~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#227 Trash


Judul Buku : Trash (Anak-Anak Pemulung)
Penulis : Andy Mulligan
Halaman : 260
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Usia Kelayakan Baca : 13 tahun


Trash adalah novel yang berwujud jurnal yang ditulis oleh beberapa orang. Tiga penulis utama adalah Raphael, Gardo dan Jun-Jun (Tikus). Ketiganya adalah anak-anak penghuni tempat pembuangan sampah Behala. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah memulung sampah, mengumpulkan sampah-sampah yang bisa dijual. Suatu waktu Raphael menemukan tas kulit yang berisi dompet, kunci, KTP seseorang bernama Jose Angelico, sebuah peta dan surat yang berisi kode rahasia. Di dalam dompet itu terdapat uang sejumlah 1100 peso. Raphael memberikan 500 peso kepada Gardo, dan 50 peso kepada Tikus. Dengan bantuan Tikus, mereka mengetahui bahwa kunci di dalam tas itu adalah kunci sebuah loker di stasiun kereta api. Ketiganya menyadari ada misteri yang harus dipecahkan.


Sementara itu ada banyak polisi yang datang ke Behala, suatu hal yang sangat jarang terjadi. Polisi itu datang mencari tas kulit hitam yang ditemukan oleh Raphael. Raphael berbohong kalau dia tidak menemukan tas itu, dan merasakan ada sesuatu yang tidak beres dibalik semua ini. Belakangan Raphael dibawa oleh polisi, disiksa dan dipaksa mengaku dimana tas tersebut. Tentu saja Raphael tidak mengaku sehingga dia dilepaskan. Sejak kejadian itu, Raphael, Gardo dan Tikus bertekad mencari tahu siapa Jose Angelico dan apa arti angka-angka di dalam suratnya itu.

Saya membaca kisah anak pemulung ini hanya dalam beberapa jam saja. Petualangan ketiga anak ini dan misteri kode buku di dalam surat itu membuat saya terpaku pada halaman-halamannya. Selain nuansa misteri, pembaca juga disuguhi fenomena sosial yang terjadi di sebuah tempat di Filipina. Ketiga anak ini tanpa sengaja terlibat dalam pengungkapan kasus korupsi oleh pejabat penting di negara itu. Korupsi benar-benar sudah berakar dalam birokrasi, sehingga setiap akan melakukan sesuatu mereka harus mengeluarkan sejumlah uang. Saya kira itulah pesan yang ingin dihadirkan oleh penulis bahwa dunia berputar di sekitar uang.
Bahwa memang ada nilai, kebaikan, dan moral; juga ada hubungan antarmanusia, rasa percaya dan cinta - dan semua itu penting. Tetapi, uang ternyata lebih penting, dan setiap saat uang banyak menetes-netes seperti air yang berharga. Sebagian orang minum banyak-banyak, sebagian lagi harus kehausan. Tanpa uang, kau melemah dan akhirnya mati. Ketiadaan uang sama seperti kekeringan,dan saat kekeringan takkan ada yang bertumbuh. Tak seorang pun menghargai air sampai mereka tinggal di tempat yang amat sangat kering, seperti Behala. Jadi, banyak orang terus menunggu datangnya hujan -- Hal. 159
Petualangan anak-anak dalam novel ini memang tidak biasa. Mereka berhadapan dengan pemerintah yang berkuasa, bahkan menghalalkan cara apapun untuk bisa bertahan hidup. Tadinya saya berpikir kisah ini bukanlah untuk anak-anak, mungkin remaja lebih tepat. Setidaknya di usia remaja, mata pembaca sudah mulai terbuka untuk kondisi sosial di sekitar mereka.

4 stars

Postingan ini diikutsertakan dalam event  Fun Year with Children Literature, dan A Reading Challenge on Mystery From 2013 TBRR Pile

5 comments on "#227 Trash"
  1. Ahhh...salah satu favorit-ku (^_^) "shock" abis selesai baca. tidak menyangka kisahnya lumayan kompleks buat bacaan anak-anak ya. Memang lebih cocok untuk remaja sampai dewasa.

    ReplyDelete
  2. Iya..para remaja itu seperti orang dewasa, terutama si Tikus (yang malah paling muda)

    ReplyDelete
  3. Since the admin of this site is working, no doubt very
    soon it will be famous, due to its quality contents.

    ReplyDelete
  4. Thanks for sharing your thoughts about indian world. Regards

    ReplyDelete
  5. I have learn some just right stuff here. Certainly
    price bookmarking for revisiting. I wonder how a lot attempt you set to
    create the sort of great informative web site.

    ReplyDelete