~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#259 The Age of Miracles


Judul Buku : The Age of Miracles (Yang Pernah Ada)
Penulis : Karen Thompson Walker
Halaman : 337
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Awalnya tidak ada yang menyadari perubahan yang terjadi hingga pengumuman itu ditayangkan di televisi. Bumi mengalami perlambatan rotasi. Normalnya satu kali rotasi bumi terjadi selama 24 jam. Saat ini ada penambahan waktu. Siang menjadi panjang, demikian juga malam. Apakah ini tanda kiamat? Ataukah akan hanya sementara?

Ternyata tidak. Putaran bumi semakin lambat dari hari ke hari. Hal ini tentu saja mempengaruhi gravitasi bumi. Manusia awalnya tidak terlalu merasakan efeknya, tetapi beberapa hewan seperti burung-burung dan ikan paus banyak yang segera terkena dampaknya yang mengarah kepada kematian. Julia, gadis berusia 11 tahun yang tinggal di California juga mengamati perubahan yang terjadi. Bukan hanya pada alam, tetapi juga mempengaruhi kondisi hubungan antar manusia termasuk kedua orang tuanya.

Ibunya adalah yang pertama kali panik menghadapi kondisi ini. Sedikit demi sedikit dia mulai menumpuk bahan makanan dan kebutuhan pokok. Sementara ayahnya tetap berusaha bersikap normal. Sebagai seorang dokter, ayahnya selalu bersikap logis dan rasional. Perbedaan inilah yang memicu keretakan dalam keluarga mereka. Julia mulai menyadarinya ketika suatu malam dia tanpa sengaja melihat ayahnya berada di rumah Sylvia, guru les piano-nya, yang ada di seberang rumah mereka. Sementara ibunya mulai mengalami penyakit semacam sindrom akibat perlambatan bumi ini. Selain keluarga, Julia juga merasakan perubahan pada sahabatnya Hanna. Hanna menjauhi dirinya tanpa sebab. Tetapi seorang pria, bernama Seth (yang sudah lama ditaksir oleh Julia) justru semakin dekat dengannya. Pemerintah sendiri menetapkan untuk tetap pada waktu biasa (24 jam), yang kemudian menimbulkan kelompok revolusi yang tidak ingin berpura-pura yang ingin beradaptasi pada waktu yang sesungguhnya.

Saya membaca buku ini selama 4 jam. Sejak membuka halaman pertama, saya tidak bisa berhenti hingga halaman akhir. Alur ceritanya semakin lama semakin lambat, sesuai dengan isi cerita dimana bumi juga makin melambat. Terlalu banyak detail yang dituliskan di dalam kisahnya. Saya penasaran cerita ini mengambil setting waktu tahun berapa dan mengapa bumi semakin melambat? Hingga akhir cerita tidak ada jawaban yang diberikan oleh penulis.

Mengenai keretakan antara ayah dan ibu Julia juga membuat saya bingung. Joel, ayah Julia, bisa jadi tidak setuju dengan sikap istrinya, Helen, yang panik dan bingung terhadap perubahan ini. Joel bahkan menyarankan agar keluarga mereka mengikuti saran pemerintah untuk tetap pada waktu 24 jam. Lalu dia selingkuh dengan Sylvia yang tidak mau ikut aturan pemerintah, tanpa alasan yang jelas. Belakangan Joel kembali pada keluarganya sementara Sylvia pergi entah kemana, juga tanpa alasan yang jelas.

Meski saya bisa bilang bahwa saya tidak dapat menikmati buku ini, tetapi deskripsi mengenai kondisi bumi yang mengalami kerusakan tergambar dengan baik. Membuat saya menjadi bersyukur dengan rotasi waktu 24 jam, meski kadang saya mengeluh 24 jam itu kurang :)

2 stars

PS. Terima kasih untuk Ren atas buntelannya  ^_^V
6 comments on "#259 The Age of Miracles"
  1. konsep ceritanya unik ya. pasti bakal lebih seru kalo ceritanya action. #eh

    ReplyDelete
  2. Aq baca buku ini nonstop tdk bisa berhenti, bacanya malam2 lagi bikin merinding ... cerita ttg 'kekuatan' alam semesta memang selalu bikin takjub (plus speechless).

    ReplyDelete
  3. waahhh...kali ini kita agak berbeda selera des :D aku suka buku ini, meski berharap tokoh utamanya bukan anak 11 tahun, mungkin 14-an lah, terlalu tua konflik yang ada soalnya...dan memang, penjelasan yang serba ngambang bikin gantung banget ya, meski buatku malah bikin cerita ini makin real :D

    ReplyDelete
  4. wah di kutub ada masanya matahari bersinar selama 24 jam penuh. em.. pengaruh rotasi bumi sih. jadi udah biasa. *kapan hari nonton di tipi

    ReplyDelete
  5. Wah bener banget Mbak Desty, awalnya saya sukaaa buku ini, memikat #halah, lama-lama jadi tambah lambat akibatnya lumayan lama juga bacanya, ga kaya Mbak yang 4 jam saja, hihi. *tosskasihbintang2*

    ReplyDelete