Judul Buku : CoupL(ov)e
Penulis : Rhein Fathia
Halaman : 396
Penerbit : Bentang Pustaka
bersamamu. karena terbiasa atau mencinta?
Halya dan Raka sudah bersahabat sejak SMA. Ketika usia mereka tidak lagi muda, keduanya memutuskan untuk menikah. Bagi Raka, komitmen dan rasa nyaman satu sama lain cukup menjadi modal untuk membina rumah tangga. Dan tidak ada orang lain yang memahami dirinya selain Halya, sahabatnya. Dan bukankah mereka sudah pernah berjanji, jika umur mereka sudah 30 tahun dan belum menikah, maka mereka berdua akan menjadi sepasang suami-istri? Cinta bisa dipupuk, cinta bisa ditumbuhkan. Halya sendiri yang sudah dua kali ditinggalkan cintanya, mau menerima lamaran Raka. Dengan syarat tidak ada perubahan dalam persahabatan mereka, dan tidak ada paksaan dalam pernikahan mereka, Halya melangkah dalam mahligai rumah tangga bersama Raka.
Rasa terbiasa dan toleransi terlalu besar bagi Raka dan Halya. Hal itu juga yang membuat hubungan mereka tidak pernah naik kelas dari level persahabatan. Selain berbagi atap di bawah satu apartemen dan menjalankan kewajiban sebagai suami dan istri, tidak ada hal lain yang berubah. Halya masih merindukan Gilang, mantannya. Raka masih menjumpai Rina, yang pernah meninggalkannya dan kini datang lagi dalam kehidupannya.
Kisah sahabat yang menjadi pasangan seumur hidup memang bukan hal yang baru. Tetapi ide cerita yang diangkat dalam novel ini memang berbeda dan unik. Persahabatan antara Raka dan Halya memang seperti tidak bisa dipisahkan lagi. Keduanya seperti soulmate, saling memahami satu sama lain. Hanya saja, saya tidak setuju dengan ide memasuki rumah tangga atas dasar nyaman, namun sah-sah saja masih menyimpan cinta untuk orang lain. Masih mending kalau mereka berdua sama-sama menatap ke depan untuk rumah tangga mereka, ini malah selalu melihat ke belakang ke masa lalu. Saya jadi gemes dengan konsep rumah tangga mereka. Kemudian saya jadi berpikir kembali, bukankah setiap orang selalu ingin berada dalam zona nyaman mereka?
Pernikahan bukan hal yang mudah. Komitmen memang menjadi dasarnya, dan komunikasi adalah kunci usaha mempertahankannya. Tidak jarang orang tua dulu mengatakan, cinta bisa datang dengan sendirinya. Seperti kata Raka, Tuhan akan selalu membuat paket jodoh disertai dengan cinta. Tapi bukan berarti tidak dibutuhkan cinta untuk memulai rumah tangga. Kenyataannya ada yang butuh cinta sebagai titik awal perjalanan rumah tangga.
Selain idenya yang unik, judul novel ini membuat saya memutuskan bahwa saya harus membaca novel ini. Berasal dari kata couple dan love, dua hal yang berbeda tapi sulit dipisahkan. Sampulnya juga cantik, membuat saya memberikan nilai plus bagi novel ini.
judulnya unik, dan kayaknya isinya keren ya kak
ReplyDeleteIkutan lomba ini sekalian ;) --> http://www.rheinfathia.com/2013/05/lomba-menulis-resensi-fanfiction.html
ReplyDeleteMenurutku ini tipe buku yang walau aku nggak setuju ide ceritanya (menikah cuma dengan dasar rasa nyaman dengan sahabat) tapi aku tetap bisa menikmati membacanya. Padahal biasanya aku kalo udah gak suka sama tokoh utama or ide ceritanya pasti bukunya aku tinggalin. Cerita masa kuliahnya bikin nostalgia banget!
ReplyDelete[…] berangkat dari persahabatan, mengingatkan saya pada novel Coupl(ov)e yang pernah saya baca beberapa waktu lalu. Ide cerita yang sama, cinta yang berawal dari […]
ReplyDelete