Judul Buku : Indigo Blue (Luka Hati Indigo)
Penulis : Catherine Anderson
Halaman : 428
Penerbit : Dastan Books
Indigo Blue merupakan salah satu buku historical romance dari Seri Comanche karya Catherine Anderson yang mengangkat topik perbedaan budaya antara suku Indian dan kulit putih di abad ke 19. Tokoh utama dalam buku ini adalah Indigo Wolf, anak perempuan Hunter Wolf (kepala suku Comanche) dan Loretta (seorang wanita kulit putih). Walaupun terlahir sebagai blasteran, Indigo dibesarkan dalam budaya Comanche yang kuat. Selain Indigo, tokoh utama lainnya adalah Jack Rand, pemilik perusahaan Ore-Cal Enterprise.
Kisah dibuka dengan menceritakan masa kecil Jack Rand yang harus kehilangan ibunya di usianya yang masih muda. Dengan keempat orang adiknya Jack harus bertahan hidup. Jack selalu menganggap bahwa ketidak pedulian ayahnya terhadap keluarga adalah penyebab kematian ibunya. Hidup mereka dalam kemiskinan, sementara ayahnya terus mencari emas di pertambangan. Jack berjanji pada adik-adiknya di depan makam ibunya bahwa dia akan menjadi kaya dan punya banyak uang untuk menmbahagiakan adik-adiknya.
Keinginan Jack terpenuhi, berkat emas yang ditemukan ayahnya. Bersama ayahnya Jack mengelolan Ore-Cal Enterprise. Mereka memiliki banyak perusahaan berkat kemampuan ayahnya melihat peluang bisnis. Hingga suatu ketika Jeremy Rand, adik Jack memberitahukan pada Jack bahwa selama ini ayah mereka melakukan kecurangan. Ayahnya melakukan segala cara untuk mendapatkan perusahaan yang diinginkannya, termasuk merugikan perusahaan tersebut dan tampil kemudian sebagai penolong.
Wolf’s Landing merupakan salah satu usaha pertambangan yang menurut Jeremy adalah korban ayah mereka berikutnya. Berbagai peristiwa kecelakaan yang terjadi di sana, menurut Jeremy adalah ulah ayahnya, agar pertambangan tersebut bangkrut dan akhirnya akan membutuhkan pertolongan mereka. Jack berkeras untuk datang sendiri ke Wolf’s Landing untuk menyelidiki hal tersebut.
Di Wolf’s Landing, dia menemukan Hunter Wolf pemilik pertambangan itu terbaring di rumahnya dengan patah tulang di sekujur badannya. Jack Rand yang mengaku sebagai seorang yang mencari pekerjaan menawarkan dirinya menggantikan Hunter sebagai mandor di pertambangan. Karena Jack mengaku memiliki banyak pengetahuan di bidan pertambangan, akhirnya Hunter menerima tawaran Jack. Bagi Hunter itu adalah langkah terbaik daripada harus menjual pertambangan miliknya.
Indigo tidak menerima keputusan ayahnya. Tapi dia hanya menyimpan ketidak setujuannya itu di dalam hatinya. Bagi seorang wanita Comanche, menentang pemimpin keluarga adalah hal yang tabu dan tidak boleh dilakukan. Seorang wanita Comanche harus patuh pada apapun permintaan dan keputusan pemimpin keluarga. Ketika ayahnya meminta Indigo mendampingi Jack untuk mengenali pertambangan, Indigo menerima perintah itu sebagai sebuah keharusan.
Indigo bukanlah wanita yang lemah secara fisik dan mental. Tenaganya cukup kuat seperti seorang pria walaupun aura kecantikan tidak bisa diabaikan dari wajahnya. Sebagai blasteran Indian dan kulit putih Indigo memiliki banyak kelebihan pada fisiknya. Keanggunan Indian dan mata biru ibunya membuat Jack lengsung menyukai gadis tersebut. Indigo sendiri mampu berkomunikasi dengan hewan-hewan, dan menjalin persahabatan dengan seekor serigala jantan.
Dalam budaya abad ke-19 di daerah Wolf’s Landing, hubungan antara pria dan wanita barulah bisa diterima masyarakat ketika mereka terlibat dalam pernikahan. Wanita yang kedapatan berjalan bersama seorang pria di malam hari bukanlah wanita baik-baik. Ketika terjadi suatu musibah yang mengharuskan Indigo dan Jack bermalam di hutan, Jack merasa harus bertanggung jawab demi harga diri keluarga Wolf. Jack menikahi Indigo agar Indigo tidak dipandang rendah oleh masyarakat. Sekali lagi Indigo harus menerima semua itu tanpa bantahan, walaupun di dalam hatinya sangat menentang semua itu.
Well… saya tidak bisa menceritakan lebih lanjut kisah antara Indigo dan Jack tanpa menuliskan spoiler :D
Kisah ini benar-benar mengaduk-aduk perasaan saya saat membacanya. Saya yang awalnya tidak menyukai Jack karena melarang adik perempuannya, Mary Beth, untuk kuliah bidang hukum hanya karena alasan tidak pantas, berubah menjadi jatuh iba pada Jack saat menghadapi Indigo. Ada hal yang cukup kontras dalam diri Jack. Di satu sisi Jack menentang kebebasan Mary Beth menentukan pilihan hidupnya, di sisi lain Jack keberatan dengan kepatuhan penuh dari Indigo. Jack menginginkan keterbukaan dalam pernikahannya. Di lain pihak, Indigo takut jika Jake akan merendahkannya seperti pria kulit putih lainnya. Sebagai seorang squaw (panggilan untuk wanita Indian), Indigo sadar statusnya itu tidak menjamin keberuntungan dirinya. Apalagi saat itu di dalam masyarakat kehadiran seorang Indian mulai dianggap rendah oleh orang-orang kulit putih. Indigo bahkan punya pengalaman buruk tentang pria kulit putih yang membuatnya memandang Jack sama dengan pria kulit putih lainnya. Krisis kepercayaan diri Indigo membuatnya menutup diri rapat-rapat akan cinta Jack.
Satu hal yang menarik adalah kegigihan Jack untuk membuat pernikahannya berhasil. Segala usaha dilakukannya, termasuk mengikuti beberapa adat Comanche mengenai pernikahan. Jack bahkan meminta nasihat pada Hunter, karena dia melihat pernikahan campuran antara Hunter dan Loretta berhasil dan harmonis. Bagi Hunter, pernikahan adalah sebuah perjalanan yang ditempuh bersama. Ada saat dimana dia harus menerima, tapi dia juga tahu kapan bertindak tegas untuk wanitanya.
Pilih jalanmu dengan hati-hati agar ia bisa berjalan di sampingmu. Dengarkan nyanyian di dalam hatimu. Di sanalah kau akan menemukan jawaban yang kau cari.
Ohya, kisah Jack dan Indigo tidak selamanya serius, ada kisah lucunya juga. Beberapa di antaranya adalah ketakutan Indigo akan malam pertamanya, jimat batu di bawah ranjang untuk mendapatkan keturunan, dan kejadian mereka disemprot seekor sigung saat kencan di hutan yang menyebabkan mereka berdua muntah karena bau badan mereka. Sayangnya masih banyak typo dalam buku ini yang membuat saya terpaksa mengurangi satu bintang dari lima jatah bintang yang hendak saya berikan :mrgreen:
PS. Postingan untuk Name In A Book Challenge 2012
walaupun agak sedikit gemas melihat Indigo yang terlalu polos, tapi lumayan menyenangkan melihat persahabatan Indigo dengan hewan. Apalagi waktu Jack dan Indigo disemprot Sigung yang dipanggil Indigo dengan sebutan Stinky kalau nggak salah, lumayan menggemaskan....
ReplyDelete