Judul Buku : Insiden Anjing Di Tengah Malam Yang Bikin Penasaran
Penulis : Mark Haddon
Halaman : 311
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Usia Kelayakan Baca : 13 tahun
Buku ini adalah novel misteri pembunuhan yang lain daripada yang lain. Setidaknya itu yang ada di dalam pemikiran Christoper Boone saat dia menulis buku ini. Suatu malam dia menemukan seekor anjing yang tergeletak di taman dengan garpu kebun yang menancap di badannya. Christoper tahu Wellington, nama anjing itu, adalah milik Ny. Shears tetangga sekaligus teman keluarga mereka. Christoper bertekad untuk menyelidiki dan mencari pembunuh Wellington.
Sebagai seorang anak penyandang Sindrom Asperger, Christoper dikaruniai kelebihan yang unik. Dia tahu semua negara di dunia berikut ibukotanya, dan dia menghapal semua bilangan prima hingga 7.507. Chrisoper juga sangat pintar dalam bidang matematika dan komputer. Saat ini dia hidup dengan ayahnya, ketika dua tahun yang lalu ibunya meninggal karena penyakit jantung. Dengan bantuan Siobhan, gurunya, Christoper mencoba menyusun buku yang berisi hasil penyelidikannya. Setahu Christoper, ada satu orang yang tidak menyukai Ny. Shears dan orang itu adalah Tuan Shears yang sudah lama berpisah dengannya karena pergi dengan wanita lainnya.
Ayahnya tidak suka ketika Christoper melakukan penyelidikan. Dia melarang Christoper melanjutkan penyelidikan, menyebut nama Tuan Shears dan mengunjungi Ny. Shears. Ayahnya bahkan menyita buku berisi catatan penyelidikan milik Christoper. Ketika dia mencari buku itu di dalam lemari ayahnya, dia menemukan setumpuk surat dari ibunya untuk dirinya. Christoper bingung karena tanggal-tanggal surat itu adalah tanggal sesudah ibunya meninggal. Setelah membaca beberapa surat, Christoper menyadari ibunya belum meninggal. Belum hilang rasa terkejut dalam diri Christoper, ayahnya pun membuat pengakuan bahwa dialah yang membunuh Wellington.
Novel ini memang spesial dan berbeda dari novel lainnya. Dengan menggunakan sudut pandang Christoper, kita bisa melihat kejadian-kejadian biasa di dalam masyarakat secara luar biasa. Christoper tidak hanya berkisah tentang penyelidikannya, tetapi dia menambahkan beberapa catatan keterangan yang membuat saya terkagum-kagum. Ada satu pemikiran Christoper yang saya sukai dalam buku ini.
Bilangan prima adalah apa yang tersisa setelah semua pola kau buang. Kupikir bilangan prima seperti kehidupan. Bilangan prima serba logis tapi kau takkan bisa mencari aturan mainnya, sekalipun kau menghabiskan seluruh waktumu untuk memikirkan bilangan itu.
Saya membaca buku terjemahan KPG terbitan tahun 2004. Penerjemah sendiri mengaku kesulitan saat menerjemahkan buku ini. Saya menemukan ada banyak kata dan kalimat yang tidak baku, dan sayatidak bisa memastikan apakah itu kesalahan atau memang disengaja. Tetapi terjemahannya bisa membuat saya tenggelam dalam dunia ala Christoper, memahami ketakutan yang dia rasakan, dan rasa benci pada tingkah orang tuanya. Saya jadi berpikir untuk mengoleksi buku ini.
Postingan ini diikutsertakan dalam event Fun Year with Children Literature, dan A Reading Challenge on Mystery From 2013 TBRR Pile
lho bukan punya kak? Aq juga koleksi setelah baca :)
ReplyDeletewah saya baru tau kalo ada versi terjemahannya. Saya kemaren baca yg berbahasa Inggris dan ada beberapa kata yg spellingnya aneh. Terutama di bagian surat dari ibunya Christopher. Btw judulnya agak lucu kalo dibahasa Indonesiain --a
ReplyDeletesurat ibunya itu setelah diterjemahkan juga berasa aneh... artinya memang dr aslinya aneh ya
ReplyDeleteBelum punya...ini minjam dari bu dokter dewi
ReplyDelete