Judul Buku : The Various Flavors of Coffee (Rasa Cinta dalam Kopi)
Penulis : Anthony Capella
Halaman : 680
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Pertama kali melihat buku ini di toku buku, saya langsung tertarik dan ingin memilikinya. Saya jadi impulsif gara-gara ada kata kopi pada judulnya. Sebagai penikmat kopi (meskipun lebih sering minum kopi instan), saya merasa wajib membaca novel yang satu ini. Dan ketika saya membuka halaman pertama, saya tahu membaca buku ini seperti menikmati secangkir kopi. Sesapi rasanya perlahan-lahan, rasakan kepahitan, manis, legit, dan aroma kopi memenuhi pikiranmu. Dan ketika halaman terakhir ditutup, ada rasa puas dan menyenangkan yang ditimbulkan seperti efek secangkir kopi.
Robert Wallis, seorang pria yang pandai merangkai kata, menjalani hidupnya dengan gaya mewah dan dipenuhi wanita penghibur. Robert selalu ingin menjadi seperti penulis favoritnya, Oscar Wilde. Di suatu ketika, saat keuangannya sudah mulai menipis, dia masuk ke sebuah kafe dan memesan secangkir kopi. Tetapi saat dia meminum kopinya, seketika itu juga dia mengumpat karena kopi itu berasa seperti karat di lidahnya. Umpatannya didengar oleh seorang pengusaha kopi, Samuel Pinker. Samuel menawarkan pekerjaan untuknya, membuat semacam pedoman mengenai cita rasa kopi. Pedoman itu selanjutnya akan dinamakan Pedoman Wallis-Pinker.
Dalam menyusun pedoman itu, Robert harus berkerja bersama Emily Pinker, anak sulung Samuel Pinker. Semakin sering bertemu Emily, Robert jatuh cinta padanya. Dengan memberanikan diri, Robert melamar Emily. Ternyata Mr. Pinker meminta mahar sebesar seribu pound. Robert tidak punya uang sebanyak itu. Mr. Pinker pun mengusulkan kepada Robert untuk pergi ke Afrika dan membuka lahan perkebunan kopi miliknya di sana. Demi cintanya, Robert berangkat ke Afrika.
Di Afrika, Robert mulai mengenal adat istiadat termasuk upacara meminum kopi khas Abyssinia tradisional. Dalam upacara itu, Robert melihat seorang budak wanita yang langsung memikat hatinya. Perasaan Robert berbalas. Dengan mengambil resiko, Fikre, budak wanita itu, menyelipkan sebiji kopi ke tangan Robert. Ketika seorang wanita memberikan biji kopi pada seorang pria, itu artinya dia juga memberikan cintanya pada pria itu. Biji kopi pertama diikuti oleh biji kopi - biji kopi berikutnya. Robert semakin yakin akan cintanya pada Fikre. Hasrat liar dalam dirinya membuatnya mengirimkan surat untuk membatalkan pertunangannya kepada Emily.
Di London, Emily yang sedang menunggu kepulangan Robert menyibukkan dirinya dalam pergerakan politik. Emily berjuang untuk hak suara wanita dalam politik. Ketika surat pembatalan pertunangan dari Robert datang, Emily patah hati. Untungnya ada Arthur Brewer, seorang politisi yang menghiburnya. Singkat cerita, Arthur melamar Emily dan mereka menikah. Tetapi ketika Arthur kemudian menjadi seorang politik sukses di parlemen, kehidupan pernikahan mereka mulai berubah. Sembunyi-sembunyi, Emily melakukan pergerakan di bawah tanah memperjuangkan hak wanita. Hal yang tentunya bertentangan dengan kedudukan Arthur di parlemen.
Membuka lahan perkebunan di Afrika bukanlah hal yang mudah. Robert harus berurusan dengan penebangan hutan, perbudakan, pemberontakan kaum pribumi, utang piutang, dan kondisi alam yang tidak ramah. Seakan belum cukup masalah yang diterima Robert, dia pun menjadi korban penipuan yang telak. Penipuan yang hampir saja membuatnya mati di Afrika, seandainya saja dia tidak ditolong oleh pekerjanya.
Seperti kata pada judul aslinya, the various flavors, buku ini membahas mengenai politik, ekonomi, agronomi, humanisme, hingga percobaan medis yang berkaitan dengan orgasme dirangkai dengan apik. Dan bagi anda pencinta kopi, jangan lewatkan pengetahuan tentang aneka ragam jenis kopi di seluruh dunia yang diangkat dalam beberapa bagian buku ini. Buku ini layak untuk dikoleksi. Saya mengacungkan jempol untuk semua riset yang dilakukan oleh penulis.
Anthony Capella, telah menulis lima novel historical yang semuanya berhubungan dengan cita rasa. The Various flavors of coffee adalah novel ketiga yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Lahir di Uganda, Afrika pada tahun 1962, Anthony adalah alumni St Peter’s College, Oxford, untuk mayor English Literature. Kalau melihat daftar bukunya di sini, sepertinya Anthony akan menjadi penulis favorit saya berikutnya.
Be First to Post Comment !
Post a Comment