~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#311 Perfect Mess


Judul Buku : Perfect Mess
Penulis ; Rina Suryakusuma
Halaman : 240
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Dua orang wanita, Sabina dan Karenina memiliki masalah yang sama di dalam hidup mereka. Keduanya melakukan kesalahan sehingga hamil di luar pernikahan. Sabina terpaksa harus patuh pada keinginan orang tuanya untuk mengaborsi anaknya. Perbuatan yang kemudian sangat disesalkannya kemudian hari. 

Beberapa tahun kemudian, Sabina bertemu dengan Gerry, seorang pria yang takut akan Tuhan yang bisa menerima dirinya dan masa lalunya. Kini dalam sebuah mahligai rumah tangga, Sabina merindukan kehadiran seorang anak. Saat akan melakukan program kehamilan, ternyata mereka diperhadapkan pada masalah baru. Selama ini, Sabina merasa dirinya dihukum oleh Tuhan atas kesalahannya di masa lalu, sehingga dia berpikir kandungannya ditutup oleh Yang Di Atas. Setelah melakukan pemeriksaan, ternyata kondisi sperma Gerry yang bermasalah. Kegalauannya dicurahkan lewat sebuah blog, dimana dia menceritakan apa yang pernah dialaminya dahulu dan apa yang akan dilakukannya ke depan. Lewat blog-nya, dia terhubung dengan Karenina.

Kasus Karenina hampir sama dengan Sabina. Pacarnya menolak bertanggung jawab, dan menyuruhnya untuk aborsi. Namun Karenina masih ragu, dia tahu hal itu salah. Dia berusaha mempertahankan kandungannya meski minimnya dukungan dari sekitarnya. Beruntung, seorang teman pria Karenina bernama Donald mendukung keputusannya, membantunya menghadapi tuntutan lingkungannya yang menginginkan dirinya untuk aborsi. Ketika Karenina mengetahui kisah Sabina lewat blog, mereka terhubung dan saling menguatkan.

Ketika mengetahui Gramedia mengeluarkan novel ini di bawah genre terbaru Chrom (Christian Romance), saya langsung memasukkan-nya dalam wishlist.  Novel ini memang memuat nilai-nilai rohani, namun tanpa ada kesan menggurui. Sebaliknya, menggunakan kisah romance yang notabene adalah genre yang banyak disukai orang, merupakan pendekatan yang bijak.  Khusus ketika membaca novel ini, saya memahami sekali perasaan yang dialami oleh Sabina. Bukan karena pernah aborsi, tapi saya dan suami pernah mengalami masa dimana kami sangat merindukan kehadiran seorang anak. Beberapa vonis dokter membuat kami hampir putus asa. Namun, pertolongan Tuhan memang tidak pernah terlambat, dan juga tidak terlalu cepat. Pesan itu juga yang ingin diangkat dalam novel ini. Baik untuk Sabina maupun Karenina.

Terlepas dari dari kisahnya yang menarik, masih banyak typo di dalam novel ini. Khususnya pada penulisan percakapan via twitter (bagian mention), yang menurut saya ada baiknya formatnya disamakan saja dengan menggunakan tanda "@" sebelum nama akunnya. Trus penulisan Melbourne IVF yang disingkat MIVF kadang tidak konsisten ditulis dengan IVFM.

Buat remaja dan wanita dewasa yang mengalami masalah sama dengan Sabina maupun Karenina, saya merekomendasikan novel ini untuk menguatkan kamu. Terkadang berkat terindah dalam hidup datang dari kesalahan terbesar yang pernah dilakukan di masa lalu.

3 stars
Be First to Post Comment !
Post a Comment