~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

# 81 Thirteen Reason Why


Judul Buku : Thirteen Reason Why
Penulis : Jay Asher
Halaman : 287
Penerbit : M-Pop (Penerbit Matahati)

Kapan terakhir kali anda memutar sebuah kaset dan mendengarkan isinya? Di jaman serba digital saat ini, saya rasa sudah banyak yang tidak lagi pernah mendengarkan kaset. Bagaimana rasanya kalau anda mendapatkan paket berisi kaset-kaset yang isinya adalah tentang anda?

Clay Jensen, menerima paket kotak sepatu yang berisi 7 buah kaset di dalamnya. Betapa terkejutnya dia ketika mengetahui kaset-kaset itu berasal dari Hannah Baker. Padahal Hannah sudah meninggal akibat bunuh diri beberapa waktu yang lalu. Dan Clay lebih terkejut lagi mengetahui bahwa dia adalah salah satu dari 13 alasan mengapa Hannah bunuh diri? Bagaimana mungkin dia adalah alasan Hannah bunuh diri, sementara dia sangat mencintai Hannah?

Mau tak mau Clay mendengarkan ke-tujuh kaset itu. Setiap sisi kaset berisi rekaman suara Hannah yang menceritakan satu per satu orang-orang yang menyebabkan dia bunuh diri. Setelah mendengarkan semuanya, si penerima paket harus mengirimkan paket itu ke orang berikutnya yang ada dalam rekaman. Takut, penasaran, dan menyesal adalah perpaduan rasa yang harus dialami Clay selama mendengarkan suara Hannah dari dalam kaset. Dalam waktu semalam, Clay mencoba memahami alasan Hannah bunuh diri.

Siapa saja orang-orang yang ada di dalam daftar itu?

(1) Justin Foley, ciuman pertamanya. (2) Alex Standall, si pembuat daftar Sexy/Tidak Sexy. (3) Jessica Davis, sahabat pertamanya sesama murid pindahan baru. (4) Tyler Down, fotografer sekolah yang menguntit dirinya. (5) Courtney Crimsen, gadis populer yang mengaku menjadi temannya. (6) Marcus Cooler, pasangan Valentine-nya. (7) Zach Demsey, pencuri surat-surat pengharapannya. (8) Ryan Shaver, editor majalah sekolah yang menyabotase puisinya. (9) Clay Jensen, orang yang seharusnya tidak ada di daftar ini (10). Justin Foley, petunjuk kembali mengarah pada orang pertama. (11) Jenny Kurtz, pemandu sorak OSIS, (12). Bryce Walker, yang selalu memandang segala sesuatunya dengan santai, (13). Mr. Porter, guru yang menyuruhnya mengaku atau melupakan semuanya untuk selamanya.

Mendengarkan (atau tepatnya membaca) alasan-alasan penyebab Hannah bunuh diri membuat saya bertanya-tanya, apa hanya karena itu alasannya sehingga dia memutuskan mengakhiri hidupnya?

Hannah mengalami serangkaian hal di masa SMA-nya. Orangtuanya terancam bangkrut, sehingga perhatian mereka lebih terfokus kepada pekerjaan dibandingkan pada anak tunggal mereka. Hannah juga melihat beberapa hal yang menurutnya salah, tapi dia tidak bertindak apa-apa dan membiarkan hal itu (dan Hannah merasa bersalah karenanya). Hannah pun menjadi korban pelecehan di sekolahnya, yang mungkin bagi sebagian orang melihat hal itu sebagai candaan semata. Dan ketika Hannah diminta untuk melupakan semuanya itu, Hannah memilih melupakan kehidupannya.
Aku rasa itulah inti semuanya. Tak ada yang tahu pasti sebesar apa dampak yang mereka timbulkan pada kehidupan orang lain. Seringkali, kita tidak mengetahuinya. Tapi dampaknya tetap ada.
 Tidak ada alasan yang pasti. Semuanya saling berhubungan seperti efek bola salju yang berguling.

Saya menghabiskan satu hari membaca buku ini, seperti Clay yang tidak bisa melepaskan headphone walkman-nya, saya tidak melepaskan buku ini sampai habis. Terlepas dari kisah Hanna yang gelap, saya suka dengan pilihan gambar di cover-nya. Kaset dan pitanya yang membentuk huruf-huruf judul novel ini sangat jelas menggambarkan isi dari novelnya. Begitupun pertukaran sudut pandang antara Hannah dan Clay dalam menceritakan tragedi ini tidak membingungkan, malah justru membuat pembaca seperti mendengarkan langsung cerita Hannah.



2 comments on "# 81 Thirteen Reason Why"
  1. wah lagi borong buku ya mb? aku sukaaaaaaaaaaa banget sama buku ini :))

    ReplyDelete
  2. ini beli gara2 baca review-mu,Lis..

    ReplyDelete