~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#78 Kristalisasi


Judul Buku : Kristalisasi
Penulis : Alexia DeeChen dkk.
Halaman : 282
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Setelah Takdir Elir, Kristalisasi adalah buku kedua dari Vandaria Saga yang menjadi penghuni rak buku di kamar saya. Berbeda dengan Takdir Elir yang berupa novel berseri, Kristalisasi adalah kumpulan cerpen. Buku ini sendiri sudah masuk wishlist sejak dapat kabar dari Melody dan baca beritanya di Newsletter. Tapi baru berhasil saya baca dua bulan setelahnya. Penantian yang panjang rasanya :)

Saya bukan penikmat kumpulan cerpen, apalagi kalau genrenya fantasy. Baru saja imajinasi terbangun ketika membaca ceritanya, tiba-tiba harus berhenti setelah beberapa halaman. Rasanya kentang (kena tanggung) :D Tapi karena promosinya yang lumayan gencar di beberapa media sosial yang saya ikuti, jadinya saya benar-benar meniatkan harus baca buku ini.

Tampilannya cover-nya menarik. Plus bonus sticker Vandaria-nya. Sebelum masuk ke dalam cerita, pembaca akan disuguhi pengantar mengenai apa itu Vandaria. Penulisan Daftar Isi juga tidak biasa, dengan peta Vandaria, dan petunjuk lokasi di mana kisahnya terjadi. Sayangnya tidak dilengkapi dengan nomor halaman, padahal ini kan kumpulan cerpen. Tidak semua orang membaca kumpulan cerpen secara berurutan dari depan ke belakang. Seperti kali ini, saya memilih cerpen secara acak untuk dibaca. Berikut adalah tanggapan saya atas sepuluh cerpen dalam Kristalisasi (menurut urutan yang saya baca).

Pentagon (Hans J. Gumulia)

Saya memilih membaca cerpen ini pertama kali karena iming-iming promosi di Newsletter Vandaria bahwa cerpen ini adalah pengantar dari kisah Takdir Elir. Memang iya sih... tapi ekspektasi saya ternyata berbeda. Tadinya saya berpikir akan menceritakan mengapa lima tokoh dalam Takdir Elir (Rozmerga, Sigmar, Liarra, Xaliber, dan Althor) terpilih sebagai penentu takdir benua Elir. Ternyata hanya menceritakan masa kecil mereka masing-masing.

Padamnya Bintang-Bintang Vaeran (Melody Violine)

Nama tokohnya Melviola (seperti nama penulisnya ya...), pemain violine yang bertugas menghibur para frameless di negeri Edenion. Awalnya dia adalah bintang berbakat, tapi kemudian Melviola mengalami patah hati. Sebagai manusia dia ingin menuangkan perasaan sedihnya dalam gubahan karyanya, dia ingin semua makhluk tahu apa yang dirasakannya. Namun, permainannya tidak lagi nikmat di telinga frameless. Berbeda dengan frameless yang tidak bisa memahami rasa seperti itu, Charnd (seorang penyair manusia) mengerti perasaan sahabatnya. Tetapi Vaeran Iervaanah berpendapat lain. Kedekatan antara Charnd dan Melviola dianggap sebagai penyebab pudarnya aura bintang Melviola. Saya suka dengan sentuhan sudut pandang cinta yang berbeda antara manusia, frameless dan penyihir. Good job, Mel :) Dan saya baru tahu dari @peri_hutan kalau cerita ini prekuel dari Harta Vaeran (salah satu novel Vandaria Saga).

Bisikan Sang Angin (Alevia DeeChen)

Twist yang menarik antara tokoh Evander dan Haleine. Dua orang pemimpin yang awalnya saling bertikai kemudian saling menolong. Ini dia salah satu cerpen kentang.. masih asyik dengan tokoh Evander dan Haleine, eh langsung diputuskan dengan berpisahnya kedua tokoh ini. I want more !!! :)

Batu Filsuf (Aryo Pratomo)

Awal baca cerpen ini saya langsung berpikir, kejam banget sih mengorbankan manusia hanya untuk mengambil jiwanya demi membuat batu filsuf. Sudah gitu batu filsufnya dihancurin semua lagi di akhir cerita. Sia-sia dong nyawa manusia itu.  Maaf,tapi ga begitu suka dengan cerpen yang ini.

Musim Gugur (Herbowoputra)

Ada tiga waktu berselang 500 tahun untuk tiga buah cerita yang berkaitan dengan nyawa si Naga Bening Kosai. Kosai adalah Ia Yang Tak Pernah Mati. Tubuhnya menjadi bening karena dalam kondisi sekarat. Kosai membutuhkan Cakram Pualam untuk menyembuhkannya. Cakram itu harus diberikan pada hewan yang tertidur atau hewan menari. Tapi pilihannya sulit, karena tidak seorangpun tahu hewan mana yang bisa menyelamatkan Kosai. Pilihan yang dibuat oleh Lena dan Yelen sih masuk akal, tapi oleh Ivan untuk apa? Hanya disebutkan untuk sebuah permainan, tapi permainan apa? Dan apa hubungannya dengan Kosai?

Nyanyian Alam (Andry Chang)

Cerita yang ini paling ringan dibandingkan dengan sembilan cerita lainnya. Pesan moralnya juga mengena. Bercerita tentang seorang gadis separuh frameless bernama Fyanei yang mampu berkomunikasi dengan  tumbuhan. Fyanei berusaha mencegah masyarakat di desanya yang suka menebang pohon sembarangan. Saya suka dengan semua usaha yang dilakukan oleh Fyanei, termasuk ketika akhirnya dia memilih pergi agar kemampuannya tidak disalah gunakan. Btw, Fyanei cocok ya jadi duta Lingkungan Hidup :D

Padang Hijau Atap Merah (Pratama Wirya)

Sepertinya  saya pernah baca ceritanya di salah satu Newsletter Vandaria. Hanya saja cerita yang termuat di Newsletter itu ga selesai. Akhirnya bisa tahu ending-nya di sini. Ceritanya lucu, begitu juga tokohnya. Si Gael ngotot pengen belajar sihir, sampai harus menjadi kelinci percobaan Aedon si penyihir. Ketika Gael disuruh mencari jantung naga, malah sama si Naga dikasih tongkat yang sudah dikencingi... hehe. Kira-kira gimana nasib Gael selanjutnya setelah dia bisa dapat ilmu sihir ya?

Relik Agung Gallizur (Rynaldo C. Hadi)

Alianor, Rowan dan Terrowin adalah tiga orang Sang Pencari yang melakukan pencarian tiga relik agung Gallizur.  Suatu waktu mereka menemukan pedang Angheu Glas yang tertimbun salju bersama seorang pria. Pria yang amnesia ini diberi nama Athalos. Akhirnya mereka berempat melanjutkan pencarian relik agung. Saya juga suka dengan kejutan pada cerpen ini. Sepertiga bagian akhir cerpen ini memberi kejutan yang membuat saya terus bertanya-tanya apakah akan ada peperangan besar lagi antara kejahatan dan kebaikan?

Di Bawah Bulan Separuh (Iris Aegis)

Ini cerpen yang paling cepat saya baca. Soalnya saya asli tidak mengerti jalan ceritanya, jadi banyak bagian yang saya skip. Setelah membaca semua cerpen saya mencoba membaca ulang bagian yang satu ini. Tapi yang saya tangkap hanya seorang pemuda miskin, kurus, yang berusaha mempertahankan hidupnya, nemu kristal, trus mati. Seperti akhirnya yang gelap, saya juga ga bisa menemukan maksud dai cerpen ini.

Beri Kami Damai (Ami Raditya)

Saya sengaja memilih cerpen ini sebagai penutup, karena saya berharap sebagai founder Vandaria, Ami Raditya akan menyuguhkan cerita yang tidak biasa. Benar juga. Ide cerita tentang Arwena, si penyair yang suka membual cukup mengesankan untuk menjadi pamungkas dalam buku Kristalisasi yang saya baca. Tapi tokoh Abel porsinya kurang... sosok misterius dan pendiamnya itu bikin penasaran. Pesan moralnya juga dapat, tidak ada keuntungan sama sekali dari peperangan. Yang ada hanya kesedihan, kehilangan, dan luka yang dalam.

Di setiap cerita juga disertakan ilustrasi. Tapi ga berwarna. Tapi sepuluh kisah yang ada di dalamnya cukup membuat saya lebih tertarik lagi untuk membaca Vandaria Saga lainnya.

Tiga zaman, tiga benua, tiga bintang untuk Kristalisasi.



7 comments on "#78 Kristalisasi"
  1. Jadi setelah baca ini apakah rasanya puas mba? (mengingat cerpen menyisakan banyak potensi untuk dikembangkan)

    ReplyDelete
  2. sepertinya ga,ky..banyak yang nanggung :)

    ReplyDelete
  3. Blognya keren mba desty... ijinkan saya mencantumkan nama mba di blog saya
    terimakasih sebelumnya

    ReplyDelete
  4. thank u for the review :D

    "Awalnya dia adalah bintang berbakat, tapi karena suatu sebab, permainannya tidak lagi nikmat di telinga frameless. Melviola patah hati, dan sebagai manusia dia ingin menuangkan perasaan sedihnya dalam gubahan karyanya."


    sebenernya Melviola sedih dulu (gara2 percintaannya), lalu menuangkan kesedihan dalam lagunya, tapi frameless ga mau terima, hehehe, maklumlah frameless xD

    ReplyDelete
  5. hehe... maksud saya gitu, Mel. Ternyata kalimatnya ambigu ya.. Udah diperbaiki, Mel :)

    ReplyDelete
  6. kalimatnya kebalik aja kok xD

    ReplyDelete
  7. emang katanya ada lanjutannya kok mb, seri Kristal Merah, walau nggak 'lanjutannya' langsung, aku suka seri Vandaria Saga ini, pengen ngoleksi semuanya :))

    ReplyDelete