Judul Buku : Jake & Melly
Penulis : Anna Anderson
Halaman : 248
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Di suatu pagi, tepat pukul sembilan, Melly turun dari apartemennya untuk pergi mengantarkan kue bikinanannya kepada salah satu customer.
Untungnya orang ini tinggal di apartemen yang sama, hanya berbeda
lantai saja. Di sanalah dia bertemu dengan Jake Stewart dan adiknya,
Andrew. Seketika itu juga, Andrew langsung menyukai Melly.
Bukan
hanya bocah sebelas tahun itu saja yang menyukai Melly, tetapi juga
kakaknya, Jake. Keduanya sering menghabiskan waktu untuk menikmati
makanan buatan Melly di apartemen Melly. Namun, Jake merasa ada yang
disembunyikan oleh Melly. Semacam ada duka yang selalu hadir di wajah
Melly. Belum lagi suasana apartemennya yang sendu. Jake bertekad untuk
mencari tahu apa itu.
Melly
memang menyimpan duka. Setahun lalu tunangannya, Ricky, meninggalkan
dirinya begitu saja tanpa kabar setelah mengetahui Melly bukan lagi
perempuan yang sempurna. Menjadi seorang survivor kanker
menyisakan jejak yang terlalu jelas pada diri Melly. Rasa percaya diri
Melly memudar, dia tahu dirinya tidak diinginkan oleh pria manapun.
Bahkan cermin pun sekarang menjadi musuhnya.
Kamu
cantik dan baik, Melly. Pintar masak pula. Kalau kamu ingin mengganti
cermin di kamarmu, kasih tahu aku. Akan kugeledah seisi Jakarta untuk
mencari cermin yang tidak buta.
Saya
sudah sering membaca cerita tentang perempuan yang patah hati,
berlarut-larut dalam kesedihannya, sehingga menutup mata terhadap
peluang cinta yang ada di depannya. Tapi cara Anna Anderson menuliskan
kisah Melly terasa berbeda. Entah kenapa saya tidak kesal pada Melly,
meski dia tidak bisa memastikan pilihannya ketika tiba-tiba saja Ricky
muncul lagi di hadapannya dan memohon untuk kembali pada Melly. Saya
bisa memahami perasaan Melly dengan kondisi tubuhnya dimana dia
menganggap dirinya tidak punya pilihan. Apalagi beberapa kali dia
melihat orang yang dikasihinya tetap memilih bersama dengan wanita
cantik yang sempurna. Logikanya gini deh... wanita dengan anggota tubuh
lengkap saja bisa insecure, apalagi yang sudah kehilangan salah satu anggota tubuhnya.
Saya
juga dengan mudahnya jatuh hati pada karakter Jake. Ketika dia memliki
banyak pilihan, dia mempercayai kata hatinya. Upayanya membangkitkan
semangat hidup Melly membuat pembaca akan mengidolakan Jake. Terlepas
dari penampilan fisik dan penghasilan yang bukan sekadar lumayan. Cara
Jake memperlakukan adik tirinya juga membuatnya semakin istimewa.
Don’t judge a book by it’s cover.
Kira-kira seperti itulah pesan moral dari novel ini. Di samping itu,
saya rasa penulis juga ingin menyampaikan bahwa tidak mudah menjadi
seorang yang berbeda karena hal yang tidak kita inginkan. Ada proses
yang panjang. Ada hal-hal yang menyakitkan. Tidak mungkin kita bisa
menerima kehadiran orang lain dalam hidup kita, apabila kita tidka bisa
menerima diri kita sendiri apa adanya.
BTW,
meski tidak ada label dewasa pada sampul buku ini, sebagian isinya
adalah untuk konsumsi orang dewasa. Meski tidak eksplisit sih… Tapi
kalau kamu ingin membaca novel ringan namun sarat makna, saya
merekomendasikan Amore satu ini.
Be First to Post Comment !
Post a Comment