~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#625 Sekong!

 



Seorang wanita bernama Surti (bukan nama sebenarnya) menelpon ke Radio Suara Kota Probolinggo dalam program Laporo Rek! Program ini memang diperuntukkan bagi warga untuk mengajukan aduan ke walikota, dan berharap Ibu Walikota akan memberikan solusinya. Tapi kali ini Surti menelpon untuk melaporkan perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya. Lantas, mengapa Surti mengadu ke walikota? Tak lain karena suaminya, Rahim, seorang aparat negara. Surti merasa perlu hal tersebut juga ditindaki oleh aparat negara.

Si Penyiar yang mendengarkan aduan Surti hanya bisa mengatakan bahwa kasus Surti akan ditindak lanjuti. Sebenarnya Si Penyiar sendiri tidak suka akan perselingkuhan, karena itu membuka luka lama. Ayahnya pernah berselingkuh, dan dirinya sendiri juga pernah diselingkuhi. Baginya perselingkuhan adalah dosa yang tidak kunjung sembuh, tak ada obatnya.

Rahim, adalah suami kedua Surti. Meski tidak direstui orangtuanya, Rahim tetap menikahi Surti. Tetapi sejatinya, Rahim mencintai orang lain. Dia seorang pria, tour leader (TL) yang pernah bertugas menjadi pramuwisata saat kantornya berwisata ke Bali. Rahim menyusun skenario perselingkuhan dengan melibatkan sahabatnya, demi meruntuhkan pernikahannya. Rahim tidak menduga, Surti bertindak jauh melaporkan perselingkuhannya ke walikota.

Saat membaca sinopsis novel ini, saya berpikir keseluruhan cerita akan berpusat pada Surti sebagai tokoh utama. Kenyataannya tidak demikian. Tokoh sentral dalam novel ini ada tiga pria, yaitu Si Penyair, TL dan Rahim. Ketiganya memiliki kesamaan, yaitu seorang homoseksual (walaupun Rahim mungkin bisa disebut biseksual). Lewat kisah yang diceritakan oleh "Aku", ketiga pria ini saling berkaitan. Ketiganya memiliki kisah tersendiri yang kemudian terangkai menjadi satu jaringan yang tak terpisahkan.

Novel ini unik. Ada "Aku" yang memaparkan sebuah kisah, dimana di dalamnya ada kisah-kisah lainnya. Dari judulnya yang sudah mengundang rasa penasaran, novel ini mengisahkan seluk beluk kaum homoseksual di sebuah kota kecil di Jawa Timur. Saya bisa mengatakan novel ini tidak serhana, blak-blakan, dan tentunya membuat pembaca tidak akan berhenti membaca sampai halaman terakhir. Temasuk saya yang sangat penasaran bagaimana nasib Surti, dan bagaimana Surti sampai tahu kalau suaminya seorang sekong

Saya sempat ragu, apakah novel ini adalah murni fiksi atau sebuah biografi yang disajikan dalam bentuk fiksi. Saya sempat menelusuri internet untuk lebih mengenal sosok penulis, dan menemukan ada banyak kesamaan latar belakang dalam novel ini dengan kehidupan pribadi sang penulis. Apakah "Aku" yang bercerita dalam novel ini adalah sang penulis sendiri? Siapakah "Aku" ini? Pertanyaan ini ada dalam salah satu bab, namun alih-alih menjawab pertanyaan itu, penulis memaparkan beberapa trivia terkait homo dan tanggapan masyarakat terhadap kaum homoseksual ini. 

Saya mengapresiasi buku-buku yang anti mainstream dan berani seperti ini. Terima kasih kepada penulis yang berkenan memberikan saya kesempatan mengulas novel ini. Saya yakin penulis dengan bekal pendidikan magisternya di bidang gender ingin membagikan ilmunya lewat sebuah karya sastra. Semoga dengan cara ini bisa membuka wawasan banyak orang tentang kaum homoseksual, terlepas dari menerima atau tidak akan keberadaan mereka. 

Sekong!
Stebby Julionatan
208 halaman
Penerbit Basa-Basi
Juli 2021






2 comments on "#625 Sekong!"