Judul Buku : Scheduled Suicide Day
Penulis : Akiyoshi Rikako
Halaman : 277
Penerbit : Haru
Ruri sudah merencanakan kematiannya dengan baik. Dia menuliskan surat terakhirnya yang berisi pesan bahwa ibu tirinya adalah pembunuh ayahnya. Ruri juga sudah memilih lokasi yang tepat untuk kematiannya berdasarkan rekomendasi dari sebuah situs bunuh diri di internet. Sayangnya,rencana bunuh diri Ruri tidak berjalan mulus. Dia ditolong oleh seorang hantu anak laki-laki bernama Hiroaki.
Rencana bunuh diri Ruri tidak lepas dari rasa sakit hatinya terhadap ibu tirinya. Sepeninggal ibu kandungnya yang mati tiba-tiba karena pendarahan otak, Ruri tinggal berdua dengan ayahnya yang berprofesi sebagai koki. Namun kehidupan mereka yang tenang mulai terusik ketika Reiko hadir dalam kehidupan ayahnya. Terlebih lagi pada saat akhirnya ayahnya menikah dengan Reiko. Reiko mengambil alih rumah mereka, dan puncaknya ketika Ruri melihat Reiko berada di samping ayahnya ketika ayahnya ditemukan meninggal di kamar kerjanya. Ruri yang merasa ada yang janggal dari kematian ayahnya mencoba menyelidiki. Namun upayanya termentahkan oleh pihak kepolisian yang mengatakan dia tak punya cukup bukti. Akhirnya Ruri menyerah dan memutuskan ingin "bergabung" dengan kedua orang tuanya.
Akan tetapi usaha bunuh dirinya gagal. Sebaliknya ada hantu yang membuat kesepakatan dengannya. Hiroaki, nama hantu ini, ingin membantu Ruri mencari bukti pembunuhan ayahnya. Ruri memberikan waktu selama enam hari saja. Jika upaya mereka gagal, maka Ruri akan melanjutkan niat awalnya untuk bunuh diri. Dalam enam hari, Ruri mencoba mengumpulkan bukti-bukti dan instingnya benar. Reiko melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kematian ayahnya.
Buku ini sudah saya nantikan sejak ada kabar akan diterbitkan. Berbekal hype dari buku sebelumnya, Holy Mother, saya sudah meniatkan harus membaca buku ini. Masih mengusung tema misteri dengan tokoh remaja, kali ini ada bumbu "hantu" di dalamnya. Untungnya bukan hantu yang menyeramkan. Dan saat membaca buku ini, saya sudah mengantisipasi bakal ada twist yang mengejutkan.
Mengenai karakter tokoh utamanya, Ruri, sejak awal saya merasa sikap Ruri sepertinya berlebihan. Semua yang dilakukan ibu tirinya terlihat negatif di matanya. Saya nggak bisa merasa kasihan pada Ruri. Apalagi keputusannya untuk bunuh diri itu sepertinya terlalu mudah untuk diambil. Mungkin penulis ingin menunjukkan bahwa bunuh diri bisa menjadi salah satu pilihan orang-orang yang putus asa atau depresi dengan lingkungannya.
Bagian lain yang menarik adalah ilmu tentang fengshui dan masakan-masakan di Jepang yang ditampilkan di buku ini. Saya jadi dapat ilmu baru, khususnya tentang hari-hari Rokuyo yang berperan dalam peruntungan. Overall, buku ini memang tidak seintens Holy Mother, tapi tidak ada salahnya mencicipi misteri remaja ini.
Be First to Post Comment !
Post a Comment