~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#641 Kembali Bebas


Pada penghujung hari setelah pernikahan putra bungsunya, Ibra dibuat terkejut dengan permintaan istrinya, Tata. Tata meminta untuk bercerai. Setelah 28 tahun bersama, tak ada lagi orang tua dan anak yang harus diurus, Tata meminta kebebasan dari Ibra. Ibra sangat terkejut. Di usia mereka yang sudah kepala lima, dia tidak bisa membayangkan hidup sendirian tanpa istrinya. Tata sendiri sudah membulatkan niatnya dengan pindah ke rumah kontrakan. Meski demikian, dia menyetujui permintaan Ibra agar diberi waktu setahun sebelum gugatan perceraian diajukan.

Tidak butuh waktu lama bagi pembaca untuk memahami mengapa Tata menuntut perceraian. Salah satunya adalah kebiasaan Ibra bermain game online bersama teman-temannya. Sebenarnya kegiatan itu sudah dilakukan oleh Ibra sebelum mereka menikah, dan Tata tidak keberatan Ibra bermain game. Namun, semakin jauh usia pernikahan mereka, Ibra menjadikan game online sebagai stress reliever-nya, dan mulai berpusat pada hal itu. Tidak jarang Ibra terlambat bangun pagi karena begadang mabar (main bareng). Tapi yang paling menyakitkan buat Tata, dia tidak punya waktu lagi bersama suaminya.

Tata sebagai seorang perempuan yang dibekali nasihat bahwa pernikahan dalam pernikahan ada banyak tantangan yang harus dihadapi, dan dia harus siap untuk ditempa. Meski demikian Tata menginginkan keseimbangan, setidaknya supaya dia tidak merasa kesepian. Sayangnya 28 tahun pernikahannya, Ibra tidak memberikannya untuk Tata. Sampai Tata berada pada titik mencoba diam, menerima, dan kemudian berpikir dirinya tidak lagi bisa menjadi pasangan ideal bagi Ibra. Dia butuh berjarak dengan Ibra, agar cintanya bagi pria itu tidak terkikis.

Saat mengetahui karakter dalam novel ini tidak sama dengan novel kontemporer lainnya yang diterbitkan oleh GPU, saya langsung tertarik ingin membacanya. Apalagi sinopsisnya tentang pasangan yang ingin berpisah setelah 28 tahun pernikahan. Dalam pandangan saya, pada umur pernikahan tersebut, apalagi telah menghantarkan anak-anaknya membentuk keluarga, pasangan suami istri sudah berada dalam fase saling memahami, dan akan menghabiskan sisa umur bersama-sama. Tetapi ternyata, konflik antara Ibra dan Tata cukup realistis dan bisa saja terjadi. Sudah sering kita mendengar bahwa komunikasi adalah hal penting dalam pernikahan selain cinta. Komunikasi itu bukan hanya menyampaikan sesuatu, tetapi juga mengambil bagian mendengarkan sesuatu. Saya rasa ini poin yang ingin disampaikan penulis. 

Berkali-kali saya menyeka air mata membaca novel ini. Novel ini bisa dibaca bagi yang sedang mempersiapkan diri memasuki pernikahan, dan tentunya yang sedang menjalani sebuah pernikahan. Recommended.


Kembali Bebas
Sasa Ahadiah
256 halaman
Gramedia Pustaka Utama
Januari, 2023


1 comment on "#641 Kembali Bebas"