Judul Buku : In A Blue Moon
Penulis : Ilana Tan
Halaman : 320
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Penggemar lini Metropop dan kisah romansa di Indonesia pastinya tidak asing dengan nama Ilana Tan. Season Series adalah karya beliau yang mampu melejitkan namanya. Tidak heran jika hanya dalam waktu kurang dari sebulan, In A Blue Moon konon sudah masuk cetakan ke-3. Karya beliau memang selalu ditunggu. Saya beruntung bisa mendapatkannya dengan gratis lewat sebuah sayembara menulis review.
Kali ini Ilana Tan membawa pembacanya ke New York dan bertemu dengan Lucas Ford, pemilik sebuah restoran terkenal bernama Ramses. Pada bulan Desember yang dingin, Lucas dikejutkan oleh rencana gila kakeknya, Gordon Ford. Kakeknya ternyata telah menetapkan seorang gadis bernama Sophie Wilson untuk menjadi tunangannya. Jika saja Sophie Wilson bukan seseorang yang membencinya, tentu masalahnya tidak serumit ini. Di sisi lain, tentu saja Sophie tidak setuju ditunangkan dengan orang yang pernah membuat hidupnya susah di masa lalu.
Namun, Lucas akhirnya memutuskan untuk mendekati Sophie. Berbekal alasan untuk menghentikan ide-ide nekat kakeknya berikutnya, Lucas mengajak Sophie untuk mengikuti saja kemauan kakeknya itu. Padahal alasan Lucas sebenarnya adalah ingin menunjukkan pada Sophie bahwa dirinya sudah berubah. Dia bukanlah pemuda yang egois lagi. Dia ingin Sophie bisa melihat dirinya yang sekarang.
“Aku bersedia melakukan apa pun agar kau tetap berada di sisiku, bersamaku, selama kau juga menginginkan hal yang sama.”
Saya setuju dengan pendapat bahwa pria yang tidak romantis sekalipun bisa mengeluarkan kata-kata indah jika dia bertemu dengan wanita yang memikat hatinya. Lucas mungkin tidak menyadari itu pada awalnya. Namun seiring berjalannya waktu, Lucas mulai merasakan jantungnya berdebar-debar saat berada di dekat Sophie. Sementara Sophie yang tadinya sangat membenci Lucas mulai melihat bahwa pria itu bukanlah lagi Lucas yang dikenalnya dulu.
"Bahwa kau hanya gadis biasa yang berpotongan tubuh kecil dan cukup manis kalau tidak sedang memberengut. Kau tidak tinggi semampai dan tidak memiliki tampang eksotis. Benar-benar biasa. Kau mungkin tidak sempurna, tapi kau sempurna untukku."
Benci menjadi cinta. Ide cerita klasik yang tidak pernah gagal bagi saya. Saya menyukai adanya perubahan karakter pada masing-masing tokoh utama di dalam novel ini hanya karena cinta yang mereka tidak sadari kedatangannya. Lucas yang tadinya digambarkan sebagai pria yang tidak gampang terpesona oleh kecantikan wanita, bisa luluh pada seorang gadis Asia berperawakan kecil. Sementara Sophie yang sudah pernah disakiti oleh Lucas, mencoba membangun ulang kepercayaannya sedikit demi sedikit. bagian dimana Lucas dan Sophie saling bertukar pesan singkat dan saat mereka saling menelpon adalah favorit saya. Satu hal lagi yang saya sukai dari novel ini, meski berlabel Metropop dan mengambil setting di luar negeri, penuturan cerita yang manis dan "sangat sopan" membuat saya terpukau dari halaman pertama.
Meski saya masih menjumpai satu-dua typo di dalam novel ini, saya sangat menikmati membaca novel ini. Semuanya disajikan dalam porsi yang pas dan tepat. Bahkan sampulnya yang berwarna biru dengan gambar cover sebuah toko kue kecil yang hangat di tengah dinginnya salju langsung menjadi favorit saya. Pengen deh suatu saat bisa merasakan sendiri dinginnya salju. Nggak mesti ke New York seperti dalam novel ini. Pokoknya di luar Indonesia deh :D
Saat menutup buku ini dengan perasaan hangat di hati, saya jadi bertanya-tanya, apakah berikutnya akan ada sekuel lanjutan yang tokohnya berhubungan dengan novel ini? Mungkin penulisnya bisa mempertimbangkan Spencer Wilson, si dokter yang belum menemukan pasangan itu :)
*postingan ini diikutkan dalam Lucky No.15 Reading Challenge kategori Dream Destination.
5 bintang! Wajib koleksi dong ini... Hehe. ((koleksi))
ReplyDeleteWajib, kang. Hayo buruan dibaca
ReplyDeleteGa mengecewakan kayak Sunshine Beside You ya, Mbak?
ReplyDeletePInjem dooooooong :3
Ketemuan kapan ya?
ReplyDeletenanti sekalian coretngerampokcoret main aja boleh, Mba? :DD
ReplyDeletesuka deh baca review nya kakak.. selalu bikin pengen baca buku yang di-review :D
ReplyDelete