Penulis : Andy Weir
Halaman : 384 (ebook)
Penerbit : Broadway Books
Saya belum sepenuhnya pulih dari hangover
setelah membaca novel ini. Novel yang tadinya saya kira akan
membosankan, ternyata membuat saya berkali-kali merasa nyaris kebas
karena tegangnya. Saya bahkan bisa mengatakan The Martian adalah novel
non-romance terbaik yang saya baca selama tahun 2015.
Mark
Watney, adalah salah satu dari 6 orang astronot yang dikirim ke Mars
dalam misi bernama Ares 3. Pada Sol 6 (perhitungan hari di Mars),
terjadi badai debu yang mengharuskan mereka meninggalkan Mars.
Sayangnya, Watney terjatuh pada saat evakuasi. Tim Ares 3 dibawah
pimpinan Commander Lewis harus meninggalkan Watney karena biomonitor-nya
tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Ternyata,
Watney masih hidup dan berhasil menyelamatkan dirinya. Namun dia harus
mendapatkan kenyataan bahwa dia adalah satu-satunya manusia di planet
merah itu. Berbekal supply makanan dan peralatan peninggalan tim Ares 3
serta kemampuannya sebagai botanis dan ahli mesin, Watney harus bertahan
hidup selama 4 tahun hingga misi Ares 4 datang. Salah satu cara yang
dilakukan Watney adalah membuka lahan untuk menanam kentang di dalam Habitat (Hab) dengan menggunakan kentang bekal thanksgiving
mereka dan bakteri dari sisa pencernaannya. Sementara itu, NASA yang
akhirnya menyadari Watney masih hidup, mulai menyiapkan berbagai
skenario penyelamatan.
Inti
ceritanya memang sederhana, yaitu bagaimana Watney bertahan hidup di
Mars. Tidak ada pengembangan karakter. Sejak awal hingga akhir cerita,
Watney digambarkan sebagai jenius yang selalu bisa mengatasi masalah
yang muncul. Hanya beberapa kali Watney terlihat jengkel, tapi dia tidak
sampai mengalami depresi. Watney bisa membuat pembaca jatuh hati
padanya, apalagi dengan ucapan-ucapannya yang konyol dan kocak. Beberapa
review menyebutkan novel ini membosankan karena terlalu
bersifat teknis. Memang berbagai macam cara reaksi kimia, pekerjaan
teknis, dan data-data ilmiah disajikan secara mendetail. Tapi bagi saya,
justru di situ nilai plus-nya. Saya mendapat pengetahuan mengenai Mars
dan keadaan di sana. Tenang saja…tidak akan berasa membaca textbook kok.
Novel yang terpilih sebagai Best Science Fiction
oleh Goodreads di tahun 2014 ini bukan hanya menceritakan bagaimana
Watney bertahan hidup di planet Mars. Lebih dari itu, The Martian
menunjukkan humanity yang masih terjaga di masa yang akan datang. Masa ketika manusia sudah bisa membuat oxygenator, alat pengubah urine menjadi air siap minum, membuat tempat tinggal di Mars (berupa habitat), membuat kendaraan yang bisa melintasi planet Mars (rover).
Ketika satu orang terdampar di planet Mars, seluruh dunia bisa bersatu
membantunya. Perseteruan antara USA dan Cina tidak lagi menjadi masalah.
Membaca novel ini membuat saya lebih optimis akan keadaan di masa akan
datang.
The
Martian sudah diadaptasi menjadi film yang dibintangi oleh si ganteng
Matt Damon. Meski (katanya) tidak seakurat dan sama persis di bukunya,
beberapa teman yang sudah menontonnya menyebutkan film ini lebih baik
dari beberapa film science fiction sebelumnya. Kalau penulis
novelnya mengaku dia hanya “berkonsultasi” dengan Google saat menulis
bukunya, untuk filmnya kabarnya berkonsultasi langsung dengan pihak
NASA. Wajib nonton juga nih filmnya.
Be First to Post Comment !
Post a Comment