~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#228 Labirin Rasa


Judul Buku : Labirin Rasa
Penulis :  Eka Situmorang-Sir
Halaman : 394
Penerbit : Wahyu Media


Kayla, gadis keturunan Batak-Jawa ini sedang stres karena nilai kuliahnya jeblok lagi semester ini. Orang tuanya tentu saja kecewa dengan hasil kuliah anak tunggal mereka. Untuk mengobati kekecewaannya, Kayla berlibur ke rumah neneknya di Yogyakarta. Dalam perjalanan dengan kereta api, Kayla bertemu dengan seorang pria bermata hijau, Ruben, seorang mahasiswa di Yogyakarta. Kayla yang gendut, cuek tapi ramai ini menarik perhatian Ruben. Hasilnya, selama di Yogyakarta Ruben didaulat menjadi pemandu wisata pribadi untuk Kayla.


Kebersamaan Kayla dan Ruben membuahkan perasaan cinta di hati Kayla. Apalagi ketika Kayla mendapatkan buku milik kakeknya yang sudah meninggal dan menemukan pesan untuknya di dalam buku itu. Kayla akan bertemu dengan Pangeran Fajar-nya yang akan memberikan cinta dalam hatinya. Dengan keyakinan bahwa Ruben adalah Pangeran Fajar itu, Kayla berusaha mendapatkan cinta Ruben. Sayangnya bagi Ruben, Kayla tidak lebih dari pengisi kekosongan hati karena ditinggal pacarnya. Ketika Veni, pacar Ruben kembali, tentu saja Ruben memilih Veni dengan penampilan fisik yang jauh lebih memukau daripada Kayla.

Patah hati Kayla membuatnya harus pergi dari Yogyakarta. Petualangannya pun dimulai. Malang, Bali, Lombok, Makassar hingga ke Medan, tempat leluhurnya. Semuanya demi pencarian Pangeran Fajar. Berkali-kali Kayla mengalami hubungan yang membuatnya semakin dewasa dan mengerti bahwa cinta harus mendapatkan ruang untuk bertumbuh secara alami. Semakin Kayla memaksakan kehendaknya pada cinta, semakin jauh cinta itu meninggalkannya. Unsur budaya yang kuat di dalam novel ini membuat pembaca akan merasa penasaran, kemana lagi Kayla mengejar cinta dan pangeran fajar-nya.
Cinta itu ibarat labirin rasa. Semakin kamu ingin keluar, semakin jauh kamu tersesat.
Saya mengenal Eka sebagai seorang blogger dengan tulisan-tulisannya yang menarik. Kemampuannya dalam meramu kisah cinta sudah tidak saya ragukan lagi. Soal travelling, perempuan satu ini juga tidak diragukan. Saya kadang dibuat iri sama kisah-kisah perjalanannya yang hampir selalu ter-update setiap minggu.  Ketika novel perdana Eka lahir sebagai perpaduan antara kisah romance dan travelling, saya langsung tertarik ingin membacanya. Beruntung, saya mendapatkan buntelan novel ini langsung dari penulisnya.

Hanya saja ada beberapa hal yang cukup mengganggu saat saya membaca novel ini. Typo yang masih banyak bertebaran mulai dari awal hingga akhir, juga alur cerita yang terasa melompat-lompat. Misalnya pada bagian perjalanan Kayla dan Ruben di Yogyakarta. Awalnya dikisahkan mereka berdua pergi ke Kaliurang. Tiba-tiba langsung ada di Bantul setelah perjalanan dari bonbin. Di bagian lain penggunaan istilah yangti untuk Eyang Putri dan yangkung untuk Eyang Kakung juga tidak konsisten.

Saya merasakan aura Eka yang cukup kuat pada tokoh Kayla. Bukan hanya karena informasi budaya dan objek wisata dari setiap kota tempat perjalanan Kayla (yang saya yakin semuanya itu dialami sendiri oleh Eka), tetapi juga karena penggambaran Kayla sebagai gadis pejabat (peranakan Jawa Batak). Bagian dimana Kayla pergi ke Medan untuk mencari akar leluhurnya adalah favorit saya di novel ini. Saya merasakan kebingungan yang dialami Kayla berkaitan dengan tata cara panggilan kepada kerabat yang penuh aturan. Apalagi ketika sosok bang Patar muncul. Cowok batak memang punya pesona sendiri, ya Ka... :D

Overall, saya merekomendasikan novel ini untuk kamu yang menyukai kisah cinta yang ringan plus ingin mendapatkan informasi cara menikmati wisata anti-mainstream. Kalau kamu pencinta kalimat-kalimat quoteablenovel ini wajib masuk dalam koleksi kamu.

3 stars

Postingan ini diikut sertakan dalam LOMBA BOOK REVIEW (RESENSI BUKU) LABIRIN RASA berhadiah Smartfren Windows Phone Huawei Ascend W1 + paket buku dari Wahyumedia

iklan2
1 comment on "#228 Labirin Rasa"
  1. Kayla gadis ayu yang jerawatan. Labirin cinta ya...semoga menang ye :)

    ReplyDelete