Judul Buku : Antologi Rasa
Penulis : Ika Natassa
Halaman : 328
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Saat saya membaca buku ini bisa dibilang "terlambat". Euphoria buku ini sudah lama lewat. Saya sempat mengikuti tahun lali di timeline twitter betapa orang-orang memuja novel ini, dan juga @harrisrisjad . Di goodreads saja rata-rata pada ngasih bintang empat untuk novel Ika Natassa yang satu ini. Itu saja sudah cukup membuat saya penasaran ingin membacanya, dan baru kesampaian di pertengahan 2012 ini.
Tema cerita sederhana, kisah cinta segi-banyak yang rumit antara Keara, Harris, Ruly, Denise dan Panji. Keempat orang pertama adalah sahabat yang sama-sama bekerja di sebuah bank besar di Indonesia, dan ditempatkan di divisi yang berbeda. Keara, wanita penakluk banyak pria, ternyata memendam rasa cinta pada Ruly, cowok atletis yang alim. Sayangnya Ruly menyukai Denise, seorang istri yang ditelantarkan suaminya. Sementara Harris, playboy yang "mengoleksi" banyak wanita, justru menyukai Keara sejak pertemuan pertama mereka di lift. Trus Panji? Ah, dia hanya seorang cowok yang menjadi pelampiasan Keara karena tidak bisa mendapatkan Ruly. Tapi Panji ini ternyata teman lamanya Harris,yang punya kelakuan sebelas dua belas dengan Harris dalam hal wanita.
Doesn't it scare you sometimes how times flies and nothing changes?
Itu kutipan yang saya ambil di halaman 31, dan menjadi kesimpulan saya setelah membaca habis buku ini dalam waktu semalam. Yah... buku setebal 328 halaman hanya menceritakan soal kasih tak sampai dengan bumbu-bumbu kehidupan metropolis dan di akhirnya tidak ada yang berubah. Ekspektasi saya yang tinggi pada buku ini jadi terjun bebas setelah saya membaca adegan "delapan bulan kemudian" di akhir buku ini.
Sejak awal, penokohan Keara dan Harris dibangun bahwa mereka berdua adalah tokoh yang penuh percaya diri. Soal fisik tidak diragukan lagi dengan kemampuan mereka menggaet pasangan yang bukan kelas sembarangan, Keduanya juga pemuja kebebasan dalam gaya hidup. Tapi kok ya ketika Keara dan Harris making love dalam keadaan mabuk berat, Keara langsung benci sama Harris? Kan yang ngajak duluan juga Kearra, tapi tetap menuduh Harris memanfaatkan suasana untuk berhubungan badan dengannya, Kearra kenal siapa Harris kan? Kalau Harris bisa melakukan hal yang sama pada wanita lain, kenapa sama Keara tidak? Karena mereka bersahabat? Come on....
Entah kenapa, saya selalu merasakan bahwa di setiap novel Ika Natassa, dia selalu hadir dalam diri tokoh utama. Ika Natassa hadir dalam wujud Keara di novel ini, Alexandra di Divortiare dan Twivortiare, dan Andrea di A Very Yuppy Wedding. Seorang banker, hidup mapan dan berkelas, sosialita, lulusan universitas di Amerika Serikat (NYU lebih tepatnya). Yang beda cuman kisah cintanya saja. Di Keara, Ika lebih menampakkan dirinya lewat hobby fotografi yang Canonian, fans berat John Mayer, pernah nonton live F1 di Singapura. Saya teringat sama postingannya Mia, dimana di akhir postingan itu dia membahas mengenai pengarang yang formulanya begitu-begitu saja seperti Sophie Kinsella, Sidney Sheldon, dan Danielle Steele. Pengarang yang belum bisa move on dari zona nyamannya. Sepertinya saya akan menambahkan satu lagi pengarang di daftar-nya Mia :D
Satu-satunya hal yang membuat saya memberikan bintang dua pada Antologi Rasa ini adalah gaya bercerita Ika yang "tidak biasa". Penggunaan PoV yang berganti-gantian dengan penataan yang apik. Saya jadi ingat dengan Twivortiare yang penulisannya bergaya ala twit itu. Kreatif.
Soal penggunaan bahasa Inggris yang bertebaran di setiap halaman, detail-detail tentang F1, konser John Mayer (semua judul lagu di konser itu disebutkan!), sudahlah... Itu termasuk zona nyamannya Ika. Tapi ya...anehnya saya tetap menantikan novel-novel Ika Natassa berikutnya. Haha... hers are my guilty pleasure
Cuma bintang dua yah??? Mikir lagi deh bukunya... Karna aku nggak terlalu respct juga sih sama yang A Verry Yuppy Wedding, jadi mau baca karyanya mbak Ika yang lain agak ragu..
ReplyDeleteMungkin karena masih begitu-begitu saja, put... jadinya cuman bintang 2
ReplyDeleteaku suka buku mba ika natassa kali ini...
ReplyDeletebisa mendeskripsikan masing2 karakter dan membuat saya terbawa dalam arus cerita ^0^
menurutku sih lebih bagus dari AVYW
aku belum ada niat lagi membaca bukunya ika setelah dijejeli merk dagang di Very Yuppy Wedding ~ syalalala
ReplyDeletedan percayalah di semua bukunya ada merk dagang. perhaps we could call her Miss Metropop.
ReplyDeleteHahaha, buku ini kalau ga dibilang bagus dan kereen banget, pasti dibilangnya ya yang kaya Mbak Desty bilang, bertebaran merk-merk. Ah setuju juga dengan opini Mbak yang bilang penulis memasukkan dirinya ke berbagai karakter yang ia ciptakan. Memang belum baca sih tapi kalau dari twit-twitnya sih sepertinya begitu :)
ReplyDeleteCheers.