Bulan Mei merupakan bulan yang istimewa bagi para pencinta buku. Di bulan ini, tepatnya pada tanggal 17 Mei merupakan Hari Buku Nasional. BBI pun ikut merayakan Hari Buku Nasional dengan mengadakan posting bareng non-review tentang buku. Rasanya sayang untuk melewatkan momen ini.
Beberapa waktu yang lalu, saya membuat review sebuah buku berjudul Gadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang karya seorang penulis muda bernama Gina Gabrielle. Di saat bersamaan, ada event Giveaway-nya juga (thanks to Gina). Ternyata peminatnya lumayan banyak, dan sebagian besar penasaran dengan kombinasi dongeng dan sajak di dalam buku ini. Saya lalu berpikir untuk mewawancarai Gina berkaitan dengan pilihan tema yang tidak mainstream yang dipilihnya dan juga soal self-published. Berikut ini adalah wawancara saya dengan Gina.
Halo Gina.... Selamat atas penerbitan bukunya. Sepertinya sukses ya, karena dengar-dengar sudah mau cetak ulang lagi. Ohya, bukunya Gina kan merupakan buku sastra bertema fantasy dimana di dalamnya ada perpaduan antara novel dan sajak. Bisa diceritakan idenya dari mana?
Terima kasih banyak sudah mengundang saya untuk "bertamu" di blog Mbak Desty. Wah, kalau tulisan saya disebut sebagai "buku sastra" kesannya jadi agak berat dan "seram" ya Mbak, saya jiper hihihi... Ide cerita dongeng ini datang dari kehidupan sehari-hari dan orang di sekitar saya. Ide untuk menggabungkan dengan sajak datang karena dongeng zaman dahulu (dan beberapa cerita fantasi epik) juga menggabungkan narasi dan sajak. Bagi saya, sajak dalam narasi itu membuat ceritanya jadi lebih hidup, lebih magis.
Wuih keren... Tapi kenapa Gina memilih jalur self-publishing? Apakah Gina pernah mencoba mengirim naskahnya ke penerbit mayor?
Saya pernah mengirimkan ke 1-2 penerbit major, walaupun versi draft awalnya saja. Tapi, setelah berkonsultasi dengan beberapa orang, termasuk dengan editor penerbit major saat menghadiri workshop, katanya jenis tulisan saya akan susah menembus penerbit major. Saya belum ada nama, dan genre saya tidak umum. Biasanya, penerbit major tidak akan mengambil resiko dengan menerbitkan karya yang demikian. Jadi saya memutuskan untuk mencoba menerbitkan sendiri karya saya ini.
Hm...jadi begitu pertimbangannya. Kalau boleh tahu, apa genre bacaan favorit Gina? Apakah bacaan Gina banyak berpengaruh pada karya Gina?
Saya sangat suka dongeng dan retellings. Lalu, saya juga suka bacaan yang berbau romance (terutama period romance), psikologi, dan filosofi. Yang lain juga sebenarnya saya baca, tapi tidak sesuka yang saya sebutkan tadi. Saya rasa semua bacaan saya sangat berpengaruh kepada tulisan saya, terutama dalam hal genre. Karena juga membaca karya V. Lestari dan Cecilia Ahern, saya jadi merasa bahwa genre itu tidak harus baku. Hasilnya, sampai sekarang saya masih bingung bagaimana mengkategorikan tulisan saya hahahaha...
Trus...sejak kapan Gina mulai menulis?
Saya sadar saya suka menulis sejak SMP, tapi karena guru saya sewaktu kelas 3 SMP mengatakan saya berbakat, saya jadi lebih percaya diri untuk mencoba lebih banyak bentuk tulisan dan mengekspresikan diri saya melalui tulisan.
Gina, saya mau bertanya soal self-publishing. Sejauh ini masih banyak pembaca yang kurang melirik karya penulis yang diterbitkan lewat jalur self-publishing, kecuali penulisnya sudah punya fans tersendiri. Kalau menurut Gina bagaimana?
Menurut saya, self-publishing (terutama tipe POD atau print-on-demand) memang meniadakan "saringan" editorial, dalam artian semua penulis bisa menerbitkan karya tulisnya dengan hanya bermodal tekad dan nekad. Saya rasa lumrah bagi pembaca untuk meragukan kualitas karya yang diterbitkan sendiri. Tapi, di satu sisi, menurut saya jenis bacaan yang tersedia melalui jalur self-publishing bisa menjadi lebih "kaya". Kita bisa menemukan banyak karya di luar "genre aman" yang biasanya diterbitkan oleh penerbit major (contohnya, Gadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang hehehe).
Saya bersyukur punya dukungan dari beberapa pembaca Wattpad dan teman-teman baru saya dari BBI yang memberikan review dan informasi tentang buku saya, jadi pembaca bisa memutuskan apakah bersedia untuk "mencoba" tulisan saya. Saya juga berterima kasih kepada teman-teman pembaca yang sudah membantu menyebarkan karya saya melalui media sosial. Untuk self-published author seperti saya, dukungan seperti itu sangat berarti.
Sebagai tambahan, menurut saya, kalau saja harga pencetakan buku bisa lebih murah, mungkin self-publishing bisa lebih hidup. Soalnya, sejauh ini tantangan terbesarnya adalah ongkos kirim ke tempat yang jauh dari lokasi penulis/penerbit, dan promosi.
Berbeda dengan penerbit major yang punya akses ke toko-toko buku yang tersebar di banyak kota, saya harus mengirim ke seluruh Indonesia dari Jakarta (akhirnya ada pembaca yang ajak temannya untuk beli bareng, biar ongkos kirimnya bisa dibagi bersama). Biaya awalnya pun lumayan mahal, karena semua promosi dan giveaway harus ditanggung sendiri oleh penulis. Mau ikutan diskon 20% atau 30%, tidak mungkin karena keuntungan tidak sampai segitu. Jadi, rasanya self-published authors masih kurang bisa bersaing secara maksimal.
Yah...lagi-lagi kembali ke pencetakan buku yang mahal ya... Kemudian soal sajak. Apakah Gina pernah/tertarik untuk menerbitkan buku yang berisi sajak saja.. seperti buku puisinya Aan Mansyur gitu? Kan lagi booming nih sekarang, hehe...
Sebetulnya saya ada persediaan sajak lumayan banyak, tapi saya hanya ingin menerbitkan buku kumpulan sajak kalau ada ilustrasinya (apakah ada ilustrator yang ingin bekerja sama dengan saya? Hehe). Kalau buku kumpulan sajaknya murni tulisan saya saja, rasanya kurang seru (baca: saya kurang pede). Sajak saya sederhana sekali Mbak, bahasanya juga ga begitu canggih hehehe.
Oh ya, mumpung lagi bicara soal proyek sajak, kalau semua lancar, akhir tahun ini teman saya yang fotografer akan mengeluarkan photobook untuk folio akhir S2-nya di Australia. Saya diajak bekerjasama untuk menuliskan syair / prosa pendek bagi setiap tema yang ada. Total akan ada 13 tulisan dalam bahasa Inggris yang saya buat baru untuk proyek ini.
Doakan ya, sekaligus doakan juga supaya Gadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang bisa diterima dengan baik oleh pembaca :)
Eits... sajaknya Gina katanya sederhana dan nggak canggih? Ah... nggak juga. Kalau saya sih, sajak itu nggak perlu canggih. Yang penting bisa dinikmati. Saya pun "menantang" Gina untuk menuliskan sebuah sajak tentang buku khusus untuk pembaca blog Desty Baca Buku. Ini dia.
Keren kan??
Terima kasih Gina atas kesediannya untuk diwawancarai. Saya doakan karya-karya berikutnya akan lahir dan bisa nembus penerbit major. Semangat dan terus berkarya yaa.
About Gina Gabrielle
Bachelor of Arts, double-majoring in Behavioural Studies and Communications, with a minor in Sociology (focusing on Post-Modernity), Monash University Melbourne, 2009.
Gelar di Dunia Mimpi: Honorary Permanent Resident.
Gina paling suka membaca dan menenggelamkan diri dalam kalimat-kalimat indah serta bertualang dalam negeri fantasi, terutama dongeng-dongeng klasik dari berbagai negara. Tetapi, ia selalu dihantui oleh kisah-kisah yang berebut minta diceritakan secepatnya. Ia akan selalu bisa dihubungi melalui gadispenjajakata@gmail.com atau media sosial berikut ini:
Wattpad & Storial.co: msginagabrielle
Facebook: fb.me/msginagabrielle
Instagram, Twitter, ask.fm: @msginagabrielle
LINE: ms.gina.gabrielle
Blog: gadispenjajakata.wordpress.com
Gelar di Dunia Mimpi: Honorary Permanent Resident.
Gina paling suka membaca dan menenggelamkan diri dalam kalimat-kalimat indah serta bertualang dalam negeri fantasi, terutama dongeng-dongeng klasik dari berbagai negara. Tetapi, ia selalu dihantui oleh kisah-kisah yang berebut minta diceritakan secepatnya. Ia akan selalu bisa dihubungi melalui gadispenjajakata@gmail.com atau media sosial berikut ini:
Wattpad & Storial.co: msginagabrielle
Facebook: fb.me/msginagabrielle
Instagram, Twitter, ask.fm: @msginagabrielle
LINE: ms.gina.gabrielle
Blog: gadispenjajakata.wordpress.com
Ish... aq beruntung bgt dapet GA nya mba Desty untuk buku Gadis penenun mimpi dan pria yang melipat kertas terbang. Takjub banget sama kata2nya mba Gina.. Aq bener2 dibawa ke dunia dongeng yang penuh mimpi.. jangan bosan utk terus berkarya ya ☺
ReplyDeleteAih Gina, penulis ini saya rasa hanya kurang pede saja padahal karyanya bagus dna seharusnya bisa masuk ke penerbit mayor. Semangat Gina, nice interview mbak Desty
ReplyDeleteAku sangat suka sekarang penerbit indie tidak lagi dipandang sebelah mata. Dalam arti, mereka bisa membuktikan bahwa buku-buku yang mereka terbitkan benar-bener memiliki kualitas baik. Oya, buat Kak Gina, semoga untuk ke depannya bisa gandeng penerbit mayor ya. Sukses selalu! Buat Mba Desty juga, hehe.
ReplyDeletemenarik juga mengetahui seluk beluk self publishing. iya bener sih, secara harga belum bersaing, sementara kualitas buku2nya mungkin nggak semua sebagus buku Gina, jadi orang mikir juga kalau mau beli buku self published. Mudah2an sukses terus ya Gina :)
ReplyDeleteMenurutku mbak Gina ini salah satu penulis self published yang niat banget, karena melihat berapa orang yang dia ajak untuk berpromosi tentu butuh modal yang besar, tapi untungnya sukses juga, banyak yang tertarik dan promosinya juga keren, strateginya kece :D
ReplyDeleteMenurutku kalau pembaca Indonesia lumayan welcome sama e-book, bisa mencoba sales dari e-book. Karena printed books emang kendalanya paling banyak di biaya. Untuk e-book memang ada kemungkinan dibajak, tapi bisa coba diantisipasi dengan banyak cara (diskon atau malah digratiskan untuk sampel)
ReplyDeleteNgomong2, ada crowfundingnya macem Kickstarter ya. Jadi penasaran