Judul Buku : Yang Bertahan dan Binasa Perlahan
Penulis : Okky Madasari
Halaman : 196
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kabar mengenai buku terbaru dari Okky Madasari ini saya peroleh dari linimasa twitter. Saya sempat mengira buku ini berupa novel seperti lima karya sebelumnya. Ternyata kali ini adalah kumpulan cerpen yang ditulis oleh Okky selama satu dekade, tahun 2007-2017.
Sebanyak 19 cerpen di dalam buku ini mempunyai benang merah yang sama, pertarungan dan daya tahan manusia. Mengutip kata pengantar dari penulisnya, di dalam kumpulan cerpen ini ada kisah manusia yang melawan dan bertahan, ada yang lari dan menyembunyikan diri, dan ada yang tidak punya pilihan selain binasa perlahan.
Yang Bertahan dan Binasa Perlahan, adalah cerpen pembuka sekaligus yang paling panjang. Berkisah tentang seorang lelaki yang memutuskan untuk menjadi transmigran ke Kalimantan. Berbekal tekad ingin punya rumah dan lahan, Bandiman memboyong istri dan ketiga anaknya. Meski harus kehilangan salah seorang anak di dalam perjalanan, Bandiman menunjukkan sikap mencoba melawan. Karena pilihan lainnya adalah binasa. Begitupun dengan cerpen Janin, yang mengisahkan tentang sosok janin yang mencoba bertahan ketika ingin dibinasakan oleh empunya rahim.
Sementara Sarap dan Pemain Topeng, keduanya merupakan kisah tentang orang yang bersembunyi. Yang satu berembunyi di balik status orang gila yang diberikan padanya, yang satunya lagi bersembunyi di balik topeng-topeng berwajah ceria buatannya. Laki-laki di Televisi adalah salah satu cerpen favorit saya. Tentang seorang ibu teroris yang begitu yakin bahwa teroris yang di televisi itu bukan anaknya. Sayangnya, ibu ini tidak bisa bersembunyi dari cercaan media. Dua Lelaki pun merupakan cerpen dengan "nyawa" yang hampir sama. Tentang dua pria yang dulunya bersahabat karib, terpaksa terpisah karena konflik agama. Kali ini mereka bertemu, tampak saling merindu, namun ada sesal dan ngilu yang tak terkatakan.
Keumala berkisah tentang seorang gadis yang ingin berlari dari hidupnya. Dia memilih menjadi perempuan tanpa kehormatan agar bisa pergi dari pengawasan kakeknya. Begitupun dengan Dua Pengantin, yang memilih jalan pintas menjadi pelaku bom bunuh diri untuk menuju surga agar bertemu dengan sepuluh bidadari
Ada juga kisah tentang pria yang mencari hiburan agar bisa bertahan hidup di tempat terpencil. Hiburannya tak lain adalah menyalurkan Hasrat pada murid-muridnya yang masih belia. Ada juga kisah para petinggi Partai Pengasih yang ingin mencari jalan pintas menuju kekuasaan. Namun lucunya berakhir dengan tragis.
Masih ada beberapa cerpen lainnya yang tidak kalah menariknya. Konflik sosial masih menjadi topik utama di dalam cerpen-cerpen ini, senyawa dengan lima buku karya Okky sebelumnya. Meskipun saya membaca versi digitalnya, saya rasa versi cetaknya layak untuk dikoleksi. Sebagai kolektor novel-novelnya, tentunya saya tidak akan melewatkan buku ini untuk dimasukan dalam koleksi saya.
Kabar mengenai buku terbaru dari Okky Madasari ini saya peroleh dari linimasa twitter. Saya sempat mengira buku ini berupa novel seperti lima karya sebelumnya. Ternyata kali ini adalah kumpulan cerpen yang ditulis oleh Okky selama satu dekade, tahun 2007-2017.
Sebanyak 19 cerpen di dalam buku ini mempunyai benang merah yang sama, pertarungan dan daya tahan manusia. Mengutip kata pengantar dari penulisnya, di dalam kumpulan cerpen ini ada kisah manusia yang melawan dan bertahan, ada yang lari dan menyembunyikan diri, dan ada yang tidak punya pilihan selain binasa perlahan.
Yang Bertahan dan Binasa Perlahan, adalah cerpen pembuka sekaligus yang paling panjang. Berkisah tentang seorang lelaki yang memutuskan untuk menjadi transmigran ke Kalimantan. Berbekal tekad ingin punya rumah dan lahan, Bandiman memboyong istri dan ketiga anaknya. Meski harus kehilangan salah seorang anak di dalam perjalanan, Bandiman menunjukkan sikap mencoba melawan. Karena pilihan lainnya adalah binasa. Begitupun dengan cerpen Janin, yang mengisahkan tentang sosok janin yang mencoba bertahan ketika ingin dibinasakan oleh empunya rahim.
Sementara Sarap dan Pemain Topeng, keduanya merupakan kisah tentang orang yang bersembunyi. Yang satu berembunyi di balik status orang gila yang diberikan padanya, yang satunya lagi bersembunyi di balik topeng-topeng berwajah ceria buatannya. Laki-laki di Televisi adalah salah satu cerpen favorit saya. Tentang seorang ibu teroris yang begitu yakin bahwa teroris yang di televisi itu bukan anaknya. Sayangnya, ibu ini tidak bisa bersembunyi dari cercaan media. Dua Lelaki pun merupakan cerpen dengan "nyawa" yang hampir sama. Tentang dua pria yang dulunya bersahabat karib, terpaksa terpisah karena konflik agama. Kali ini mereka bertemu, tampak saling merindu, namun ada sesal dan ngilu yang tak terkatakan.
Keumala berkisah tentang seorang gadis yang ingin berlari dari hidupnya. Dia memilih menjadi perempuan tanpa kehormatan agar bisa pergi dari pengawasan kakeknya. Begitupun dengan Dua Pengantin, yang memilih jalan pintas menjadi pelaku bom bunuh diri untuk menuju surga agar bertemu dengan sepuluh bidadari
Ada juga kisah tentang pria yang mencari hiburan agar bisa bertahan hidup di tempat terpencil. Hiburannya tak lain adalah menyalurkan Hasrat pada murid-muridnya yang masih belia. Ada juga kisah para petinggi Partai Pengasih yang ingin mencari jalan pintas menuju kekuasaan. Namun lucunya berakhir dengan tragis.
Masih ada beberapa cerpen lainnya yang tidak kalah menariknya. Konflik sosial masih menjadi topik utama di dalam cerpen-cerpen ini, senyawa dengan lima buku karya Okky sebelumnya. Meskipun saya membaca versi digitalnya, saya rasa versi cetaknya layak untuk dikoleksi. Sebagai kolektor novel-novelnya, tentunya saya tidak akan melewatkan buku ini untuk dimasukan dalam koleksi saya.
I learn something new every time I visit your blog. Thank you for consistently delivering high-quality content that keeps me coming back!
ReplyDeletebutcher shop springfield il