~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#362 Koala Kumal


Judul Buku : Koala Kumal
Penulis : Raditya Dika
Halaman : 260
Penerbit : Gagas Media

Saat tahu Raditya Dika akan mengeluarkan bukunya yang ke-tujuh, saya sudah memastikan diri akan membelinya. Semata-mata untuk melengkapi koleksi bukunya Raditya Dika di rak buku saya. Saya tidak mau memasang ekspektasi tinggi tentang buku yang masih setia dengan genre humor ini. Apalagi beberapa teman bilang kalau bukunya Raditya Dika sudah tidak lucu lagi. 

Dan...setelah membacanya saya sempat kaget. Isi bukunya tidak sesuai dengan patokan ekspektasi saya sebelumnya. Ternyata saya masih bisa menikmati komedi yang disajikan Dika lewat tulisannya. Memang jika diamati perkembangannya dari buku pertama hingga ke-tujuh ini komedinya tidak lagi sama. Saat saya membaca Marmut Merah Jambu, saya belum akrab dengan stand up comedy (sebuah penyajian komedi yang salah satu pencetusnya di Indonesia adalah Raditya Dika ini). Jadi bagi saya Marmut Merah Jambu nggak lucu. Setelah bisa menikmati stand up comedy, saya akhirnya bisa menikmati komedi cerdas yang disajikan oleh Dika dalam buku ini.

Meski sebagian besar isi buku ini berkisah tentang kegalauan Dika, ada banyak sisipan pelajaran yang diselipkan Dika dalam setiap ceritanya. Pada kisah Ada Jangwe di Kepalaku, Dika muda sudah mampu menyadari kesalahannya membohongi orang tua. Di dalam bab Menciptakan Miko, Dika berbagi tentang pengalamannya menjadi sutradara, penulis skenario sekaligus pemain sebuah siaran komedi. Perempuan Tanpa Nama mengingatkan kita untuk tidak mengabaikan kesempatan yang sempit untuk berkenalan dengan orang lain (baca: gebetan).

Saya menyukai beberapa kalimat yang quotable dalam buku ini. Salah satunya yang datang dari mamanya Dika.

“Dik, kamu tahu gak istilah Mama untuk orang yang sudah pernah merasakan patah hati?' 
'Apa, Ma?'
Nyokap menatap mata gue, lalu bilang, 'Dewasa.”

atau pada kalimat ini

Perlu berapa kali diselingkuhi agar kita kuat menghadapi patah hati?

Seperti biasa, Dika akan menjelaskan pemilihan judul ala hewan yang dipilihnya untuk menjadi judul bukunya. Kali ini ada bab khusus tentang Koala Kumal. Koala kumal adalah foto yang diambil oleh wartawan Huffington Post dimana si koala terlihat bingung dengan kondisi alam yang pernah ditempatinya dulu. Sesuatu yang dulunya diakrabi sekarang tidak lagi dikenali. Sama halnya dengan masa lalu. Dahulu kita bisa hidup dan akrab dengannya, tapi saat ini semuanya terasa asing. Kalau begitu orang-orang yang berani keluar dari zona nyamannya bisa disebut sebagai para Koala Kumal ya? :D

3 stars

* diikutkan dalam Lucky No.15 Reading Challenge kategori Freebies Time
1 comment on "#362 Koala Kumal"