~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#424 Bitterballen Love


Judul Buku : Bitterballen Love
Penulis : Alana Izarra
Halaman : 183
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Aliya adalah seorang gadis yang duduk di bangku SMA. Semenjak ayahnya masuk penjara karena terbukti korupsi, dia mencoba berjualan kecil-kecilan untuk mendapatkan uang saku dan biaya transport ke sekolah. Aliya menjual beberapa penganan kecil hasil olahannya sendiri di kelas pada jam istirahat. Hasilnya lumayan sukses, beberapa temannya suka dengan masakannya. Terutama kedua sahabatnya, Chika dan Zia.
Sebenarnya ada larangan untuk jualan di sekolah, tapi Aliya melakukannya diam-diam. Toh beberapa temannya selalu menantikan lapaknya digelar. Kecuali Vanya dan gengnya. Entah kenapa sejak awal Vanya selalu menganggap Aliya sebagai musuh. Vanya adalah salah satu siswa di sekolah itu yang harus dihindari oleh Aliya supaya terbebas dari masalah. Siswa lainnya adalah Danur.

Danur ini adalah anak dari teman ayahnya Aliya, Pak Imran. Pak Imran inilah yang memberikan bukti-bukti korupsi yang dilakukan oleh ayah Aliyah kepada kepolisian. Gara-gara keluarga Danur, keluarga Aliyah harus mengalami kesulitan. Aliyah benci Danur, seperti Aliyah membenci ayahnya yang membuat Aliya, ibu dan adiknya sengsara.

Sebenarnya, saya akhir-akhir ini menghindari membaca teenlit, karena beberapa teenlit yang saya baca sebelunya tidak memuaskan. Namun, seorang teman merekomendasikan buku ini untuk dibaca dan menjawab tantangan di RC Read on Your Own Risk-nya mbak Yuska. Suprisingly, saya menikmati membaca buku ini. Meski temanya biasa saja, tetapi penulisannya bagus. Saya jadi ikut merasa sakit hati bersama Aliya saat mengetahui bahwa Danur menyebarkan broadcast message ke teman-temannya supaya membeli kue buatan Aliya karena Aliya butuh uang. Atau ikutan tertawa bersama Zia dan Chika ketika mengatai Vanya makhluk gaib tidak tahu diri. Bahkan saya jadi kepingin makan risoles, karena risoles dan bitterballen Aliya katanya sangat enak.

Pergumulan yang dihadapi Aliya untuk menerima keadaan ayahnya juga dipaparkan dengan baik. Aliya digambarkan tidak mau mengunjungi ayahnya di penajara karena masih sakit hat. Sosok ibunya yang melindungi seklaigus berusaha mepersatukan kembali keluarganya adalah salah satu karakter favorit dalam buku ini.

Btw, saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca. Dan ohya, ada resep-resep kue jualan Aliya juga di dalamnya. Siapa tahu ada yang berniat ikutan bikin kue :)

3 stars
Be First to Post Comment !
Post a Comment