Judul Buku : Unwind (Pemisahan Raga)
Penulis : Neal Shusterman
Halaman : 456
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada yang salah dengan menjadi donatur organ. Bahkan hal itu adalah tindakan terpuji dan membuatmu menjadi seorang pahlawan. Mungkin hal ini yang menjadi dasar pemikiran pencetus RUU Kehidupan saat mengeluarkan proses Pemisahan Raga atau Unwinding. Setiap anak mulai dari masa janin hingga 13 tahun tidak boleh dibunuh. Tetapi mencapai usia 13 -18 tahun, orang tua secara retroaktif dapat memilih untuk "menggugurkan" anaknya dengan menandatangani sejumlah surat untuk menjadi Unwind (anak yang menjalani proses Unwinding). Ragamu akan dipisahkan, mulai dari ujung kaki hingga ke setiap bagian otakmu. Tetapi kamu akan tetap hidup. Sebuah teknologi neurografting yang telah memenangkan Nobel memungkinkan untuk itu.
Pemisahan Raga menjadi solusi bagi setiap orang tua yang ingin menyingkirkan anaknya yang bermasalah, seperti yang dialami Connor (16 tahun). Atau jika negara ingin mengurangi beban untuk pemeliharaan anak di panti asuhan, seperti yang dialami Risa (15 tahun). Keduanya harus menjadi Unwind, tanpa persetujuan dari mereka sendiri. Berbeda dengan Lev (13 tahun) yang semasa hidupnya telah dipersiapkan untuk menjadi "persembahan" sebagai bentuk perpuluhan yang harus dikembalikan kepada Tuhan.
Sebagai bentuk penolakan, Connor memutuskan untuk kabur - menjadi desertir. Kaburnya Connor menyebabkan huru-hara di jalan utama, tanpa sengaja melibatkan Risa dan Lev yang akhirnya kabur bersama Connor. Perjalanan penuh liku-liku, berpindah tempat seperti barang. Kemanapun asalkan mereka bisa bertahan hidup hingga usianya 18 tahun.
Saya tidak habis pikir dengan keputusan orang tua yang mau menyerahkan anaknya untuk dipisahkan raganya. Atau dengan sebuah keyakinan bahwa seorang anak adalah persembahan perpuluhan untuk Tuhan dengan menjalani Unwind. Meskipun tujuan dari pemisahan raga ini menurut pemerintah adalah untuk kebaikan, tetapi siapa yang berhak menentukan kebaikan itu?
Tak ada orang yang benar-benar baik, atau benar-benar jahat. Kita keluar masuk wilayah gelap dan terang sepanjang hidup kita ~ Sonia
Dalam novel ini juga dipertanyakan mengenai keberadaan jiwa. Jika seorang anak yang menjalani pemisahan raga, dan setiap anggota tubuhnya sudah terpisah ke seluruh penjuru bumi, dimanakan jiwa anak itu berada? Apakah dia tergantung di langit, terentang di antara setiap organ yang terpisah? Bagaimana kau dikatakan tetap hidup jika jiwamu sudah tidak ada? Ataukah anak yang menjalani Unwind tidak memiliki jiwa sejak lahirnya?
Dikemas dalam kisah yang menarik, penuh ketegangan, Unwind sanggup membuat saya bertahan membacanya hanya dalam setengah hari. Saya tidak bisa melepaskan buku ini sejak pertama kali membacanya. Meski diceritakan dalam sudut pandang orang ketiga, setiap tokoh tetap mendapatkan porsi yang sama sehingga rasanya seperti kita bisa memahami apa yang dirasakan oleh setiap tokohnya. Terjemahannya nyaris sempurna, dengan sedikit typo yang bisa dimaafkan. Saya tidak sabar menantikan lanjutan dari kisah ini dalam buku kedua, UnWholly. Semoga GPU akan menerbitkannya dalam waktu yang tidak lama.
ngiriiii mbak sama kamu, cepet banget baca dan ngreviewnya, huhuhu
ReplyDelete