Judul Buku : Gantung
Penulis : Nadia Khan
Halaman : 320
Penerbit : Haru
Gibbs, Ray, Troll dan KJ adalah empat orang siswa di SMCGT, sebuah sekolah elite di Malaysia. Keempat pemuda ini merupakan siswa yang populer dan memiliki banyak penggemar. Meskipun memiliki sifat dan kesibukan yang berbeda, keempatnya sangat kompak dalam berbagai hal. Termasuk tentang wanita. Mereka punya prinsip one for all untuk wanita. Jika salah satu di antara mereka bisa mendapatkan seorang wanita untuk dikencani, maka wanita tersebut harus 'dibagi' dengan yang lain. Dan sejauh ini para wanita tidak ada yang keberatan.
Hingga suatu ketika, Gibbs menyukai seorang gadis di sekolah itu yang bernama Fara. Fara ini juga adalah ketua KP (semacam ketua OSIS kalau di Indonesia). Gibbs diam-diam mendekati Fara. Pendekatan Gibbs bersambut, Fara juga menginginkan dirinya. Gibbs yang baru kali ini merasa benar-benar menyukai seorang gadis tidak rela jika harus berbagi Fara dengan teman-temannya. Mereka berdua bertekad merahasiakan hubungan mereka. Sayangnya, hubungan itu diketahui oleh Deepa, gadis teman sekamar Fara, yang juga menyukai Gibbs. Dari sini malapetaka mulai berawal.
Ini adalah literatur Malaysia pertama yang saya baca. Saat membaca beberapa review di Goodreads saya semakin penasaran. Saya sendiri sempat terkejut dengan ceritanya yang vulgar, dimana di dalam novel ini dikisahkan anak usia SMA yang tidak ragu-ragu melakukan hubungan seksual. Apalagi setting-nya di asrama sekolah elite. Prinsip 'berbagi' diantara Gibbs, Ray, Troll dan KJ ini juga mengejutkan. Kesan misterinya sendiri baru terasa di pertengahan cerita. Yang dominan malah nuansa horornya. Yup...ada hantu di dalam novel ini.
Bayangkan saja adegan dimana ada seorang siswi yang sedang tidur di kamarnya, dan dia diganggu oleh sosok tak kasat mata. Kipas anginnya berputar sendiri, atau ada suara orang mencuci kain di wastafel. Yang lebih horor lagi, hantunya menampakkan diri di dalam mimpi si gadis.
Yang membuat saya memberi bintang tiga adalah kepiawaian penulis mengaitkan bab per bab menjadi satu kisah yang utuh. Awalnya mungkin membingungkan, tapi semakin ke belakang makin jelas hubungan antara tokohnya. Namun sayang, endingnya bagi saya justu membuat nuansa misteri dan horornya menjadi bias.
Ada banyak istilah-istilah slang di Malaysia yang digunakan di dalam novel ini. Jangan kuatir, ada catatan kaki untuk setiap istilah itu. Terjemahannya bagus, tidak meghilangkan rasa Malaysia-nya. Saya jadi penasaran dengan literatur Malaysia. Semoga ada lagi dari penulis ini yang diterjemahkan oleh Penerbit Haru.
Be First to Post Comment !
Post a Comment