~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#275 Demi Esme dengan Cinta dan Kesengsaraan


Judul Buku : Demi Esme dengan Cinta dan Kesengsaraan
Penulis : J.D. Salinger
Halaman : 68
Penerbit : BukuKatta

Saya belum pernah membaca karya J.D. Salinger sebelumnya. Bisa dikatakan membaca buku berisi dua cerpennya yang pernah dimuat dalam kumcer Nine Stories ini adalah perkenalan bagi saya. Kali ini saya membaca cerpen yang berjudul Demi Esme, dengan Cinta dan Kesengsaraan dan Hari yang Sempurna Bagi Bananafish.

Cerpen Demi Esme berkisah tentang seorang Sersan yang mengunjungi London untuk mengikuti pelatihan khusus militer. Di hari terakhir pelatihan, hujan turun dengan derasnya. Sersan ini kemudian masuk ke dalam sebuah gereja dan mendengarkan paduan suara yang sedang latihan. Salah satu peserta paduan suara, seorang gadis kecil, menarik perhatian Sersan. Tidak disangka mereka bertemu kembali di sebuah kedai teh. Gadis bernama Esme ini kemudian menyapa si Sersan dan tanpa ragu menceritakan kisahnya kepada Sersan tersebut. Dia bertanya apakah si Sersan seorang penulis, dan Sersan itu menjawab dia memang menulis beberapa cerita. Di akhir pertemuan mereka, Esme meminta Sersan untuk membuat cerita tentang kesengsaraan, dan mendoakan si Sersan kembali dari medan pertempuran dengan kemampuan utuh. Kisahnya melompat ke beberapa waktu kemudian, ketika Sersan X kembali dari medan perang dalam keadaan depresi. Disebutkan bahwa kemampuan Sersan X tidak utuh lagi, dia mengalami kesulitan membaca, dan sakit di seluruh tubuhnya dari kepala hingga kaki. Dia bahkan terlihat tidak peduli dengan perhatian temannya, Kopral Z. Di akhir cerita, Sersan X menerima sebuah surat dari Esme dengan sebuah jam tangan di dalam surat itu. Membaca surat Esme, kembali mengingatkan Sersan akan ketidakmampuannya.

Saya sempat blank dan tidak memahami maksud cerita ini sehingga saya membaca kembali dengan perlahan. Saya melakukannya sampai tiga kali. Setelah itu barulah saya mendapat sedikit pencerahan bahwa inti dari kisah ini adalah tentang Sersan yang mengalami efek dari sebuah perang. Kehadiran Esme, gadis kecil yang kedewasaaannya melampaui umurnya yang menyadarkan Sersan itu bahwa ada dampak buruk dari perang. Dirinya menjadi tidak utuh lagi, dan menyendiri. Saya bertanya-tanya apakah Sersan ini adalah gambaran dari J.D. Salinger sendiri. Dalam biografi singkat di belakang buku ini dikisahkan bahwa Salinger adalah seorang penyendiri dan tidak menyukai publisitas. Dia juga pernah mengikuti wajib militer.

Cerpen kedua tentang bananafish, lebih mudah saya pahami. Seorang wanita menginap di sebuah hotel bersama suaminya. Orang tua wanita ini mengkhawatirkan keselamatan putri mereka, sepertinya ada masalah dengan suaminya. Dari percakapan via telepon dengan ibunya, wanita ini berusaha menenangkan orang tuanya bahwa Seymour suaminya baik-baik saja. Sementara itu, di pantai Seymour sedang berjemur ketika seorang gadis mendekatinya. Sepertinya mereka sudah akrab sebelumnya. Sambil berenang di laut, keduanya bercakap-cakap tentang bananafish (ikan yang memakan pisang). Ketika gadis ini sudah lelah dan kembali ke pantai, Seymour pun kembali ke kamarnya. Di lift, dia sempat membuat seorang wanita ketakutan karena wanita itu tanpa sengaja melihat kakinya. Sesampainya di kamar, kegelisahan Seymour semakin menjadi. Dia lalu mengambil pistol dan menembak kepala istrinya. Selesai.

Ending yang menegangkan memang. Yang jelas Seymour juga sama seperti Sersan di ceren pertama, yang mengalami gangguan jiwa. Yang ini sih lebih parah sampai membunuh istrinya yang percaya bahwa suaminya baik-baik saja. Lantas apa itu bananafish? Tidak pasti juga. Bisa jadi itu ikan khayalan dalam pikiran Seymour, tapi juga bisa dipahami oleh gadis kecil yang bersamanya di pantai. Konon sampai sekarang para kritikus masih berdebat soal bananafish ini. Yang pasti saya setuju dengan apa yang tertulis di bagian belakang buku ini, bahwa Salinger selalu membuat pembacanya bertanya-tanya. Salinger juga mengingatkan kita bahwa anak kecil tidak selalu kekanak-kanakan dan orang dewasa tidak selalu matang.

3 stars
Be First to Post Comment !
Post a Comment