Judul Buku : Side By Side
Penulis : Sofi Meloni
Halaman : 272
Penerbit : Elex Media Komputindo
Rama berkenalan dengan Gita gara-gara sebuah taruhan. Siang itu di perpustakaan kampus, Rama menunggu seorang gadis berkacamata untuk mengetahui nama gadis itu. Keberuntungan ada di pihak Rama, ketika Gita tidak bisa lagi meminjam buku sementara dia sangat membutuhkan buku itu. Rama pun meminjamkan kartu ID-nya untuk digunakan oleh Gita. Gita yang tahu maksud Rama mengajaknya kenalan akhirnya luluh karena bantuan Rama. Dia pun membantu Rama untuk memenangkan taruhan. Ternyata kesepakatan taruhannya adalah bahwa Rama harus berpacaran dengan Gita.
Rama dan Gita adalah dua sosok yang bertolak belakang. Bagi Rama, masa kuliah itu harus dinikmati sebebas-bebasnya. Rama bahkan mengabaikan beberapa mata kuliahnya agar bisa lebih lama berada di kampus. Sementara Gita adalah mahasiswi dengan penuh perencenaan. Setiap langkah dalam hidupnya telah diatur sedemikian rupa. Tidak ada waktu bersantai atau bermain-main. Ketika Gita berkenalan dengan Rama, satupun dari mereka tidak menyangka jika hal peminjaman buku akan berlanjut.
Teraturnya hidup Gita sebenarnya tidak lepas dari kondisi keluarganya, khususnya keberadaan kakaknya, Luna. Di mata orang tuanya, Luna adalah sosok anadalan, yang bisa menjadi panutan. Luna mendapat beasiswa untuk kuliah di Jakarta. Gita dituntut untuk seperti kakaknya itu. Yang orang tuanya tidak tahu, sudah beberapa waktu ini Luna berubah. Bukannya kuliah, dia sibuk dengan anak geng motor, pacarnya. Beasiswanya dicabut, hidupnya tidak jelas. Beberapa kali Luna datang mengambil uang Gita, dan mengancam agar Gita tidak melaporkannya ke orang tua mereka.
Kesepakatan "pacaran" antara Rama dan Gita tidak mulus-mulus saja. Gita berusaha membuat Rama sadar akan pentingnya berusaha keras dan merencanakan hidup. Sementara Rama juga berusaha mengjak Gita bersenang-senang. Masalah mulai muncul ketika Gita menyalahartikan perhatian Rama padanya. Gita mulai menyukai Rama. Namun ternyata selain karena taruhan, Rama memanfaatkan Gita untuk membuat Jess, mantan pacarnya, kembali padanya.
Kamu, kehadiranmu, tidak pernah ada dalam rencanaku. Sama halnya aku tidak pernah merencanakan untuk jatuh cinta dan patah hati karenamu. (Hal 251)
Ini adalah novel keempat dari Sofi Meloni, salah satu penulis yang karyanya selalu saya tunggu. Kali ini tulisan Sofi semakin matang, meski menurut pengakuan penulis naskah novel ini hanya ditulis dalam waktu sebulan. Saya suka dengan berbagai macam kontradiksi yang dihadirkan di dalam novel ini. Kedewasaan Gita yang berhadapan dengan kekanak-kanakan Rama, keteraturan Gita bertemu dengan amburadulnya Rama, cara berpikir Rama yang simpel bertabrakan dengan kompleksnya isi kepala Gita. Saya juga suka bagaimana cara penulis memasukkan episode "jatuh cinta tanpa terencana" dalam kehidupan Gita yang penuh dengan rencana. Ketika Gita mengalami patah hati, saya juga ikut menangis sedih.
Membaca novel ini tidak butuh waktu lama, mungkin karena saya terlarut dalam kisahnya. Terlepas dari beberapa hal yang mengganggu (misalnya gambar covernya dimana si cowok diwakili oleh sepatu keds, bukannya sepatu boot seperti yang digambarkan dalam ceritanya), saya rasa bintang lima layak saya berikan untuk novel ini.
AAAA AKU PENGIN BACA!!! Tapi kemarin ke Gramedia bukunya belum ada. Udah ga sekantor pula sama si Sofi. Kayaknya tipe-tipe novel YA seru gitu.
ReplyDelete