~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#372 Gloomy Gift


Judul Buku : Gloomy Gift

Penulis : Rhein Fathia

Halaman : 288

Penerbit : Bentang Pustaka

Saya jadi penasaran dengan buku ini gara-gara review seorang teman di BBI yang bilang kalau novel ini bukan novel romance biasa. Ada bumbu action-nya. Langsung deh masuk wishlist, dan begitu ada kesempatan ke toko buku, saya membelinya tanpa berpikir panjang. 


Sayangnya kebiasaan saya yang sudah-merasa-aman-kalau-punya-bukunya, membuat saya menyimpan novel ini untuk dibaca nanti saja. Sampai ada yang ngasih tahu kalau novel ini bisa buat bahan Posting Bareng bulan ini, saya bergegas membacanya. Dan saya bersyukur, saya nggak terlalu lama menunda membaca novel keren ini.

Kara baru saja bertunangan dengan Zeno, kekasihnya, ketika rumahnya diserbu oleh orang-orang yang tidak dikenal. Pesta pertunangannya dikacaukan oleh suara tembakan. Bukan itu saja, Zeno membawanya kabur dari rumah. Kara yang tidak punya pilihan lain terpaksa mengikuti Zeno. Kara pun bertanya-tanya siapa sesungguhnya tunangannya itu.

Saat mereka sedang bersembunyi di apartemen milik Zeno, Kara menerima pesan singkat dari salah seorang kliennya yang menyebutkan kalau Zeno adalah seorang pembunuh. Kecurigaan Kara semakin menguat ketika dia menemukan sepucuk senjata api di apartemen Zeno. Saat Kara berusaha meminta penjelasan dari Zeno, tiba-tiba mereka dihujani peluru dari seorang sniper. Lagi-lagi Zeno dan Kara harus melarikan diri. Kara ketakutan. Dia teringat kembali saat dia harus menyaksikan kematian ayahnya. Dalam pelarian mereka, sekali lagi Kara harus berhadapan dengan ketakutan terbesarnya. Kara yang pernah berjanji tidak mau menikahi pria dengan profesi menantang maut seperti ayahnya dahulu, kini merasakan dilema saat mengetahui Zeno ternyata juga berprofesi bermain-main dengan maut.


Adegan kejar-kejaran, tembak-menambak, misteri yang terkuak satu per satu membuat aura ketegangan pada novel ini terasa sejak halaman pertama hingga akhir. SNamun nuansa romantisnya tetap ada. Saya menyukai bagaimana Zeno menjaga Kara dengan nyawanya sendiri, tanpa meninggalkan perannya sebagai seorang pemimpin sebuah organisasi rahasia. Isu asuransi dan bisnis yang diangkat juga menambah wawasan baru bagi saya. Meskipun dugaan awal saya tentang adanya pengkhianat dalam novel ini benar, saya tidak menduga kalau pengkhianatnya adalah tokoh yang satu itu. Saya juga sempat terkecoh dengan penjepit rambut bintang orange milik Kara :)

Hanya ada satu hal yang membuat saya urung memberikan bintang sempurna untuk novel ini adalah karakter Belinda, ibunya Kara yang menurut saya terlalu sempurna. Belinda yang juga pernah mengalami trauma kehilangan suami, terlihat cukup tenang saat anaknya menghilang. Meskipun perginya dengan tunangannya sendiri, kepergian Kara dari rumah yang disertai dengan insiden tembak-menembak seharusnya membuat Belinda panik. Entah memang Belinda seorang wanita yang terlalu kuat atau dia seorang wanita yang naif.

Pada beberapa review yang saya baca sebelumnya, rata-rata meminta sekuel dari novel ini. Kalau menurut saya sih ga usah ada sekuel. Biarkan saja ending yang terbuka itu apa adanya. Tapi kalau difilmkan saya setuju :D Anyway... novel ini saya rekomendasikan buat kamu yang ingin mencari nuansa romantisme yang baru.

4 stars


Be First to Post Comment !
Post a Comment