Nyonya Yeom kehilangan pouch yang berisi dompet dan barang berharga lainnya. Mungkin benda itu jatuh di Stasiun Seoul. Ketika dirinya mulai panik, dia mendapatkan telepon dari seorang tunawisma yang menemukan pouch-nya itu. Karena ketulusan si tunawisma tadi, Nyonya Yeom mempekerjakannya sebagai pekerja shift malam di minimarket miliknya.
Dokgo, begitu si tunawisma menyebutkan dirinya, memulai pekerjaannya di minimarket. Dokgo tidak mengenal asal-usulnya, katanya memorinya hilang karena minuman keras. Satu per satu orang yang bersinggungan dengannya mendapatkan perubahan dari Dokgo. Penjualan di minimarket meningkat, salah satu pegawai minimarket mendapatkan promosi, pegawai lainnya bisa berdamai kembali dengan anaknya, bahkan pengunjung minimarket pun merasakan perubahan dalam hidup dan karir mereka ketika bertemu dengan Dokgo.
Kisah-kisah orang yang bertemu dengan Dokgo ini, akhirnya mengarah ke pemecahan misteri siapa Dokgo sesungguhnya, dan mengapa dia berakhir menjadi seorang tunawisma. Ketika seorang detektif swasta mengikutinya, dan Dokgo mulai tergugah untuk mencari tahu siapa dirinya.
Ada beberapa novel Asian-lit yang pernah saya baca menjadikan sebuah kios/toko/minimarket sebagai latar belakang kisahnya, dan meninggalkan kesan yang cukup dalam. Kios/toko/minimarket adalah tempat umum yang sering dikunjungi orang. Beberapa menjadi pelanggan, ada juga yang hanya datang sekali. Di sisi lain, sebuah minimarket bisa menjadi tempat seseorang mengadukan nasibnya. Misalnya, si pegawai minimarket dalam novel ini. Ada seorang perempuan yang bekerja paruh waktu sambil menunggu ujian menjadi PNS. Tanpa disadarinya, dia menjadi seorang yang "ahli" dalam mengoperasikan mesin kasir, lalu membuat video dan menggunggahnya ke internet. Tidak disangka karirnya berubah karena video itu. Sebuah minimarket telah mengubah hidup banyak orang dan juga Dokgo sendiri.
Minimarket yang Merepotkan
Be First to Post Comment !
Post a Comment