~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#215 Hipster!


Judul Buku : Hipster!
Penulis : Dyahtri N.W. Astuti
Halaman : 208
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Nia bekerja di sebuah perusahaan garmen sebagai Asisten Manajer Periklanan dan Marketing. Posisinya itu membuat dia harus melek terhadap mode yang sedang trend  saat ini. Meski demikian, Nia termasuk orang yang konservatif, yang merasa kurang nyaman dengan mode pakaian ala model yang mempertontonkan banyak bagian tubuh yang seharusnya ditutupi. Salah satunya adalah mode celana hipster. Berbeda dengan Nia, Prita, adiknya justru adalah seorang remaja yang sadar fashion dan cenderung konsumtif. Hal ini membuat Nia seringkali pusing menghadapi adiknya itu.

Suatu kali, Nia diminta menggantikan model yang seharusnya memperagakan beberapa pakaian di dalam suatu rapat. Meski bertentangan dengan hati kecilnya, Nia tidak bisa menolak. Jadilah dia berlenggak- lenggok ala model dengan menggunakan celana hipster dan atasan crope top. Semua rekannya menjadi takjub dengan perubahan Nia. Termasuk juga Tommy, wakil direktur yang sudah lama menyimpan rasa suka pada Nia.

Akhirnya Tommy mulai mendekati Nia. Berawal dari mengajak Nia makan siang dengan koleganya dan meminta Nia menjadi "pacar pura-pura". Sebagai bawahan Nia tidak bisa menolak. Tommy pun mulai bertindak sebagai pacar, dengan mencuri-curi kesempatan itu untuk bersikap mesra terhadap Nia dan mencium bibirnya. Nia tentu saja terkejut, tetapi akhirnya menyadari sesuatu bahwa dia juga menyukai Tommy. Akhirnya Nia dan Tommy jadian. Sayangnya sikap Tommy yang manja, egois, dan ringan tangan sangat bertolak belakang dengan Nia yang mandiri, tegas, tapi tetap klepek-klepek di hadapan Tommy. Gaya pacaran Tommy yang kebarat-baratan juga tidak sama dengan Nia yang sangatmenjunjung budaya timur. Beberapa kali Tommy meminta Nia untuk tampil seksi demi memuaskan dirinya. Meski tidak setuju, Nia mau saja menyenangkan pacarnya itu.



Kaum pria mempunyai kelemahan dalam cara pandangannya sehingga mudah tergoda dengan penampilan, dan wanita mempunyai kelemehan dengan pendengaran, sehingga mudah tergoda oleh rayuan.


Terlepas dari jenis mode yang menjadi judul novel, kalimat di atas adalah pesan moral yang ingin ditampilkan dalam novel ini. Saya sendiri termasuk dalam kelompok orang yang tidak terlalu mengikuti perkembangan mode. Saya akan menggunakan pakaian yang menurut saya nyaman untuk dipakai. Saya senang dengan alur cerita novel ini, yang meskipun bertema metropop, ingin menyampaikan pesan bahwa tidak menjadi korban mode bukan berarti gak gaul.

Penggambaran tokoh Nia sebagai anak sulung yang berhadapan dengan Tommy anak ke-4 dari 5 bersaudara yang manja digambarkan dengan baik. Perubahan karakter Tommy dari mantan playboy menjadi (ngakunya) cowok baik-baik  dideskripsikan dengan baik. Yang bikin gemes malah Nia, yang katanya tegas tapi tetap ga bisa berkutik kalau sudah disentuh oleh Tommy. Saya juga suka dengan pilihan lokasinya di Pulau Bali. Suatu daerah dimana budaya ketimuran yang tetap kental meski budaya barat juga bukan pemandangan yang asing dilihat di sana. Pas dengan alur ceritanya. Soal endingnya, saya kira penyelesaiannya cukup bijaksana. Penulis tidak lantas mengubah karakter untuk menjamin akhir yang happily ever after.

Debut pertama dari mbak Dyahti ini memang menarik untuk dibaca. Ketika membaca biografi penulis, saya menemukan fakta bahwa penulis sendiri bukan orang asing di dunia mode dan fashion. Tidak lupa, beliau menyisipkan beberapa gambar sketsa model pakaian yang digunakan Nia di dalam buku ini. Boleh dicontek juga tuh... Untuk penggemar metropop yang sadar fashion wajib baca novel satu ini.

3 stars
Be First to Post Comment !
Post a Comment