Judul Buku : Extremely Loud & Incredibly Close
Penulis : Jonathan Safran Foer
Halaman : 430
Penerbit : Mahda Books
“Apa-apaan?”
Itu adalah judul dari bab pertama buku ini, sekaligus ekspresi saya saat membaca buku ini. Dan ekspresi itu bertahan sampai saya selesai membaca buku ini. Kalau beberapa endorsement di sampul buku ini bilang “memikat”, “mengharu biru” dan “spektakuler”, saya akan menyebutnya “ajaib”. Kenapa ajaib? Baru kali ini saya menemukan buku dengan format penulisan yang amburadul, tapi dalam arti yang baik tentunya. Saya sampai harus mengunduh buku elektroniknya untuk membuktikan bahwa isi buku ini bukan salah cetak. Bayangkan saja ada satu halaman penuh dengan huruf bertumpuk seperti printout yang rusak, atau satu bab penuh dengan coretan-coretan merah seperti pekerjaan seorang editor. Ajaib.
Lalu ceritanya sendiri seperti apa?
Oskar Schell, seorang anak berumur sembilan tahun, baru saja kehilangan ayahnya akibat peristiwa 9/11 di New York. Di hari kematian ayahnya, Oskar baru saja pulang ke apartemen mereka dan mendengarkan pesan yang ditinggalkan oleh ayahnya di mesin penjawab telepon. Ada beberapa pesan di sana. Entah kenapa Oskar malah menyembunyikan mesin penjawab itu, dan menggantikannya dengan mesin penjawab baru yang sama persis. Yang Oskar sadari adalah bahwa dia satu-satunya orang di keluarganya yang mendengar suara ayahnya sebelum meninggal, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong ayahnya.
Beberapa waktu lamanya setelah kematian ayahnya, Oskar menemukan sebuah amplop dengan tulisan “Black” di dalam vas biru milik ayahnya. Di dalam amplop itu ada sebuah kunci. Oskar meyakini kunci itu milik ayahnya. Pertanyaannya, di mana lubang kunci yang pas dengan kunci itu? Maka dimulailah pencarian “Black” di seluruh New York. Oskar yakin ayahnya menyimpan sebuah rahasia seperti yang ayahnya sering lakukan selama ini. Bisa jadi ayahnya ingin Oskar membuka rahasia itu.
Saat membaca buku ini, saya sempat berpikir Oskar adalah anak yang “aneh”. Dia menganggap dirinya adalah seorang penemu (dia sampai menyurati Stephen Hawking berkali-kali), seorang yang jenius. Ada beberapa bagian yang saya tidak pahami dalam buku ini. Mengapa Oskar selalu membuat dirinya memar? Apakah itu semacam hukuman yang dia terapkan untuk dirinya sendiri? Apa mungkin anak berumur 9 tahun dibiarkan oleh orang tuanya berkeliaran di kota New York pasca peristiwa 9/11? Dalam buku ini kita juga melihat bagaimana Oskar yang tadinya begitu dekat dengan ayahnya, sepeninggal ayahnya dia masih mencari-cari keberadaan ayahnya namun justru hal itu membuatnya dekat dengan ibunya.
Membaca bagian Oskar saja sudah membuat saya bingung, ditambah lagi bagian surat si nenek dan kakek malah bikin tambah bingung. Tapi justru karena kebingungan itu membuat saya memberikan bintang empat untuk buku ini. Aneh, kan? Jangan-jangan keanehan Oskar sudah menjangkiti saya.
Ada yang memasukkan buku ini sebagai buku klasik kontemporer. Well… sejujurnya saya tidak tahu apa kriteria sebuah buku disebut sebagai klasik kontemporer. Saya akan mengutip blog-nya Ndari tentang kategori buku ini
Buku klasik-kontemporer adalah buku yang telah dibaca banyak orang, membuka tren baru di dunia literatur dan telah menjadi klasik, tapi ditulis di jaman modern. Buku-buku ini menjadi timeless, dibaca kapanpun tetap bagus.
Extremely Loud & Incredibly Close memuat tentang trauma (baik pasca 9/11 maupun pasca perang), kekeluargaan, dan perjuangan untuk bertahan hidup. Issu seperti ini seringkali menjadi topik pembahasan literature, khususnya di Amerika. Dan saya rasa buku ini bisa memberikan pelajaran bagi kita. Tentunya dengan gaya penulisan anti mainstream, saya yakin kapanpun waktunya buku ini tetap menarik untuk dibaca. Saya sendiri jadi tertarik mengoleksi buku ini. Apalagi mengingat penerbitnya yang udah gulung tikar, buku ini pasti akan jadi buku langka.
PS. Terima kasih untuk mas Tezar yang sudah meminjamkan bukunya :)
aku sedang baca buku ini dan mumetttttttt
ReplyDeleteuntuk postingbareng ini ak repost Pulang, jadi ngeh klasik kontemporer setelah baca postingannya ndari itu, nggak melulu buku yang bercerita jamannnnnn dulu :)
wah 4 bintang, keren dong :)
ReplyDeletemasih tertimbun *nunduk
ReplyDeleteaku udah baca terjemahannya, tapi skrg pingin baca ulang versi inggrisnya mba, kayaknya lebih mengena ya? filmnya juga bagus katanya, sayang aku belum nonton...
ReplyDeletesebenarnya aku pengin banget ikut baca bareng kontemporer klasik dan setelah menyesuaikan dengan isi blog Ndari ttg posbar, aku tertarik sama 2 judul: Extremely Loud and Incredibly Close ini dan A Clockwork Orange. Beuh tapi dua2nya jauh lebih rumit daripada The Great Gatsby *ngos-ngosan* daann akhirnya mentok di awal -.-a
ReplyDeleteTapi kayaknya lain kali akan aku coba, soalnya pengen nanti setelah baca bukunya trus nonton movie adaptationnya. Hehhe.