~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#466 Holy Mother


Judul Buku : Holy Mother
Penulis : Akiyoshi Rikako
Halaman : 284
Penerbit : Haru


Mempunyai seorang anak adalah hal yang paling diinginkan oleh Honami. Sayangnya, karena riwayat penyakitnya dia harus menempuh berbagai cara hingga dia berhasil mendapatkan putrinya. Karenanya, Honami bertekad untuk melindungi putrinya dengan cara apapun. Terutama ketika ada pembunuh yang berkeliaran di dekat tempat tinggalnya. 


Pembunuh ini melakukan pembunuhan pada anak laki-laki seusia Kaouru, putri Honami. Anak itu dibunuh dengan cara dicekik, kemudian diperkosa dan dipotong kemaluannya. Tindakan ini meresahkan masyarakat sehingga polisi membentuk tim pengusut yang berisikan para detektif. Sakaguchi dan Tanizaki adalah duo detektif yang ikut di dalamnya.

Di sisi lain, ada seorang anak SMA berwajah menarik bernama Makoto. Anak ini disukai oleh teman-temannya, bahkan ada yang sempat menyatakan cintanya tapi langsung ditolak oleh Makoto. Makoto bukanlah anak yang menyukai berinteraksi apalagi bersentuhan dengan orang lain. Sebagai pelatih kendo, dia paling tidak menyukai jika ada yang melakukan kekerasan terhadap anak-anak kecil.

Novel ini terbit pertama kali pada bulan Oktober 2016, dan sejak saat itu saya sering menjumpai review-review yang menyatakan "kegilaan" twist dari novel ini. Saya pun penasaran, dan akhirnya bisa membacanya di akhir tahun kemarin. Seperti khasnya novel J-lit yang diterjemahkan, terkadang kalimat-kalimatnya bernada ambigu. Saya beberapa kali mengambil jeda saat membacanya, apalagi pembunuhnya sudah ketahuan di bab ke 3. Tapi karena ingin merasakan sendiri "kegilaan" novel ini, saya berusaha meneruskan membaca sampai kemudian kasusnya mulai menarik. Meski saya sudah mengantisipasi twist yang mengejutkan, tetap saja saya dibuat terpana di akhir ceritanya.

Saya bahkan membaca kembali beberapa paragraf awal untuk meyakinkan diri bahwa tidak ada hal yang saya lewatkan. Memang tidak ada. Penulis membuat kalimatnya sedemikian rupa untuk menggiring imajinasi pembaca ke satu arah, dan tiba-tiba...bum... kamu tiba di tempat yang berbeda.

Selain alur cerita yang mengejutkan itu, pembaca juga disuguhi fakta-fakta tentang infertilisasi buatan yang dialami oleh Honami, juga beberapa "aturan" yang berlaku di Jepang seperti yang dijelaskan oleh duo detektif, misalnya bahwa di Jepang jika korban adalah laki-laki maka kasusnya tidak bisa disebut perkosaan. Dan kasus perkosaan itu baru akan diusut jika yang melapor adalah si korban sendiri.

Well... saya mau bilang terima kasih untuk Joglosemar yang memberikan novel ini sebagai kado ulang tahun saya (khususnya si petugas kado, Alvina, yang membaca #kodekeras dengan sangat baik...hahaha). Saya jadi penasaran dengan dua karya Akiyoshi yang sudah diterjemahkan oleh penerbit yang sama.

4 stars

Be First to Post Comment !
Post a Comment