~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#378 Remedy


Judul Buku : Remedy

Penulis : Biondy Alfian

Halaman : 207

Penerbit : Ice Cube Publisher


Tania adalah seorang gadis remaja yang duduk di bangku kelas XI. Menurut temannya, Tania seorang anak yang misterius dan nyaris tidak punya teman. Memang Tania seperti memiliki kehidupannya sendiri, yang berawal sejak kematian mamanya. 


Kesedihan yang dirasakan oleh Tania sejak ditinggal mamanya membuatnya mencari sebuah pelarian. Tania melakukan self-harm dengan mengiris lengan tangan atau kakinya. Rasa sakit akibat irisan itu membantu dia melupakan rasa sedihnya. Bagi Tania, mengiris itu seperti candu yang selalu dia lakukan. Tania hanya perlu menutup lukanya dengan baik, hingga tidak satupun orang yang mengetahuinya. Suatu hari, Tania menemukan sebuah dompet yang tercecer di sekolahnya. Di dalamnya ada kartu identitas seorang pemuda berusia 20 tahun yang bernama Budi Sanjaya. Bukan hanya itu, ada kartu identitas yang lain dengan wajah pemuda yang sama namun nama yang berbeda, Navin Naftali. Navin sendiri sangat resah ketika dia menyadari dompetnya hilang. Ada hal yang seharusnya dia sembunyikan yang tersimpan di dompet itu. Ketika dia menemukan kembali dompetnya dan menyadari bahwa Tania mengetahui identitas ganda-nya, Navin berusaha mendekati Tania. Tentu saja agar gadis itu tidak membocorkan rahasianya.

Navin akhirnya berhasil mendekati Tania dan Tania juga menyanggupi untuk menutup mulut atas rahasia Navin. . Tapi, sebenarnya Tania penasaran ingin mengenal siapa Navin sesungguhnya. Hanya saja, Tania tetap menghargai keputusan Navin yang belum bisa menceritakan rahasianya. Bagi Tania, setiap orang memiliki rahasia yang tidak ingin dibagi. Begitu juga dengan dirinya yang tidak ingin rahasianya terbongkar. Namun, kegiatan sekolah dan kurang tidur membuat rahasia Tania akhirnya terbongkar dan diketahui oleh Navin. Tania malu pada Navin dan menjauhi Navin. Navin yang tahu Tania dalam masalah besar, akhirnya membuka rahasianya pada Tania semata-mata agar Tania percaya pada dirinya.

Ketika pertama kali saya membaca sinopsis novel ini, saya merasakan ada nuansa misteri dari novel ini. Dan saya semakin penasaran karena novel ini masuk ke dalam serial Young Adult Realistic Novel. Saya suka dengan cara penulis yang memperkenalkan kedua tokoh utama, Tania dan Navin, secara perlahan namun dalam alur yang cepat. Meski saya sempat bingung dengan dua POV yang dipakai dalam novel ini, dimana kisah Tania menggunakan POV orang pertama, sementara kisah Navin menggunakan POV orang ketiga. Tidak masalah, yang pasti saya bisa memahami ceritanya. Sebagai pembaca, saya bisa mengetahui permasalahan yang dihadapi Tania sejak awal, sementara untuk Navin, saya dibawa untuk menebak-nebak terlebih dahulu sebelum akhirnya dipaparkan belakangan. Saya malah sempat mengira Navin ini seorang pemuda kuliahan yang sedang menyamar di sekolah Tania :)

Self-harm adalah topik unik yang jarang diangkat dalam sebuah novel. Hal ini menjadi nilai plus untuk novel Remedy. Seperti narkoba, self-harm bisa menjadi candu dan sangat berbahaya jika tidak segera ditolong. Mungkin ada banyak remaja di luar sana yang melakukannya namun tidak kita ketahui. Dan seakan-akan masalah yang dihadapi Tania ini "kurang berat", penulis memberikan kejutan lagi untuk sosok Tania. Sayangnya, penyelesaian akan konflik yang dihadapi Tania seperti disederhanakan. Padahal jika digali lebih dalam khususnya dari segi psikologi mungkin jauh lebih bagus.

Yang menarik lagi dari novel ini adalah pemilihan covernya. Selintas tidak terlihat menarik, meski dengan warna biru lembut. Namun setelah diperhatikan, ternyata gambar dua orang remaja yang seakan-akan seperti sosok tak bernyawa dan dibelit akar-akar memang menggambarkan tokoh utama dalam novel ini. Seandainya warna covernya lebih gelap mungkin lebih dapat "feel"nya. Tapi sebagai novel YARN yang pertama saya baca, Remedy berhasil membuat saya penasaran dengan YARN lainnya.

4 stars


Be First to Post Comment !
Post a Comment