~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#207 Paper Romance


Judul Buku : Paper Romance
Penulis : Lia Indra Andriana
Halaman : 376
Penerbit : Penerbit Haru

Awalnya Eli tidak peduli dengan kehadiran Kev di tempat kerjanya. Yang dia tahu Kev adalah adik dari pemilik perusahaan properti tempatnya bekerja, yang sudah mengeluarkan 3 orang asisten sejak kedatangannya (lebih tepatnya asisten itu yang tidak tahan menghadapinya dan memilih mengundurkan diri). Tapi ketika Kev malah menunjuknya sebagai asisten berikutnya, Eli berpikir tidak ada salahnya. Toh pekerjaannya selama ini sebagai staff umum  juga tidak jelas. Setidaknya dia bisa memanfaatkan keahliannya mengetik cepat dengan membantu Kev mengetik novel terbarunya.

Masalahnya Kev bukanlah orang yang mudah dihadapi. Ucapannya yang tajam dan meledak-ledak membuat banyak yang tidak bisa bertahan di dekatnya. Eli sendiri berusaha beradaptasi dengan perilaku bosnya itu. Namun, suatu waktu Eli membuat kesalahan dengan mengirimkan hasil ketikan yang salah kepada Kev. Eli justru mengirimkan draft novel yang diberi banyak balon komentar di dalamnya. Kev marah besar, tapi berikutnya malah menyuruh Eli mengganti semua tokoh wanita di dalam novelnya yang tadinya bernama Nadia menjadi Eli. Kemarahan Kev tidak berhenti di situ, dia menyuruh Eli masuk ke kantor di hari Minggu. Ketika Eli sampai di kantor dia malah mendapat informasi kalau Kev masuk rumah sakit karena kecelakaan.

Singkat cerita, Kev ternyata mengidap pembengkakan pembuluh darah di otaknya yang membuatnya harus dioperasi. Setelah dioperasi, Kev mengalami amnesia, dan menganggap Eli adalah kekasihnya. Atas saran Hadri, manajer Kev, Eli menyanggupi untuk berperan menjadi kekasih Kev. Menariknya, ketika Kev akhirnya sadar dan bisa mengingat kembali semuanya, dia masih menginginkan sandiwara itu berlanjut. Entah mengapa dia ingin Eli terus berada di dekatnya.

Sebenarnya saya sudah pernah membaca review dari beberapa teman yang menyebutkan bahwa rasa K-drama dalam novel ini sangat kental. Justru itu yang membuat saya penasaran akan novel ini. Dan benar saja, rasanya seperti menonton K-drama. Menurut saya pribadi, menonton K-drama itu kayak guilty pleasure, dimana sepanjang menontonnya saya akan banyak protes karena seringkali banyak hal absurd dan tidak logis yang terjadi, tetapi saya tetap terpaku sampai akhinya ketika tayangannya selesai, masih terbayang-bayang dalam benak saya sekian lama. Nah... novel ini efeknya kayak gitu :D

Mulai dari karakter tokoh pria yang kaya-tampan-judes-galak-tapi oh romantis dan karakter tokoh wanita yang lugu-tampang biasa saja-tertindas-tapi punya inner beauty. Juga ada misteri yang sepertinya sengaja disimpan sejak awal yang kemudian di tengah cerita seperti bom meledak yang menghadirkan banyak fakta baru. Trus, tokohnya kena penyakit yang sangat serius bahkan disebut sebagai bom waktu, tapi  semua bisa dilalui dengan mudah. Tokoh ketiga, keempat, kelima dan seterusnya yang sepertinya punya peran penting tapi hanya sebagai pemanis. Dan terakhir, twist di bagian ending yang seperti sesuatu yang tiba-tiba muncul dan menyelesaikan masalah.

Tapi ya itu... novel ini membuat saya tertahan sampai epilog (yang menurut saya lebih bagus kalau epilognya ga ada). Seperti K-drama yang selalu dikemas menarik dan cantik, cover dan kemasan buku ini juga sangat cantik. Dengan gambar seorang gadis yang keluar dari tumpukan buku pas sekali dengan judulnya Paper Romance. 

3 stars
Be First to Post Comment !
Post a Comment