Judul Buku : The Hunter
Penulis : Asa Nonami
Halaman : 536
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Seorang pria memasuki sebuah restoran ketika waktu sudah menunjukkan tengah malam. Dia memesan tempat untuk dua orang. Pelayan yang melayaninya mempersilahkan dirinya duduk di sebuah meja, lalu melayani pengunjung lain. Tiba-tiba saja, api menyulut pria tersebut dari pinggang ke atas. Semua orang terkejut, bahkan pelayan yang berada di dekatnya tidak mampu berbuat apa-apa. Kejadian itu berakhir dengan tewasnya pria itu beserta beberapa orang yang terluka akibat saling berdesakan untuk keluar dari restoran. Bukan itu saja, api yang merambat membakar hampir separuh dari gedung dimana restoran itu berada.
Takizawa adalah salah satu petugas polisi yang bertugas di tempat kejadian malam itu. Berdasarkan hasil penyelidikan, selain luka bakar ditemukan juga bekas gigitan anjing pada tubuh korban. Kesimpulan sementara adalah bahwa korban tidak melakukan bunuh diri karena sempat meminta tolong. Belum tuntas penyelidikan akan korban yang tewas akibat luka bakar tadi, seorang korban ditemukan tewas karena diserang anjing. Tim investigasi yang terdiri atas beberapa detektif segera dibentuk untuk menyingkap identitas korban, pelaku pembunuhan, dan hubungan antara kedua kasus tersebut. Dalam tim tersebut, Takizawa dipasangkan dengan detektif perempuan Takoko Otomichi.
Selain mengisahkan tentang jalannya penyelidikan, novel ini juga menyorot hubungan antara Takizawa dan Takoko. Pada dasarnya keduanya tidak saling menyukai. Takizawa yang ditinggalkan istrinya, tidak senang dipasangkan dengan detektif wanita yang menurutnya terlalu manis untuk menjadi polisi. Sementara Takoko yang juga sudah bercerai tidak menerima perlakuan sinis dari partnernya. Hanya saja sebagai yang lebih muda, Takoko masih menaruh hormat pada pria yang disebutnya "penguin kaisar" itu. Pada bagian awal hingga mencapai pertengahan buku, konflik tersembunyi antara kedua tokoh ini terasa lebih dominan dibandingkan kasus yang mereka hadapi .
Titik terang kasus yang mereka hadapi mulai terlihat jelas ketika muncul dua korban lainnya yang juga diserang oleh anjing yang sama. Hasil penyelidikan menyebutkan bahwa anjing yang membunuh korban lainnya adalah anjing serigala. Takoko yang tertarik dengan anjing mencoba melakukan penyelidikan ilmiah mengenai anjing serigala tersebut, sampai mendatangi pusat penjualan anjing serta dinas kepolisian yang melatih anjing khusus. Sementara Takizawa merasa apa yang dilakukan Takoko hanyalah buang-buang waktu.
Secara keseluruhan saya melihat bahwa penulis berusaha mengangkat dua hal dalam novel ini, yaitu betapa beratnya kehidupan seorang polisi (detektif) dan juga mengenai perilaku anjing serigala. The Hunter adalah simbol untuk kedua makhluk hidup yang berbeda ini. Seorang polisi yang bekerja mengejar pelaku pembunuhan meski harus mengorbankan banyak hal termasuk keluarga, juga seekor anjing serigala yang menunjukkan kesetiaannya mencari orang-orang yang pernah menyakiti tuannya.
Meski jalan ceritanya menarik, saya sempat dibuat tidak sabar dengan alur yang terasa lambat. Penyebutan terhadap tokoh sang detektif wanita yang kadang dipanggil Takoko kadang dipanggil Otomichi membuat saya terkadang bingung. Selain itu saya juga menyesalkan penerjemahan nama untuk si anjing serigala dari Hayate menjadi Topan. Ohya, ternyata sudah ada film adaptasi yang dibuat berdasarkan novel ini. Judulnya Howling yang dirilis oleh Korea Selatan pada tahun 2012.
Be First to Post Comment !
Post a Comment