~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#308 Temperature Rising


Judul Buku : Temperature Rising (Hasrat Membara)
Penulis : Sandra Brown
Halaman : 256
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Scout Ritland baru saja menyelesaikan pembangunan resort-nya di Pulau Parrish. Selagi menikmati sanjungan yang diberikan kepadanya pada pesta yang diadakan untuknya, dia melihat seorang gadis berbusana putih ketat yang menarik perhatiannya. Meski pernikahannya dengan tunangannya tidak lama lagi, Scout merasa tidak ada salahnya bersantai menikmati daerah itu, termasuk gadis-gadis eksotis di sana.

Scout memutuskan untuk mengikuti hasratnya. Dia mendekati gadis yang bernama Chantal duPont yang begitu menggoda. Scout hampir mendapatkan gadis itu ketika dia menyadari bahwa gadis itu kini menodongkan pistol ke perutnya. Tidak terima dengan perlakuan Chantal, Scout berusaha merebut pistol itu. Perkelahian itu berkahir dengan tertembaknya paha Scout, dan Scout pun rebah ke tanah. Chantal yang terkejut dengan tembakan yang dilakukannya, segera melanjutkan rencananya untuk membawa Scout kembali ke tempat asalnya, di sebuah lokasi terpencil. Karena membutuhkan Scout untuk rencananya, mau tidak mau Chantal harus merawat Scout hingga pulih dari lukanya.

Lantas apa yang diinginkan oleh Chantal dan kemana dia membawa Scout? Saat Scout tersadar, dirinya sudah berada di sebuah desa di kaki gunung Voix de Tennerre. Penduduk di sana tidak ada yang bisa berbahasa Inggris, hanya bisa berbahasa Perancis. Chantal bukan penduduk asli desa itu, meski dia lahir dan dibesarkan di sana. Ayahnya seorang doktor di bidang geologi dan melakukan penelitian di sana. Chantal sendiri sempat mendapatkan pendidikan hingga mencapai gelar doktor di bidang yang sama dengan ayahnya. Pengabdian Chantal untuk desanya ingin dibuktikannya dengan membangun sebuah jembatan yang kokoh agar penduduk desa itu tidak terisolir. Saat ini, lokasi itu hanya dihubungkan dengan peradaban luar oleh jembatan gantung yang hampir rusak. Dan untuk itulah Chantal menculik Scout, agar membangun sebuah jembatan untuk desa mereka.

Yup. Konfliknya hanya soal pembangunan jembatan. Ditambah bumbu hasrat Scout yang sangat besar kepada Chantal, nyaris tidak ada persoalan lainnya. Interaksi di antara kedua tokoh utama juga bisa dibilang klise. Scout yang terjebak berhari-hari dengan Chantal membuatnya semakin menginginkan Chantal. Chantal sendiri pada akhirnya tidak bisa menolak pesona Scout. Lantas, tiba-tiba saja jembatan sudah jadi, Scout harus pergi dan Chantal harus kehilangan Scout. Mungkin ekspektasi saya yang berlebihan saat melihat buku ini pertama kali, apalagi dengan gambar cover yang menggoda. Saya rasa buku ini hanya layak mendapat bintang dua dari saya.

2 stars


Be First to Post Comment !
Post a Comment