~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#301 The London Eye Mystery


Judul Buku : The London Eye Mystery (Misteri London Eye)
Penulis : Siobhan Dowd
Halaman : 256
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Ted Spark memiliki ketertarikan khusus pada cuaca. Selain itu dia suka mengamati apa yang ada di sekitarnya. Mulai dari perilaku ayahnya, ibunya dan kakaknya Kat. Ted bahkan menghitung berapa biji shreddies yang dia makan setiap paginya. Ternyata Ted memang anak istimewa dengan kebutuhan khusus.

Suatu hari, sepupunya Salim datang berkunjung bersama ibunya Bibi Gloria. Mereka berencana untuk pindah dari Manchester ke New York. Menurut ayahnya, kedatangan Bibi Gloria identik dengan badai topan, yang maksudnya akan ada kekacauan. Ted tidak mengerti maksud ayahnya. Yang dia tahu, dia akan berbagi kamar dengan Salim. Hal ini membuatnya khawatir. Karena Bibi Gloria dan Salim datang pada saat liburan, Ibu Ted, Ted dan Kat mengajak Bibi Gloria dan Salim untuk berwisata. Salim ingin melihat London Eye, salah satu icon terkenal di London.

Ketika tiba di London Eye, Kat, Ted dan Salim segera mengantri untuk membeli tiket, sementara ibunya dan Bibi Gloria menunggu di sebuah kedai kopi. Antrian saat itu sangat panjang. Tiba-tiba datang seorang pria menawarkan satu buah tiket gratis untuk digunakan pada pukul 11.32. Ted dan Kat memutuskan untuk mengambil tiket itu dan memberikannya pada Salim yang belum pernah naik London Eye. Sementara Salim naik ke atas London Eye, Ted dan Kat menunggu di bawah dan mengamati kapsul yang membawa Salim. Tiga puluh menit adalah waktu untuk satu putaran London Eye. Pukul 12.02 adalah jadwal untuk Salim tiba kembali di bawah. Tapi Salim tidak muncul. Dia menghilang. Apakah Salim diculik? Atau dia hilang dalam lintasan waktu?

Bibi Gloria memutuskan untuk menghubungi polisi dalam rangka mencari Salim. Ted dan Kat yang mungkin merasa bersalah juga berusaha memecahkan misteri hilangnya Salim. Mereka menyusun teori, mengumpulkan barang bukti, mengejar saksi mata, tapi Salim tetap tidak bisa ditemukan. Awalnya terlihat Kat yang dominan melakukan pencarian, sementara Ted lebih banyak berpikir dan mengamati. Namun akhirnya Ted-lah yang menemukan jawabannya.

Meski saya sempat bingung dengan jalan pemikiran Ted yang didominasi oleh cuaca, akhirnya saya menikmati proses pencarian Salim yang dilakukan oleh dua bersaudara ini. Kat dan Ted yang dalam kehidupan sehari-hari selalu memiliki pendapat yang bertentangan, akhirnya bisa bekerja sama menemukan sepupu mereka. Ted yang tidak mau berbohong, terpaksa melakukannya demi misi yang mereka jalankan. Di dalam buku ini tidak disebutkan sindrom apa yang diderita oleh Ted, hanya disebutkan dia memiliki kebutuhan khusus yang terkadang membuat keluarganya bingung untuk menghadapinya. Saya jadi teringat dengan novel Insiden Anjing di Tengah Malam yang Bikin Penasaran karya Mark Haddon, yang bercerita tentang anak berkebutuhan khusus yang juga memecahkan misteri.

Meski buku ini tokohnya didominasi oleh anak-anak, orang dewasa pun bisa menikmatinya. Saya menganggap kisah Ted dalam buku ini jenius. Hal yang sederhana namun dilewatkan oleh orang dewasa, bisa saja justru menjadi menarik di mata anak-anak. Terbukti, usia bukan halangan untuk memecahkan sebuah masalah. Yang perlu dilakukan hanyalah mengamati.

3 stars
Be First to Post Comment !
Post a Comment