~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#556 Ke Mana Kau Pergi, Bernadette?


Bee menagih janji kedua orang tuanya, jika dia mendapatkan nilai sempurna di sekolah maka dia bisa meminta apa saja. Kali ini Bee meminta berlibur ke Antartika. Bernadette, ibunya, yang memiliki ketakutan bertemu dengan orang banyak apalagi meninggalkan rumah mulai mempersiapkan segala sesuatunya. Dia menggunakan jasa asisten virtual dari India yang selama ini sudah membantunya mengurus segala sesuatu. Ayahnya, Elgie, seorang penemu yang bekerja di Microsoft juga mengatur segala sesuatu di kantornya agar bisa mengambil cuti panjang.

Fokus dalam novel ini memang pada Bernadette. Dahulu, sebelum Bee lahir, Bernadette adalah seorang arsitektur yang cerdas dan piawai di LA. Dia bahkan mendapatkan penghargaan besar atas salah satu hasil karyanya. Namun perseteruan dengan salah seorang tetangganya membuatnya akhirnya mengundurkan diri dari dunia kerjanya, memilih untuk mengikuti suaminya pindah ke Seattle. Terutama setelah Bee lahir dengan kelainan jantung, Bernadette mencurahkan hidupnya hanya untuk Bee. Beruntunglah Bee tumbuh menjadi gadis yang pintar dan cerdas.

Namun "keanehan" Bernadette karena dianggap tidak mau bergabung dalam komunitas membuatnya mendapat sorotan dari Ibu-Ibu siswa di Galer Street. Salah seorang Ibu yang juga tetangga Bernadette , Audrey Griffin, menjadi orang yang paling tidak menyukai Bernadette. Dia menyebarkan kabar bahwa Bernadette melindas kakinya dan puncaknya ketika Audrey meminta Bernadette membabat semak-semak di rumahnya yang berujung pada longsor yang menimpa rumah Audrey.

Hingga akhirnya, Elgie pun mulai merasakan keanehan Bernadette. Satu demi satu fakta tentang Bernadette ditemukan oleh Elgie hingga akhirnya suaminya memutuskan untuk memasukkan Bernadette ke sebuah rumah sakit jiwa. Namun saat intervensi dilakukan, Bernadette menghilang dari rumah.

Dari semua tokoh yang muncul, saya bisa relate dengan Bernadette. Soalnya sedikit banyak saya seperti Bernadette yang enggan berinteraksi dengan setiap orang yang saya jumpai. Saya bisa merasakan kegelisahan Bernadette, saat dia harus meninggalkan karirnya meski terkadang pikiran-pikiran untuk memperbaiki dan merancang sesuatu kembali muncul dalam pikiran Bernadette. Ketika Bernadette menghilang, entah kenapa saya setuju dengan tindakannya. Dia memang perlu untuk mengambil jarak dari semua orang yang dikenalnya, bahkan keluarganya sendiri, untuk mengenal dirinya kembali.

Penyajian novel ini menarik. Terdiri atas potongan-potongan surat dan email ditambah narasi dari Bee. Ternyata isi buku ini adalah catatan Bee. Penulis membuat pembaca harus kreatif mengimajinasikan arah jalan ceritanya. Yang saya sayangkan dari novel ini adalah karakter antagonis Audrey yang awalnya terlihat sangat kejam, namun akhirnya membuat kejutan menjelang akhir cerita. Saya kok pengennya dia tetap kejam ya? Hehe... Juga terjemahannya yang membuat bagian awal buku ini sedikit membosankan. Tetapi begitu sampai di bagian Bernadette menghilang, langsung saya selesaikan dalam semalam.

Saya membaca buku ini demi menyelesaikan Tantangan Baca Goodreads Indonesia di bulan Februari dengan tema buku yang menjadi film tahun 2019. Saya sungguh penasaran dengan filmnya. Coba deh lihat trailernya ini.


Ke Mana Kau Pergi, Bernadette?
Maria Semple
408 halaman
Gramedia Pustaka Utama
Oktober 2015



Be First to Post Comment !
Post a Comment