Judul Buku : Close Enough To Touch
Penulis : Victoria Dahl
Halaman : 504
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Grace Barret akhirnya menginjakkan kakinya di Wyoming. Dalam perjalanannya menuju Vancouver, dia singgah di Wyoming karena mendapatkan tempat tinggal sementara dari bibi buyutnya. Seandainya Grace masih mempunyai uang dan tidak berutang pada mantan kekasihnya, dia tidak akan menerima tawaran ini. Setidaknya selama sebulan, dia akan mencari uang di tempat persinggahan ini. Namun menjumpai apartemen yang dijanjikan bibi buyutnya dalam keadaan terkunci, membuat amarah Grace tersulut.
Cole Rawlins terpana melihat seorang gadis berambut ungu yang berusaha membuka pintu apartemen di depan apartemennya. Yang pasti gadis ini langsung membuat Cole tertarik. Ada sesuatu yang liar dan keras di dalam diri gadis itu yang membuatnya tertarik. Apalagi ketika Grace, begitu dia memperkenalkan diri, membalas keramahannnya dengan angkuh. Tapi keangkuhan ini tidak berlangsung begitu lama. Saat Grace ingin merayakan pekerjaan barunya, dan Cole ingin melupakan kekesalannya, keduanya bertemu di kedai minum dan berakhir dengan seks kilat di apartemen Cole.
Di beberapa bab awal, saya dibuat bingung dengan karakter Grace. Dia ingin menunjukkan karakter yang tangguh, kuat, bahkan dia dengan lugas mengatakan ingin memanfaatkan Cole untuk kesenangan semata. Tapi ada ketakutan yang besar yang selalu membayangi Grace sehari-hari. Ketakutan itu bukan semata-mata karena utangnya pada mantan kekasihnya, tapi juga pada masa lalunya. Sementara itu Cole juga punya ketakutan tersendiri. Cedera parah pada pinggul dan pahanya membuatnya terancam tidak bisa lagi menunggangi kuda, padahal dia ingin mengambil alih peternakan milik teman ayahnya. Cara Cole dan Grace saling memanfaatkan, kemudian saling menyalahkan, tetapi juga saling membutuhkan, berkali-kali dengan pola seperti itu membuat saya hampir menyerah menyelesaikan novel ini. Namun menjelang bagian akhir, novel ini ternyata mulai asyik. Ada kalimat yang diucapkan oleh Cole yang saya rasa menjadi inti dari kisah pasangan unik ini.
Mungkin takut berarti kita masih hidup, mungkin itu berarti kita belum menyerah kalah (hal. 486)
Terlepas dari kedua tokoh utama yang berusaha mengatasi ketakutan mereka, saya terhibur dengan kehadiran Aunt Rayleen, bibi buyutnya Grace, yang kata-kata sarkasnya malah jadi hiburan yang lucu. Tapi saya masih bingung sama cover versi terjemahan ini, yang gambarnya bath tube. Kayaknya ga ada hubungannya sama isi ceritanya deh. Masih mending cover aslinya yang gambarnya cowok dan cewek di sofa. Setidaknya memang ada adegan di sofa yang lumayan steamy #eh
Be First to Post Comment !
Post a Comment