~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#205 Camar Biru


Judul Buku : Camar Biru
Penulis : Nilam Suri
Halaman : 279
Penerbit : Gagas Media


Kalau ada yang tanya, genre buku apa yang saya sukai? Pertama kali saya akan menjawab romance. Eh, bukan berarti saya cemen ya... Saya hanya menyukai kisah yang diakhiri dengan kebahagiaan (para) tokohnya. Itu jaminan yang didapatkan kalau membaca genre romance. Genre ini selalu menjadi pilihan saya ketika saya membutuhkan sesuatu untuk menyemangati saya. Bahagia itu menular lho...  Dan ketika bulan Juni ini ditetapkan untuk baca bareng genre favorit saya ini, jelas tidak akan saya lewatkan (meski sempat koar-koar mau hiatus... ternyata ga bisa hiatus).

Persahabatan Nina, Adith, Sinar dan Naren ibarat bujursangkar, dengan masing-masing mereka menempati sudut-sudutnya. Di antara mereka terhubung garis yang menyatukan mereka. Tapi bujursangkar itu rusak sejak kematian Naren dalam sebuah kecelekaan. Nina yang saat itu semobil dengan Naren, abangnya, merasa sangat bersalah. Terlebih lagi ketika dia harus pergi dari rumah karena Ibunya menyalahkannya atas kematian Naren. Sinar, sahabat Naren sekaligus first crush-nya Nina, juga pergi ke London karena tidak sanggup menghadapi kenyataan Naren sudah tidak ada. Tinggallah Adith, adik Sinar, yang berusaha menyatukan kepingan hati Nina, dan selalu menjaga Nina dari keterpurukan.

Suatu waktu, sepuluh tahun lalu, ketika Nina sedang patah hati ditinggal kekasihnya, adalah tugas Adith untuk menghibur Nina. Di bawah pengaruh alkohol, mereka berjanji jika sepuluh tahun lagi tidak ada di antara mereka yang pacaran dengan orang lain, maka mereka akan menikah. Sepasang camar dari kertas biru mengukuhkan janji yang terucap kala itu. Dan ketika sepuluh tahun kemudian itu datang, Adith benar-benar menepati janjinya. Nina menerimanya, tapi keduanya tidak yakin ada cinta di antara mereka. Setidaknya rasa nyaman dan care each other sudah cukup.

Cinta berangkat dari persahabatan, mengingatkan saya pada novel Coupl(ov)e yang pernah saya baca beberapa waktu lalu. Ide cerita yang sama, cinta yang berawal dari persahabatan antara pria dan wanita. Keduanya berujung pada pernikahan atas dasar yang sama. Bukan saling meniru, toh sudah banyak novel seperti ini. Tokoh pria yang setia, dan tokoh wanita yang terluka.

Dibandingkan Nina, penokohan Adith lebih terasa. Mungkin karena Adith lebih banyak bernarasi tentang dirinya, mimpinya, pikirannya dan perasaannya. Sementara Nina tetap terasa tertutup, bahkan setelah dia mengungkapkan rahasia terbesarnya pada Adith dan Sinar. Apa yang diungkapkan Nina sudah ada di bagiannya Adith. Atau Adith sebegitu tahunya Nina luar dalam? Multi POV yang dipakai jadi tidak berasa, kecuali bagian Sinar yang berupa penggalan email.

Soal typo, masih ada sih tapi sedikit, ga sampai menganggu. Ohya, gambar origami burung-nya. Setahu saya itu origami bangau, bukan camar. Dan bangau ga nemplok di atas pohon seperti pada gambar di sampul. Trus puisi-puisi di bagian belakang itu, aduh.. romantis iya. Tapi ya yang belum baca bukunya ga bakal tahu itu maksudnya apa. Saya sering gagal  membeli buku Gagas gara-gara puisi-puisi macam itu di sampul belakang buku. Berasa beli kucing dalam karung (udah gitu saya ga suka kucing #abaikan #infogapenting).

Over all, saya ngasih bintang empat karena buku ini sangat menghibur saya di saat kepala saya penuh dengan istilah biologi. Terima kasih Aul, yang sudah berkenan meminjamkan bukunya.

4 stars
5 comments on "#205 Camar Biru"
  1. Soal origami burung itu.. Aku malah heran kenapa disebut bangau (crane) karena bangau kan nggak kaya gitu. Bangau kakinya yang panjang, bukan buntutnya *lebihganyambung* tapi dibilang camar juga bukan karena camar lehernya ga panjang *masihlhodisambungin*

    Hihi aku kemarin milih buku ini. Penasaran pengen baca.

    ReplyDelete
  2. Ahhh... bukunya Nilam >__<
    Iya ya, sinopsisnya Gagas suka puitis gitu, makanya kemaren susah mau milih yang mana :|

    ReplyDelete
  3. wah bintang 4, aq nunggu buntelan dari gagas deh, salah satu yang aq request (saran dari mas ijul hehe), semoga cocok dgn seleraku :D

    ReplyDelete
  4. aaahhh...kayanya hampir tiap orang pernah bikin janji seperti itu ya sama sahabat masa mudanya (at least, aku dulu juga pernah- janjian mau nikah sama sahabatku kalau kita masih sama2 jomblo pas umur 30-an, wkwkwk). bagus nih kayaknya bukunya...

    ReplyDelete
  5. Congrats ya... review ini adalah pemenang IRRC bulan Juni.
    Please kirim data diri ke: miss_yuska@yahoo.com
    Ditunggu ^^

    Btw, buku Camar Biru aku dapat dari Unforgotten...

    ReplyDelete