~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#611 Angel In The Rain



Ayu adalah seorang pencinta buku yang melakukan perjalanan ke London untuk menghindari pertunangan kakaknya, Luh dengan pria yang pernah dicintainya, Em. Di London, dia bertemu dengan seorang pemuda yang juga menyukai buku, bernama Gilang. Gilang berkunjung ke London untuk mengejar seorang wanita yang dicintainya. Ning, nama gadis itu, adalah sahabatnya. Sayang cinta Gilang tidak berbalas. Ning hanya menganggapnya sebagai sahabat dan Ning mencintai pria lainnya. 

Ayu dan Gilang beberapa kali bertemu secara kebetulan, dan setiap kali mereka bertemu selalu ada hujan yang menyertai. Saat kembali ke Indonesia, Ayu menawarkan buku Burmese Days cetakan pertama karya George Orwell yang sudah lama dicari oleh Gilang. Sayangnya, sampai tiba di bandara Soekarno-Hatta buku itu tidak juga berpindah tangan. Buku itulah yang kemudian akan mengawali pertemuan kembali antara Ayu dan Gilang.

Profesi Ayu sebenarnya adalah penulis novel. Novel kelimanya sudah dinantikan oleh editornya, namun tertunda karena kepergian Ayu ke London. Ayu kemudian menulis sebuah novel dengan judul Angel in The Rain. Gilang pernah mengatakan bahwa ada malaikat yang ikut turun bersama hujan dan membawa keajaiban. Ayu tidak percaya dengan perkataan itu, tapi kemudian menjadi inspirasinya dalam menulis novel yang laris manis. 

Sementara itu, Gilang berusaha melupakan cintanya yang kandas. Pertemuannya kembali dengan Ayu di Indonesia membawa sesuatu yang baru di hatinya. Ketika perasaannya pada Ayu mulai bertumbuh, Ning kembali ke Indonesia. Gilang merasa ada yang berbeda dengan sahabatnya, dan berusaha menghibur sahabatnya. Usaha yang membuat Ayu menjadi tidak percaya pada Gilang.

Novel ini unik, karena yang bercerita bukan Ayu atau Gilang sebagai tokoh utama. Yang bercerita adalah Goldilocks, sosok malaikat yang membawa payung merah untuk sepasang kekasih. Goldilocks menampakkan diri kepada Gilang di London, yang membuat Gilang sangat penasaran. 

Selain legenda di London dan beberapa tempat-tempat menarik tentang London, novel ini juga banyak bercerita tentang novel dan penulis klasik. Sebut saja Wuthering Heights, novel yang "dikejar" oleh Ayu, atau The Gatsby yang menjadi inspirasi Gilang dalam membuat blog. Keberadaan novel klasik dan beberapa novel lainnya membuat karakter Ayu sebagai pencinta buku (saya tidak ingin menyebutnya gila buku) lebih kuat. Bahkan Gilang yang disebut-sebut sebagai pemuda lucu oleh Goldilocks juga terimbas karakter pencinta buku. Saya malah tidak merasakan lucunya Gilang. Menariknya lagi, seperti  Ayu yang menulis novel berjudul sama dengan novel ini, Gilang juga akhirnya menulis novel dengan judul London : Angel

Selain kisah cinta segitiga, satu topik yang juga diangkat dalam novel ini adalah soal kepercayaan. Ayu memiliki masalah tidak bisa percaya pada lelaki, karena lelaki yang disukainya punya masa lalu dengan wanita lain. Karena pengalamannya dalam cinta segitiga antara dirinya, Luh dan Em, Ayu menolak mempercayai Gilang ketika Ning kembali hadir di tengah mereka. Butuh waktu lama bagi Ayu untuk menemukan rasa percaya itu.

Seperti Ayu yang mengoleksi buku cetakan pertama karya penulis favoritnya, saya juga berusaha mendapatkan cetakan pertama karya Windry Ramadhina. Karena novel ini adalah sekuel dari London : Angel, saya tentunya segera memesan ketika novel ini diterbitkan pertama kali lengkap dengan bonus postcard-nya. Saya penasaran dengan kelanjutan kisah Gilang dan Goldilock di novel London : Angel. Sayangnya, kesibukan membuat saya menunda-nunda membaca novel ini, sampai akhirnya hampir empat tahun tersimpan di rak buku. Bukunya sampai menguning dan penuh bercak cokelat. Sepertinya Angel In The Rain ini adalah buku terakhir Windry dengan penerbit Gagas Media. Masih ada dua buku karya Windry di rak saya yang menunggu waktu tepat untuk dibaca :)

Angel In The Rain
Windry Ramadhina
468 halaman
Gagas Media
Oktober, 2016



Be First to Post Comment !
Post a Comment