhirnya menulis novel dengan judul London : Angel

Selain kisah cinta segitiga, satu topik yang juga diangkat dalam novel ini adalah soal kepercayaan. Ayu memiliki masalah tidak bisa percaya pada lelaki, karena lelaki yang disukainya punya masa lalu dengan wanita lain. Karena pengalamannya dalam cinta segitiga antara dirinya, Luh dan Em, Ayu menolak mempercayai Gilang ketika Ning kembali hadir di tengah mereka. Butuh waktu lama bagi Ayu untuk menemukan rasa percaya itu.

Seperti Ayu yang mengoleksi buku cetakan pertama karya penulis favoritnya, saya juga berusaha mendapatkan cetakan pertama karya Windry Ramadhina. Karena novel ini adalah sekuel dari London : Angel, saya tentunya segera memesan ketika novel ini diterbitkan pertama kali lengkap dengan bonus postcard-nya. Saya penasaran dengan kelanjutan kisah Gilang dan Goldilock di novel London : Angel. Sayangnya, kesibukan membuat saya menunda-nunda membaca novel ini, sampai akhirnya hampir empat tahun tersimpan di rak buku. Bukunya sampai menguning dan penuh bercak cokelat. Sepertinya Angel In The Rain ini adalah buku terakhir Windry dengan penerbit Gagas Media. Masih ada dua buku karya Windry di rak saya yang menunggu waktu tepat untuk dibaca :)

Angel In The Rain
Windry Ramadhina
468 halaman
Gagas Media
Oktober, 2016



#610 The Player




The Pentagon Series is coming back.  Kalau membaca judulnya sih sudah kelihatan siapa yang jadi tokoh utama. Karena sudah sejak awal pembaca (yang mengikuti series ini) tahu kalau personel Pentagon yang player itu adalah Pierre, anggota Pentagon yang setengah bule. 

Kisah ini dibuka dengan cerita Pierre remaja yang berlibur di Marseille, Perancis, negeri kelahiran maminya. Pierre bertemu dengan seorang teman Renée (sepupu Pierre) yang bernama Jules. Sebut saja tertarik pada pandangan pertama, itu yang dirasakan Pierre saat bertemu dengan Jules. Meski awalnya Pierre merasa malu menyadari dirinya menyukai Jules, belakangan Pierre akhirnya pacaran dengan Jules. 

Kembali ke para personel Pentagon, kali ini personel Pentagon mendapatkan cuti sehubungan dengan pernikahan Adam yang akan digelar di Jogja. Zi (calon istri Adam) mengatur penginapan bagi personel Pentagon, dan Pierre bersama Erick (dua personel yang masih jomblo) menginap di rumah Hanna, sahabat Zi. Hanna sendiri tinggal di Amerika dan bekerja di sana, dan kembali ke Indonesia khusus menghadiri pernikahan sahabatnya. Pertama kali bertemu dengan Hanna, Pierre sudah langsung suka, terutama dengan postur tubuh Hanna yang menggoda. 

Hanna sendiri sebenarnya tidak nyaman dengan postur tubuhnya, terutama bagian dadanya yang berukuran besar. Dia yakin salah satu alasan Andrei menolaknya karena dia tidak selangsing gadis yang menjadi pacar Andrei. Seandainya Andrei jujur saat menolaknya, mungkin Hanna bisa menerima. Tapi waktu itu Andrei hanya mengatakan tidak ingin pacaran dulu, lalu seminggu kemudian Hanna mendapati Andrei sudah berganti status. Hanna berusaha menghindari Andrei, dia tidak yakin bagaimana perasaannya jika berada di ruangan yang sama dengan Andrei. Masalahnya, Andrei adalah sahabat Adam, dan juga menjadi bestman di pernikahan Adam. Mau tak mau, Hanna akan bertemu kembali dengan Andrei.

Untungnya, Pierre bersedia membantu Hanna. Dengan membuat skenario Pierre berusaha mendekati Hanna, mereka berharap Andrei akan menyukai Hanna kembali. Apalagi Pierre dan Hanna dipasangkan dalam prosesi pernikahan Adam. Sampai pada suatu malam, Hana pulang ke rumah dalam keadaan mabuk dibantu oleh Pierre dan Erick, yang berujung Hanna make out dengan Pierre di kamar Hanna. Pierre mulai yakin dirinya tidak bisa melepaskan Hanna. Tapi apakah Hanna mau menerimanya, terlebih saat Pierre membuka tentang dirinya pada Hanna?

Saya tidak menyangka, Pierre yang player dan hidupnya terlihat easy going sejak buku #1 ini ternyata memiliki kehidupan yang complicated. Tapi bagusnya karena Pierre bisa menerima dirinya apa adanya. Lebih bagus lagi, keluarganya dan juga teman-temannya tidak ada masalah dengan pilihan hidup Pierre. Saya sendiri baru tahu istilah panseksual saat membaca novel ini.

Meski kali ini tidak terlalu banyak interaksi di antara personel Pentagon yang dikisahkan, ada satu bagian dimana persahabatan di antara personel Pentagon diuji. Pierre sempat melakukan pembelaan atas Hanna terhadap Andrei yang berujung adegan baku hantam. Adam diperhadapkan pada kondisi dimana dua sahabatnya terlibat perkelahian. Tentu saja Adam dengan kedewasaannya tahu siapa yang harus dibela kali ini. 

Well... tinggal si baby Erick nih di buku #5. Tadinya saya berpikir Erick akan dapat jatah di buku #4, ternyata harus bersabar lagi sampai buku #5 yang mungkin akan terbit tahun depan. Penasaran bangetlah sama kisah cinta Erick si lugu ini.


The Player (Pentagon Series #4)
aliaZalea
320 halaman
Gramedia Pustaka Utama
April, 2020


 

#609 Becoming



Saya mengagumi sosok Michelle Obama. Seorang perempuan dengan banyak pemikiran hebat dan tentunya kehidupan yang juga hebat. Tidak ada yang akan menyangkal kemewahan dan privillege yang dperoleh saat menjadi first lady negara adikuasa. Namun itu adalah tampilan luarnya. Bagaimana kehidupan Michelle yang sebenarnya? Michelle berbagi kisahnya lewat biografi yang ditulisnya sendiri, Becoming.

Buku ini terdiri atas tiga bagian utama: Becoming Me, Becoming Us dan Becoming More. Dalam bagian Becoming Me, Michelle menuliskan tentang kehidupan masa kecilnya, tentang ayahnya yang difabel, ibunya, kakaknya Craig, dan gambaran kehidupan keluarga yang dijalaninya. Michelle terlahir sebagai seorang anak Amerika berkulit hitam. Kehidupan keluarganya tidak mudah, namun menyenangkan. Ayahnya, Fraser, mengajarkan bahwa hidup harus dijalani dengan bekerja keras dan banyak tertawa. Sementara Ibunya, Marian, menekankan pentingnya untuk berpikir sendiri dan menggunakan suara dalam menentukan pilihan. Dalam bagian ini juga dikisahkan tentang kehidupannya menjalani masa sekolah, dari SD hingga kuliah di Princeton. Hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang pemuda bernama Barack Obama

Perjalanan hidupnya bersama Barack dikisahkan dalam bagian Becoming Us.  Kehilangan ayah menguatkan Michelle untuk tidak merenung terlalu lama dalam menentukan arah hidup dan bergerak dengan segara. Michelle dan Barack menjalin hubungan cukup lama sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Dalam masa berpacaran, mereka seringkali bertukar pikiran, berdebat ala pengacara, dan saling berkompromi. Barack akhirnya melamar Michelle di sebuah restoran, dan menikah pada bulan Oktober 1992. Menjadi seorang istri juga merupakan tantangan bagi Michelle, terutama saat Barack terjun dalam dunia politik dan menjadi senator. Michelle tidak menyukai politik. Jadwal pada Barack membuatnya kesal, hingga akhirnya pertengkaran di dalam rumah tangga mereka tak terhindari. Namun keduanya saling mencintai, sehingga memutuskan menjalani konseling yang membuka babakan baru dalam rumah tangga mereka. Ketika Barack mendapatkan tawaran menjadi presiden, dia menyerahkan keputusan itu kepada Michelle.

Michelle menyadari menjadi seorang ibu negara bukan perkara mudah. Michelle mendampingi Barack untuk tinggal di White House menjalani tugas baru sebagai POTUS dan FLOTUS. Semuanya dikisahkan dalam bagian Becoming More. Bukan hanya soal perannya sebagai ibu negara, Michelle juga mengisahkan kegelisahannya, namun dia menyadari bahwa dia harus memberikan yang lebih hingga akhirnya saat meninggalkan Gedung Putih.

"Ingin menjadi apa saat kau dewasa nanti? Apakah aku cukup baik? Ingin menjadi orang seperti apa aku?"

Beberapa pertanyaan di atas menjadi pertanyaan yang mendasari Michelle menuliskan kisah hidupnya. Melalui buku ini Michelle ingin berbagi bahwa becoming (diterjemahkan menjelma) bukanlah suatu kejadian tiba-tiba. Ada proses, langkah-langkah kecil di jalan setapak, membutuhkan kesabaran dan kegigihan. Masih banyak yang harus dipelajari, masih banyak proses yang dilalui untuk berkembang. 

Membaca biografi ini, seakan-akan mendengarkan sendiri Michelle bercerita tentang kehidupan yang sudah dilalui. Tentang kegelisahannya sebagai manusia biasa, tentang mimpi-mimpinya ke depan, tentang perilaku dan berpikir positif meski di saat sulit. Tentang bagaimana didengarkan dan mendengarkan. Jadi, tidak berlebihan jika saya mengatakan buku ini wajib dibaca oleh setiap wanita. 

Becoming
Michelle Obama
576 halaman
Noura Books


#608 Cinta Andromeda


Tantangan Baca GRI bulan Mei 2020 mengangkat tema buku dengan tokoh cyborg, robot atau AI. Saya langsung mencari kira-kira adakah buku atau novel Indonesia bertemakan seperti itu pada genre romance? Tidak disangka, saya menemukan satu novel Metropop terbitan tahun 2007 yang mengangkat tema itu. Wuih...seperti menemukan harta karun.

Cinta Andromeda berkisah tentang seorang wanita bernama Salsabila yang berpacaran dengan humanoid bernama Andromeda. Andromeda adalah robot android yang menjadi proyek besar Nunoid Project. Pada tahun 2070, robot android sudah banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Target dari Andromeda adalah membuat robot android bisa merasakan emosi berupa cinta. Untuk itu, Andromeda diuji untuk bertemu seorang wanita dan menjalin hubungan dengannya. Salsa adalah target untuk uji coba Andromeda.

Secara garis besar, Andromeda berhasil menarik perhatian Salsa yang memang menginginkan pasangan yang gentle dan sempurna. Namun kesempurnaan Andromeda membuat Wina, sahabat Salsa, menjadi penasaran. Wina yang adalah seorang jurnalis fashion mencoba menyelidiki Andromeda. Sayangnya, Wina tidak menyadari bahaya yang mengancam dirinya. 

Di sisi lain, tim Nunoid memiliki masalah tersendiri. Erik, salah satu senior di tim yang selalu mengawasi Andromeda, malah jatuh cinta kepada Salsa. Sementara Mariska, rekan Erik, sudah lama menaruh perhatian kepada Erik. Proyek Nunoid kemudian mengalami perkembangan. Andromeda harus menikah dengan Salsa. Tentu saja hal ini akan merugikan Salsa. Bukan hanya itu, di bawah tekanan Harrison, Erik dan Mariska harus memilih antara kemanusiaan atau karier cemerlang mereka. 

Novel ini unik, tentunya karena salah satu karakternya adalah sebuah robot berwujud manusia. Sayangnya, karakter Andromeda bukan yang utama di novel ini. Salsa, kekasih Andromeda pun seperti "tergilas" oleh Erik dan Mariska. Akibatnya tidak ada karakter yang menonjol. Meski demikian, alur ceritanya menarik karena ada unsur kejutan di dalamnya. Ketegangan cerita ini terbangun dengan baik, tetapi ditutup dengan ending yang terkesan terburu-buru. 

Tapi kalau kalian ingin merasakan metropop yang sedikit berbeda, bolehlah membaca novel ini. Mungkin versi cetaknya sudah jarang ditemukan ya, tapi ada versi digitalnya di Gramedia Digital. 


Cinta Andromeda
Tria Barmawi
336 halaman
Gramedia Pustaka Utama
Januari, 2007