~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#596 Deuce!


Ketika Namira kehilangan ibunya, dia diliputi duka yang mendalam. Belum lagi utang yang ditinggalkan akibat biaya pengobatan ibunya semasa sakit. Kini Namira tinggal berdua dengan bapaknya yang seorang pekerja bengkel. Untuk membantu bapaknya, Namira bekerja sebagai pemungut bola di lapangan tenis. Meskipun hanya satu-satunya perempuan yang bekerja memungut bola di lapangan itu, Namira mengerjakan semuanya dengan tekun setiap hari.

Karena sudah capek dengan porsi pekerjaan dan latihan fisik di lapangan tenis, Namira sering bolos dalam pelajaran olahraga. Apalagi pelajaran olahraga hanya senam, setelah itu murid perempuan bisa istirahat sambil ngerumpi. Namira memilih kegiatan yang bermanfaat seperti tidur di ruang UKS atau makan di warung. Sayangnya, Aksan si ketua kelas tidak sependapat dengan Namira. Ketika guru pelajaran olahrga berganti, Namira tidak lagi bisa sering bolos pelajaran olahraga.

Selain Aksan, ada satu orang lagi yang berusaha dihindari oleh Namira. Dia adalah Kafi, anak pemilik lapangan tenis, yang juga atlit tenis yang sering berlatih di lapangan yang sama. Sejak awal Namira bekerja, Kafi sering membentaknya dan menyebutnya bocah hanya karena postur tubuh Namira yang kecil. Akibatnya Namira takut sekaligus sebal pada Kafi. Sampai suatu ketika, rasa takut dan sebal itu memuncak dan membuat Namira melempar mata Kafi dengan bola tenis. 

Saya suka dengan kisah Namira. Mengambil latar kota Magetan, kisahnya bergulir dengan sederhana. Karakter Namira yang agak lemot justru menggemaskan. Namira yang deg-degan menghadapi dua cowok yang menyebalkan, sampai Namira sadar kalau keduanya sama-sama menyukai Namira. Lantas bagaimana memilih antara Kafi dan Aksan, saat keduanya berada pada posisi deuce?

Hal lain yang saya sukai adalah interaksi antara Namira dan bapaknya. Duh...bikin baper apalagi saat bapaknya malah memberikan dukungan pada Namira saat Namira dipecat dari klub tenis gara-gara insiden pelemparan bola tenis ke mata Kafi. Keunikan lain dari novel ini adalah adanya unsur olahraga, khususnya tenis. Sedikit banyak adalah informasi tentang tenis dan pentingnya olahraga bagi remaja. Saya jadi penasaran ingin membaca karya Netty Virgiantini lainnya. Sepertinya masih nyambung dengan olahraga juga.

Deuce!
Netty Virgiantini
260 halaman
Gramedia Pustaka Utama
November 2019




1 comment on "#596 Deuce!"
  1. Pertama, karena ambil setting kota Magetan, apakah bahasa daerah sana dipakai juga di novel ini? Atau jangan-jangan dialog mereka khas anak Jakartaan? Penasaran euy, hehe.

    Kedua, saya sangat menyukai novel yang menghadirkan tema keluarga. Dan tampaknya di novel ini diwakili hubungan Namira dan Bapaknya. Sedalam apa ya hubungan mereka, bisa bikin tercekat enggak ya.

    Kayaknya harus baca novel ini!

    ReplyDelete