~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#236 Good Fight


Judul Buku : Good Fight
Penulis : Christian Simamora
Halaman : 514
Penerbit : Gagas Media


Kalau dilihat dari urutan terbitnya, seharusnya saya membaca novel ini sebelum membaca All You Can Eat.  Tapi ga masalah juga, karena ceritanya ga nyambung kecuali Jethro, tokoh utama dalam novel ini, adalah salah satu dari 4J -- Jo (dari Pillow Talk), Jet (dariGood  Fight), Jere (dari With You) dan Jandro (dari All You Can Eat).




So... mari berkenalan dengan Jet a.k.a Jethro. Dia adalah seorang fotografer dari majalah Manner dan Mascara. Sosok bad boy -nya membuat banyak karyawati di Tiara Group (pemilik kedua majalah terkenal itu) jatuh hati padanya. Kecuali Tere, fashion stylist dari Mascara. Jet dan Tere ibaratnya kucing dan anjing yang ga bisa akur kalau bertemu. Bagi Tere, Jet adalah musuhnya yang selalu saja bersikap sinis, iseng dan menggangu dirinya. Entah mengapa setiap kali bertemu dengan Jet, Tere harus mengeluarkan senjata sarkas-nya untuk menghadapi cowok itu. Meski Tere pun harus mengakui kalau Jet memang punya pesona tersendiri. Tapi... Tere kan sudah punya Indra.

Bicara tentang Indra, hubungan Tere dengan kekasihnya itu sangat complicated. Dulu mereka sempat berpacaran, sampai hubungan mereka dilarang oleh orang tua Indra. Pasalnya Indra akan ditunangkan dengan gadis lain, yang masih keturunan keluarga keraton Solo. Indra sendiri tidak bisa melepaskan Tere, dan akhirnya menjadikan Tere sebagai kekasih gelapnya. Meski Tere merasa tidak nyaman dengan kondisi itu, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena dia masih mencintai Indra.  Hingga di suatu pesta, kekesalan Tere memuncak karena Indra tidak sempat meluangkan waktu untuknya. Jet yang ada saat itu menawarkan untuk mengantar Tere pulang, hanya untuk mendapati Tere membentak Indra via telepon. Jet meminta Tere untuk bercerita kepada dirinya, yang kemudian ditolak oleh Tere dengan alasan Jet tidak akan bisa mengerti keadaannya. Ternyata, di luar dugaan, Jet sangat mengerti karena dirinya pun berada dalam situasi yang sama. Yup, Jet adalah kekasih simpanan seorang wanita bersuami yang bernama Nadine.

Dengan perasaan senasib, hubungan antara Tere dan Jet perlahan-lahan mulai berubah. Sampai pada akhirnya keduanya saling mengakui bahwa mereka jatuh cinta satu dengan yang lainnya. Tere mendapatkan keberanian untuk meninggalkan Indra sebelum memulai hubungannya yang baru dengan Jet. Masalahnya, Jet belum meninggalkan Nadine. Parahnya lagi, Tere baru mengetahui kenyataan bahwa (lagi-lagi) dia diduakan ketika Nadine memergoki Tere dan Jet sedang berbagi shower di apartemen Jet.

Ga usah dilanjutin ya... takut spoiler :D . Yang pasti akhirnya bahagia #lhaaa... 

Yang sudah baca novel karangan CS ini pasti sudah familiar dengan gaya bercerita yang bitchy, hot dan bertabur merk ternama. Berhubung Jet dan Tere kerjanya di majalah fashion, masih wajarlah jika ada begitu banyak detail tentang siapa memakai apa. Tapi kalau deksripsi yang sama diulang-ulang sampai lebih dari empat kali yah eneg juga kali yaa.. Kayak parfum Paco Rabano SX yang dipakai oleh Jet, yang selalu membuat Tere kepayang ketika mencium campuran parfum itu dengan aroma rokok dari tubuh Jet. Untungnya merk parfum itu berhenti disebutkan di pertengahan novel ini. :mrgreen:

Mengenai karakter tokohnya, saya agak heran dengan Tere yang mengharapkan dirinya tidak diduakan oleh Jet. Sejak awal, Jet sudah bercerita kepada Tere bahwa apartemen tempat tinggalnya itu disewakan oleh Nadine untuknya. Maksud saya, kalau Jet memang sudah tidak ada hubungan dengan Nadine, masak iya Jet masih tinggal di apartemen itu. Nggak tahu ya sama Jet, tapi IMHO itu masalah harga diri dong. Trus Tere yang udah bolak balik nginap di tempat itu apa ga curiga atau apalah. Sebelum dia jadian dengan Jet, Tere menceritakan tentang keputusannya meninggalkan Indra. Kenapa Tere ga nanyain hal yang sama pada Jet, apa Nadine masih ada dalam kehidupan Jet atau gimana? Well, mungkin karena terpesonanya Tere pada Jet, dia sampai lupa akan hal itu.

Typo-nya masih banyak. Entah itu salah nyebut nama tokoh, tanda baca, kurang huruf. Tapi karena ceritanya mengalir dengan baik dari awal sampai akhir (meski sempat ngos-ngosan baca beberapa detail), saya mau ngasih tiga bintang untuk novel ini. Saya sih tentunya masih menantikan novelnya CS selanjutnya. Mau gimana lagi... it's my guilty pleasure :)

3 stars
2 comments on "#236 Good Fight"
  1. Penulisannya lebih rapi ketimbang AYCE ga sih? Aku baru baca Good Fight sedikit siih, tapi kesan yang kutangkep gitu. Kalo AYCE kan suka tiba2 pake kata ganti orang yang nggak jelas nunjukin siapa. hehe.

    ReplyDelete