~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#446 Teka-Teki Terakhir


IMG-20160708-WA0002

Judul Buku : Teka-Teki Terakhir

Penulis : Annisa Ihsani

Halaman : 256

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Laura Welman, seorang anak perempuan berusia 12 tahun, merasa sangat sedih ketika mendapatkan nilai nol di kuis Matematika. Pada perjalanannya pulang ke rumah, dia melipat kertas kuisnya itu menjadi sebuah perahu kertas, kemudian membuangnya di tempat sampah keluarga Maxwell, tetangganya yang aneh. Tuan Maxwell dan istrinya dianggap aneh karena mereka jarang keluar rumah. Lagipula rumah mereka terkesan angker dan tidak terawat. 


Beberapa hari kemudian, Tuan Maxwell memanggil Laura ketika dia melewati rumah angker itu. Tuan Maxwell memberinya sebuah buku tipis beserta kertas kuisnya yang telah dicoret-coret oleh Tuan Maxwell. Itulah awal perkenalan Laura dengan keluarga Maxwell. Selanjutnya Laura memberanikan dirinya mengunjungi Tuan Maxwell. Ketika dia mendapati bahwa Nyonya Maxwell adalah orang yang ramah dengan koleksi buku-buku yang sangat banyak, Laura berjanji akan selalu datang ke rumah itu. Apalagi Laura mendapatkan pelajaran matematika secara gratis sehingga nilai matematika-nya mulai membaik.

Rupanya Tuan Maxwell dan istrinya adalah ahli matematika. Tuan Maxwell sendiri sedang mencoba menemukan pembuktian Teorema Terakhir Fermat, sebuah konjektur yang dicetuskan oleh seorang ahli matematika Prancis yang bernama Pierre de Fermat. Waktu itu, di tahun 1992, konjektur ini sudah menjadi misteri selama lebih dari 350 tahun.Tuan Maxwell sendiri sudah menghabiskan waktu selama 40 tahun lebih untuk mencari pembuktiannya.

Saya sudah lama sekali penasaran dengan novel teenlit yang satu ini, dan akhirnya kesampaian juga membaca buku digitalnya. Ternyata, meskipun penulisnya adalah penulis lokal, tapi rasanya seperti membaca novel terjemahan dengan citarasa yang tinggi. Saya menyukai bagaimana penulis meramu ilmu matematika yang menurut kebanyakan orang adalah ilmu yang sulit, menjadi sebuah kisah yang menarik untuk dibaca. Apalagi dikisahkan melalui sudut pandang seorang anak perempuan belasan tahun. Tapi tentu saja bukan hanya matematika yang menjadi topik dalam novel ini. Ada unsur persahabatan, keluarga, saling menghargai, dan juga tentang penghargaan atas sebuah karya.

Menurutku penting untuk meninggalkan sesuatu selagi kau hidup. (Hal. 217)

Saya suka sekali dengan quote di atas, yang di dalam buku ini diucapkan oleh seorang tukang kebun. Bukan hanya berlaku bagi seorang ilmuwan, dalam hal apapun setiap orang  pasti ingin dikenang dengan karyanya. Lantas bagaimana caranya meninggalkan sesuatu yang penting itu? Berikut ada dua quote lagi untuk menjawabnya.

Kalau aku boleh memberimu satu nasihat, Laura, janganlah terlalu fokus pada satu hal hingga lupa menghargai apa yang ada di sekelilingmu (Hal. 93)

Dengar, apa pun yang kau lakukan, akan selalu ada orang yag menganggapnya salah. Jadi, sebaiknya lakukan saja yang kau suka, oke? (Hal. 171)

Lima bintang untuk Teka-Teki Terakhir.

5 stars
1 comment on "#446 Teka-Teki Terakhir"